30 Sep 2017

Lebih Dekat dengan Museum Geologi dalam Temu Netizen 7 ESDM



Reparasi Fosil di Dapur Museum Geologi-  dokpri

Bulan September, sebagai bulan bersejarah bagi Kementrian ESDM. Tersebab, pada 28 september 1945 telah terjadi peristiwa penting.

Kala itu, 72 tahun yang lalu, sekelompok pemuda, dipelopori Raden Ali Tirtisuwiryo, A.F. Lasut, R. Soenoe Soemosoesastro dan Samsoe M.Bahroem mengambil alih kantor Chisitsu Chosaso dari pihak penjajah Jepang.
Sejak saat itu kantor yang masih kental dengan nama Jepang, langsung dirubah menjadi Djawatan Tambang dan Geologi.

Mengacu pada  Kepres/ Keputusan Presiden Republik Indonesia, pada tanggal 27 September 2008, nomor 22 tahun 2008 tentang Hari jadi Pertambangan dan Energi adalah tanggal 28 September.

Dalam rangkaian menyambut Hari Pertambangan Energi ke 72, Temu Netizen di selenggarakan di Gedung Geologi Bandung. Selain melibatkan netizen dari Bandung dan Garut, duabelas netizen dari jakarta turut hadir.

Dalam sambutannya, Ibu Dian Lorinza selaku perwakilan dari Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kemen ESDM, menyampaikan “ Temu netizen 7 dalam rangka rangkaian pekan energi ke 72. Rangkaian ini dimulai dari tanggal 13 sept, diawal ada aneka lomba dan seminar diadakan Kementrian ESDM. Bapak mentri ESDM juga melakukan ziarah ke makam A.F Lazut, salah satu tokoh penyelamat berkas berkas ESDM. Pada 26-27  Sepetember di JW Marriot Hotel ada seminar dan pameran tetang listrik minerba dan ESDM, puncaknya pada  tanggal 28 September akan diadakan upacara, dilanjutkan acara kebersamaan seluruh sektor ESDM.”

Kali pertama menginjakkan kaki di Museum Geologi, sepanjang penglihatan arsitektur Belanda masih sangat terasa kental. Tembok tebal bercat putih menjulang tinggi, dibalut ubin khas jaman dulu tampak dari warna, ukuran sampai motifnya. 
Museum Geologi dari depan -dokpri

Beberapa bagian menonjolkan masih bebatuan, sungguh merepresentasikan masa lampau. Langit langit dan kusen khas, masih terkesan kokoh tak lekang dimakan usaia.
Membuka Temu Netizen 7 ESDM, netizen diajak mengenal lebih dekat dengan koleksi museum Geologi.

Memasuki dapur museum Geologi, terlihat sebuah fosil ditemukan di daerah Tangerang. Fosil yang diperkirakan berasal dari sekitar 2000 sampai 4000 tahun yang lalu, menilik jenis artefak berasal dari jusper.

Artefak pada masa Neolitik digunakan sebagai mata panah, selain itu terdapat kapak genggam di masa mesolitikum, meskipun dari sisi bentuk mulai rapi tapi wujudnya belum sempurna.

Museum Geologi Bandung, memiliki koleksi mata panah yang masterpiecenya hanya ada di Indonesia dan Swedia. Semua koleksi di museum Geologi, adalah koleksi yang mempunyai nilai untuk pengetahuan ilmiah.

Masa fosil terbagi menjadi Arkeologi sekitar 4-5 miliar tahun lalu, Paleozoikum 542 juta- 251 juta tahun yang lalu terbagi enam periode (kambium, Silur, Devon, Karbon dan Perm).

Mesozoikum masa selang waktu geologi, antara 252 - 66 juta tahun yang lalu saat keberadaan Dinosaurus punah.  Berlanjut pada masa geologi Kenozoikum, yaitu masa 65 juta tahun yang lalu sampai sekarang.

Manusia sendiri baru ada sekitar 10 ribu tahun, saat masa geologi dan alam lebih stabil. Saya tidak bisa membayangkan, kalau manusia hidup pada masa Paleozoikum, bisa-bisa keluar rumah terinjak Dinosaurus- hehehe.
Penyambungan fosil Babi Rusa -dokpri
Koleksi yang teridentifikasi di meseum Geologi, bisa dari membeli, hasil penilitian, sumbangan masyarakat, imbal jasa, bahkan bisa dari hasil sitaan.
Kalau ada masyarakat yang dengan sukarela menyerahkan, setelah fosil terverifikasi akan dibuatkan berita acara nama si penemu akan tercantum di label. Kalau ada masyarakat berniat memperjualbelikan, bisa terjerat saksi dan terkena undang undang.
Perlu masyarakat menyadari, bahwa keberadaan museum Geologi paling substansial  adalah milik masyarakat sendiri. Jadi peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan, demi keberlangsungan ilmu pengetahuan.
Fosil gading gajah -dokpri

Beberapa koleksi Museum Geologi -dokpri
Bagaimana mekanisme sebuah fosil di Museum Geologi?
Setiap fosil yang diterima pihak muesum, akan diteliti sampai ditemukan keabsahannya. Setelah layak sebagai koleksi, selanjutnya diberi nomor regritastasi dan nomor invetarisasi.
Kalau fosil dalam kondisi remuk, maka akan  dibawa ruang reparasi. Kemudian dibersihkan dan disambung, sehingga secara anatomi benar.
Proses di dapur geologi benar-benar rumit,  sebuah pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan waktu yang lama.
Saya melihat sebuah Fosil babi rusa, secara endemik berasal dari sulawesi lembah kolase. Kepala yang sedang dikerjakan memerlukan biaya tinggi, material digunakan import agar kualitas tahan lama.

Beruntung, secara alami fosil sudah terjadi pengawetan. Sehingga secara sistem penyimpanan, fosil tidak terlalu rentan kedap suhu. Kalau sudah terjadi fosiliasi,  museum menggunakan metode pemetaan usia fosil.
Acara mengunjungi dapur museum ditahan dulu, akan dilanjutkan pada malam hari. Netizen akan tour museum, untuk melihat lebih dekat koleksi museum Geologi Bandung.
Kalau kalian ingin ke Museum Geologi, silakan lho ke jalan Diponegoro 57 Bandung.

2 komentar:

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA