Jaman terus berputar, kebiasaan manusia juga bergulir berubah. Tetapi soal adab dan sikap tetaplah sama, meski di jaman apapun sedang berlangsung. Hormat menghormati lebih tua, menyayangi yang lebih muda. Tetaplah relate dilakukan setiap waktu.
Setelah berumah tangga, saya pegang nasehat kakak ipar. Bahwa kalau sedih, tak usah diceritakan pada orangtua. Jangan libatkan orangtua, dalam masalah anak yang sudah dewasa. Sebesar apapun masalah, dengan pasangan (suami/ istri) dicarikan jalan keluar.
Di setiap telepon ibu
(ayah sudah almarhum), saya enggan keluh kesah (apalagi masalah
keuangan). Kami berbincang ringan, berbagi kabar kampung halaman. Saudara jauh menggelar sunatan, sungai dekat
kebun yang longsor dan seterusnya dan
seterusnya.
Beberapa kali menemui gap, pola pikir ibu yang generasi jadul. Baik soal usia menikah, definisi bekerja yang identik kerja kantoran.
Orang bekerja, menurut pikiran ibu. yang berangkat pagi hari, pulang menjelang sore hari. Berseragam rapi, lazimnya ASN atau karyawan perusahaan swasta. Ketika dulu saya resign , Ibu orang pertama yang menentang.
Petuah panjang disampaikan tanpa jeda, sebaiknya bekerja di satu tempat jangan pindah-pindah. Karena perlahan-lahan, karir menanjak seiring gaji yang semakin besar. Saya tidak setuju pendapat ibu, memilih diam tidak menjawab.
****
Saat menghadiri majelis, tausiyah ustad sangat mencerahkan. Kisah Ustad saat melamar
gadis pilihan, mendapat pertanyaan dari calon ayah mertua.
“Kamu sudah punya pekerjaan
tetap?”
“Saya tidak kerja tetap Pak, tapi saya tetap kerja.” Jawab si ustad
Entah bagaimana reaksi camer – tidak diceritakan--, yang jelas akhirnya lamaran itu diterima. Ustad telah berkeluarga, dengan buah hati beranjak besar.
Bekerja adalah fitrah, setiap manusia wajib berusaha. Kerja tetap dan tetap kerja, ada ditataran istilah. Seorang penulis, konten kreator, pencipta lagu, esensinya bekerja menghasilkan sesuatu. Layaknya guru, dosen, dokter, Polisi, Pilot, dan lain sebagainya.
Orang yang bekerja sepenuh hati, akan mengerahkan kemampuan dimiliki. Orang yang bekerja dari dan dengan hati, hasilnya berbeda dengan yang setengah-setengah.
Bekerja musti dibalut kesungguhan, menyertakan komitmen. Karena sudah saatnya, tidak membedakan antara kerja tetap dengan tetap kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA