8 Feb 2017

[Launching Buku] Telah Kupilih Jalan Hidupku yang Baru untuk Jakarta

Suasana Launching Buku AHY -dokpri
Mungkin anda pernah membaca atau mendengar, sebuah quote pernah diungkapkan penulis ternama alm Pramoedya. “Orang boleh pintar setinggi langit, tapi selama tidak ditulis maka akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah”.
Saya yakin setiap orang memiliki jalan hidup, akan menarik apabila direkam dalam bentuk tulisan. Apalagi bagi orang yang sudah dikenal masyarakat, kisah hidupnya menarik minat masyarakat mengetahui.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), nama yang tidak asing di tengah masyarakat luas. Dalam kesibukan yang segudang, ternyata masih menyempatkan diri menulis. Menulis yang bermanfaat untuk warga Jakarta, tentang apa yang dilihat dan dirasakan.  
Selama kurang lebih tiga bulan, bertemu warga dari berbagai sudut kota Jakarta. Semua dilakukan dengan penuh semangat, melintasi terik panas atau lebatnya hujan demi mendengarkan aspirasi warga. Banyak kejadian menarik dialami, bisa dikisahkan ulang dalam bentuk buku.
Sebagai calon Gubernur, AHY ingin memberi harapan baru dengan semangat perubahan Jakarta bisa lebih  baik. Semangat perubahan menjadi cara mengajak warga Jakarta, bisa mengambil bagian dari perubahan tersebut.
Telah Kupilih Jalan Hidupku yang Baru untuk Jakarta”, menjadi judul yang dipilih untuk buku yang ditulis AHY. Buku dengan cover foto penulisnya, berisi hal hal yang mungkin belum diketahui oleh masyarakat luas.
Seperti saya dan anda ketahui,  AHY telah mengambil keputusan besar dalam perjalanan hidupnya. Berpindah haluan dari karir militer yang 16 tahun dibangun, dengan memutuskan jalan pengabdian di bidang politik. Tak dipungkiri, latar belakang pendidikan kemiliteran akan mempengaruhi segala sikap dan tindakan.
Buku setebal 281 halaman ini, terdiri dari 24 Chapter ditulis dengan gaya bertutur mengalir seperti aliran air.
Chapter satu “Menjadi Jendral adalah Mimpi Setiap Taruna”, mimpi ini adalah sebuah keniscayaan.  Namun jalan hidup ditempuh AHY, mengambil pilihan tersulit yaitu keluar dari dunia kemiliteran.
Banyak orang memprediksi, bahwa AHY akan memiliki karir cemerlang di masa mendatang. Namun bagi AHY setiap pilihan hanya “One Way Ticket”, artinya tidak ada ticket kembali.
Chapter kedua “Pengabdianku di Dunia Militer”, mengisahkan pengabdian selama bertugas di dunia militer. Ketika menjalankan tugas baik di dalam atau luar negeri, termasuk menjadi bagian dari pasukan perdamaian dunia.
Chapter ketiga “Setiap Masa Ada Pemimpinnya”, diakui bahwa sejarah menorehkan nama AHY menjadi salah satu alternatif pemimpin saat ini. Secara runut diuraikan, bagaimana AHY keluar dari militer dan reaksi orang di sekitarnya. Sebagai pembaca saya merasakan, rasa haru pada ibunda Ani Yudhoyono dan kesetiaan sang istri.
Kemudian pada Chapter keempat “Hembasan Badai Pada Hari Pertama”, menggambarkan gejolak dihadapi setelah AHY berpindah haluan ke dunia politik. Sesaat setelah mendatangi KPUD Jakarta untuk pencalonan sebagai Gubernur, ada yang anggapan AHY sebagai anak ingusan. Banyak cibiran dilamatkan pada AHY, tak jarang diungkapkan dengan kalimat kasar baik langsung atau sindiran. Semua dihadapi dengan lapang dada, AHY menganggap semua adalah cara orang mengekspresikan rasa sayang padanya.
Banyak bangsa di dunia melahirkan generasi muda, yang mempengaruhi sejarah bagi negerinya. Muda bukan berarti miskin pengalaman, justru yang muda yang berkarya akan membawa perubahan.
Chapter 5 "Menjadi Kuda Hitam" -dokpri
Chapter lima “Menjadi Kuda Hitam”,  pentingnya memiliki semangat underdog. Orang yang tidak diperhitungkan, namun justru yang meraih kemenangan. Pada Chapter keenam “Semangat Harus Bisa”, diteruskan chapter ketujuh berjudul “Gerilya si Kecil Melawan si Besar”.
Taktik Panglima Besar Jendral Sudirman memilih jalan gerilya, rupanya mengisnpirasi AHY. Bahwa dengan segala keterbatasan logistik, ternyata bisa dikalahkan dengan semangat yang besar.
Chapter ketujuh berkelanjutan dengan chapter ke delapan, yaitu “Gaya Baru kampanye Pilkada”. Chapter sembilan “Learning by doing”, ini sebagai pengakuan bahwa AHY adalah pekerja keras dan pembelajar cepat.
AHY tidak pernah malu bertanya dan mencatat, bahkan saat AHY bisa menjelaskan secara terstruktur dibilang orang sebagai penghapal. Walaupun seorang penghapal sekalipun, sangat dibutuhkan memori yang baik. AHY tetap punya kekhasan sendiri, meski secara DNA ada kesamaan dengan Pak SBY sang ayahanda.
Chapter ke sepuluh “Politik Akal Sehat ; Lentur dalam Strategi dan Teguh dalam Prisip”, kekuatan dalam memegang prinsip sesuai karakter, diyakini akan meraih harapan yang dicanangkan.
-0o0-
Selain sepuluh chapter diuraikan, masih ada chapter sebelas sampai duapuluh empat. Satu chapter ke chapter berikutnya berkaitan, gaya tulisan mengajak pembaca seperti mengikuti aliran air.
Bahwa setiap perjuangan butuh pengorbanan, hal ini tengah dilakukan AHY. Tantangan yang datang dan tidak masuk akal,  justru menjadi batu asah menapaki lahan perjuangan. Musuh dalam dunia politik sangat tidak jelas, hari ini menjadi kawan esok bisa menjadi lawan.
Namun dengan tantangan yang dihadapai, AHY belajar untuk memperbaiki diri setiap hari.
Ada kalimat bisa menjadi bahan renungan,  pada Epilog di halaman menjelang akhir buku AHY.
AHY bersama istri -dokpri
Kita tidak pernah tahu kapan harus mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Sejarah mengajarkan tentang orang- orang yang menjadi besar karena berani mengambil keputusan yang besar dengan segala resikonya. Saya sudah berani mengambil keputusan yang besar dalam hidup saya dan tidak mungkin saya kembali lagi”.
Perjuangan menjadi gubernur Jakarta bukanlah hasrat untuk meraih kekuasaan, tetapi semata-mata merupakan panggilan jiwa untuk membela, memajukan dan menyejahterakan seluruh rakyat Jakarta”.

Bagi anda yang mulai penasaran, silakan mendatangi toko buku terdekat. Bisa menyerap inspirasi dari buku terbitan Expose, “Agus Harimurti Yudhoyono, Telah Kupilih Jalan Hidupku yang Baru untuk Jakarta”. 
AHY sedang memberi tanda tangan untuk bukunya -dokpri

4 komentar:

  1. Terharu baca prolog awal buku ini, pergolakan batin ketika ia harus mengambil keputusan besar

    BalasHapus
  2. AKu bacanya belum selesai tapi pas bagian awal bikin aku kaya kebawa di dalamnya hehe

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA