11 Sep 2015

Perjalanan Dilmah "Real High Tea Challenge" [Dalam Rangkuman]


Dilmah RHTC (dokpri)

Bergabung di komunitas Indonesian Food Blogger, menjadi muasal pertemuan dengan Dilmah. Melalui mas Arie yang memasang pengumuman di group, tanpa menunda waktu segera menyatakan ikut. Saya sendiri masih meraba-raba, ketika mendengar "Real High Tea Challenge Cafes Restaurants Indonesia" (RHTC). Bayangan langsung tertuju, pada acara televisi tentang kompetisi cheff.
Jumat 21/8'15
Segenap pertanyaan mendapat jawaban, ketika hadir pada "Media Gathering & Tehnical Briefing". Bertempat di A.D.A Building lantai dua,  blogger mendapat penjelasan dari Pak Daniel. Mewakili PT David Roy Indonesia (Dilmah Indonesia), beliau terkesan akrab dan dekat. Prasangka saya terbukti benar, saat mengikuti visit bersama team Dilmah.

Dilmah "Real High Tea Challenge Restaurants & Cafes" [Catatan 2]


Dilmah Tea (dokpri)
Kota besar di Indonesia mulai marak berdiri cafe dan restaurant, selain sebagai tempat bersosialisasi berpotensi menumbuhkan budaya nge-teh. Memang bukan upaya yang mudah, tapi kalau tidak dirintis dari sekarang kapan lagi.
Afternoon tea memberi dampak positif, dalam menumbuhkembangkan industri kreatif. Karena secangkir teh bisa pairing , dengan cake, burger atau snack yang bahannya dipadu dengan teh. Seiring dibuka perdagangan bebas lintas negara, dalam ajang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Konon industri kreatiflah yang diprediksi sanggup, bersaing dan dihandalkan menghadapi persaingan di MEA.

10 Sep 2015

Dilmah "Real High Tea Challenge Restaurants & Cafes" [Catatan 1]


Display Teh Dilmah (dokpri)

Teh sudah menjadi gaya hidup kaum urban,  sekaligus memperkokoh jati diri serta status sosial. Maka tak mengherankan di cafe/resto bergengsi, mulai serius menyajikan  teh oleh Proffesional Cheff. Kalau di Jepang ada upacara khusus minum teh, tak mustahil di Indonesia kelak ada kegiatan serupa.
Merril J Fernando pendiri Dilmah merasa, acara High Tea sudah kehilangan keasliannya,  kreatifitas dan yang terpenting konektivitas dengan teh itu sendiri. Dilmah memperkenalkan kembali teh kepada generasi baru, dengan cara yang lebih inovatif dan menarik. Bukan sekedar untuk kesehatan  atau mempererat hubungan, tapi teh dapat menawarkan kemewahan sekaligus berpadu dengan seni gastronomi.