Tampilkan postingan dengan label sosial. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sosial. Tampilkan semua postingan

9 Feb 2016

Teori Marketing dalam Berdonasi [Klik & Share]


Donasi dengan cara Klik & Share (dokpri)
Saya berlatar belakang marketing iklan, kerap menerapkan strategi dan relatif menampakkan hasil. Kala itu kami memberi nama, strategi "tebar jala" atau "tanam jagung" (bisa saja marketing lain menamai dengan istilah beda).
Intinya begini!
Saat ingin mendapatkan iklan, seorang marketing sebaiknya mengirim penawaran ke sebanyak-banyaknya calon pemasang iklan. Karena dengan banyak penawaran dikirim, kemungkinan mendapatkan order semakin besar.
Ibaratnya, kalau seorang marketing hanya menanam 5 butir jagung/penawaran. Maka ketika tiga butir ditotol ayam dan dua butir tidak tumbuh, maka punah sudah harapan mendapat order. Tapi ketika seratus butir jagung yang di tanam, kemudian lima atau sepuluh butir ditotol ayam. Tak perlu kawatir kawan,  masih ada kemungkinan dari sembilan puluh butir jagung sisanya.
Nah, berdonasipun juga bisa menerapkan strategi "tanam jagung" lho. Caranya mudah, tanpa merogoh kocek Sendiri. Tapi kalau secara pribadi ingin berdonasi, tentu tak masalah.  
Hanya dengan Klik & Share ke medsos anda masing-masing, maka memungkinkan tingkat keterbacaan semakin tinggi. Kalau saja berhasil meraih (misal) 10.000 pembaca, tentu (insyaallah) memperbesar kemungkinan dermawan membaca dan tergerak hati.
00oo00
Saat ini Master atawa masjid Terminal di Depok, sedang giat-giatnya membenahi gedung serta fasilitasnya. Bertekad memberi pendidikan gratis, bagi anak jalanan, pedagang asongan dan kaum papa. Kesempatan emas berderma terbuka, tentu dengan cara masing-masing. Membutuhkan ongkos yang pasti tidak sedikit, terasa berat apabila ditanggung sendiri.
Sejauh ini Master sudah mengantar langkah  Dzulfikar Akbar (Dodo), pengamen ini sedang berkuliah di FE UI jurusan Ekonomi Syariah. Masih banyak "Dodo- Dodo" yang lain, membutuhkan uluran tangan kita.
Yuk berkontribusi, dengan Klik https://ktbs.in/ecwal  , lalu sebarkan ke medsos anda.
Kita tak akan pernah tahu, dari klik siapa berhasil mengetuk nubari orang berhati malaikat di luar sana. (salam)





3 Feb 2016

Donasi Networking Ala Blogger, Tanpa Merogoh Kocek


Master atau Masjid Terminal
Manusia memiliki dua kecenderungan, yaitu antara baik dan tidak baik. Saya pernah membaca tulisan Cak Nun, dalam buku beliau "Seribu Masjid Satu Jumlahnya". Satu artikel di buku tersebut cukup menarik, mengulas dua kecenderungan manusia tersebut.
Intinya begini, bahwa setiap manusia tidak akan bisa membungkus dirinya dengan keburukan total. Kemudian sang budayawan memberi analogi, yang cukup menarik dan masuk akal. Bahwa seorang pencuri kelas kakap sekalipun, ketika di rumah memberi belanja istri pun saat anak merengek diraih uang untuk sang buah hati. Pada titik inilah, sejatinya kebaikan itu muncul.
Apalagi KITA !
Yang secara reflek, cepat tersentuh rasa empati dan kepedulian sesama. Selalu memelihara pikiran sehat, mempersembahkan terbaik untuk bekal di alam baqa.
Ada cara donasi unik kawan's, tanpa merogoh kocek sendiri. Caranya mudah, cukup klik kemudian share ke medsos. Apalagi setahu saya, follower blogger biasanya ribuan kan. Kalaupun belum no problem, tetap lakukan jangan menunda kebaikan.
KLIK https://ktbs.in/ecwal  ya Kawan's dan SEBARKAN !
Donasi yang kita sedang upayakan, adalah untuk Master atau Masjid Terminal di Depok. Master  bekerja demi menyediakan ruang kelas, dan sekolah gratis untuk lebih banyak anak jalanan. Puluhan pengamen, pedagang asongan, anak jalanan, diajak bersekolah usai mereka bekerja. Kiprahnya sudah terbukti, Dzulfikar Akbar (Dado) satu anak jalanan berhasil menamatkan FE UI  jurusan Ekonomi Syariah.
Yuk bantu anak yang lain agar seperti dado, untuk mengejar cita-cita dan merubah hidupnya di masa mendatang. (salam)

 





22 Sep 2015

Perempuan dalam 3 Pilar Indosat


Penandatanganan kerjasama Indosat dan YKPI - Dokumen Pribadi
Senin 21/9'15 terbuka wawasan baru saya, "Kanker terbanyak yang diderita saat ini adalah Kanker Payudara dan kanker ini adalah pembunuh nomor satu di Indonesia" ujar Ibu Linda A.Gumelar.
Kanker Payudara disebut sebagai Silent Killer, lanjut ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI). Kepedulian Linda A. Gumelar terhadap penderita Breast Cancer, berangkat dari pengalaman pribadi puluhan tahun silam.
Siang itu hadir juga bintang film legendaris, Rima Melati berkisah bagaimana ringkihnya mental Penderita breast Cancer. Yang paling utama adalah pendampingan, musti dengan tekun dilakukan oleh orang terdekat. Beruntung Ibu Linda A. Gumelar, dan Ibu Rima Melati mampu melewati masa sulit dan dinyatakan sembuh oleh dokter.
"Jangan sampai stress dan perasaan harus happy"ucap Rima Melati sedikit terharu "suami saya (alm) Frans Tumbuan adalah belahan jiwa yang mendampingi melampaui masa sulit itu"
Indosat menyadari pentingnya peran ibu (perempuan), sebagai soko guru dari setiap keluarga. Hanya ibulah yang memiliki ASI ekslusive bagi bayinya, sebagai pembentuk generasai tunas masa depan. Anak-anak yang tumbuh dengan sehat, sebagai muasal anak-anak yang akan berprestasi dan menjadi pribadi unggul.
"3 Pilar yang menjadi concern Indosat adalah, Pendidikan, Kesehatan dan Pemberdayaan Perempuan" tegas Presiden Director & CEO Indosat Alexander Rusli.
Komitment Indosat dalam memberi manfaat bagi kesehatan masyarakat dan pemberdayaan perempuan, yaitu dengan meluncurkan mobil klinik yang dilengkapi USG untuk ibu Hamil dan program INSPERA (Inspirasi Perempuan Indonesia) yakni program pendanaan usaha mikro perempuan dan pelatihan kewirausahaan.
Bentuk dukungan yang diberikan Indosat untuk YKPI, dengan meluncurkan Kartu Perdana Mentari edisi khusus Breast Cancer Awarness dengan konten Aplikasi Pita Pink. Aplikasi Pita Pink adalah aplikasi berisi informasi untuk mengetahui semua tentang kanker payudara, mulai dari pencegahan, pengobatan, mendeteksi sejak dini kanker payudara, informasi rumah sakit spesialis dan klinik hingga tips menjaga kesehatan tubuh untuk menghindri kanker payudara.
-0-o-0-
Dok.Pribadi
Aplikasi Pita Pink dapat diunduh oleh pelanggan Indosat, melalui Google Play Store berbasis android. Aplikasi ini resmi diluncurkan pada 1 November 2015, bertepatan dengan puncak acara memperingati Gerakan kesadaran Kanker Payudara di Indonesia, yaitu program Fun Running Indosat Mentari- Sketchers Pink Ribbon Go Run- Go Walk.
Aplikasi Pita Pink sebagai upaya, untuk melakukan jemput bola menyeluruh terhadap masyarakat. Selama ini Kanker Payudara masih diangap sumir, sebagai penyakit terlaknat atau kutukan. Maka tak mengherankan orang yang terdeteksi, menutup rapat tak ingin memberitahu pada siapapun. Aplikasi dari Indosat bisa menjadi pintu pencerahan, agar masyarakat paham tentang Breast Cancer. Sekaligus bisa paham tentang gejala, juga bisa melakukan tindakan pencegahan. Tak bisa dipungkiri, datangnya penyakit ada kaitannya dengan gaya hidup.
"Padahal semakin diatasi lebih dini, maka prosentase sembuh lebih besar" lanjut Ibu Linda A. Gumelar.
YKPI yang berdiri pada 2003, sebelumnya adalah Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ). Perubahan huruf terakhir J (Jakarta) menjadi I (Indonesia), sebagai upaya untuk menjangkau seluruh daerah bahkan pelosok. Hal ini sejalan dengan visi YKPI, "menuju Indonesia bebas Kanker Payudara Stadium lanjut".

15 Sep 2015

Pendar Cinta dari Pelosok Tabanan


SOS Childern's Villages Bali (dokpri)

Setitik cahaya meski hanya setitik, niscaya akan terdeteksi dalam ruangan pekat. Sebentuk  cinta kasih meski hanya dari sebentuk hati, tak kuasa jua untuk tak terungkap. 
Kehidupan berlaku sejalan dengan titah-NYA, tak mengingkari pun tak diingkari. Semesta berlaku asih dan kasih, pada seluruh makhluk ciptaan-NYA. Hanya dengan nafsu semua ternodai, hanya dengan cinta semua tersemai. Hukum alam menetapkan akibat bagi yang berbuat, tanpa memandang apa atau siapa.

1 Mei 2014

Lentera di Pelosok Desa (brondong jagung)

Tak semua anak muda bersedia hidup di pelosok desa jauh dari keramaian, namun hal itu tak berlaku bagi Jarno lelaki 39 th. Ketika sebagian besar  para lulusan SMA  merantau ke kota besar lelaki murah senyum ini memilih bekerja di tanah kelahirannya Tulungagung Jawa Timur. Pada tahun 1992 Jarno muda bekerja di sebuah pabrik makanan ringan yang memproduksi brondong jagung dan Jipang, siapa sangka langkah yang diambil ini menjadi cikal bakal keberhasilannya dikemudian hari. Selama 18 tahun bekerja dipelajari seluk beluk dunia makanan ringan mulai dari pembelian bahan produksi sampai pemasaran. Tepat di tahun 2008 lelaki beranak satu ini berhenti dari tempat bekerja, mulai merintis usahanya di desa kecil tempat kelahiran istrinya tepatnya di desa Panekan kab Magetan.
Jagung  sebagai bahan baku pembuatan brondong sangat mudah didapat di daerah Jawa Timur, sementara beras sebagai bahan jipang juga sangat mudah didapat  Makanan ringan yang di bandrol dengan Rp 500,- perbungkus ini dirintis dari sebuah dapur kecil di rumahnya, bersama istrinya. Jarno memproduksi sekaligus memasarkan sendiri. Pola kerja yang diterapkan sehari produksi sehari memasarkan, segala peluh dan rintangan dijalani dengan ketekunan. modal awal  tabungan sebesar Rp 2 juta dibumbui semangat pantang menyerah perlahan tapi pasti masa sulit sampai juga di ujung.
Segala situasi dilalui pasangan suami istri ini, menghadapi ulah agen atau reseller  yang bermacam sifat. Sistem titip barang bayar belakang dimanfaatkan reseller “nakal” untuk mengelak membayar padahal brondong jagung dan bipang sudah laku. Alasan yang dikemukakanpun bervariasi, yang jamak didengar uangnya habis sudah dipakai untuk kulakan. Alhasil yang diterima hanya janji akan dibayar besok yang dijadikan “jurus andalan” reseller nakal, harapan tinggal harapan tagihan tetap tak dibayar sesuai janji. Tampak senyum getir yang terbersit ketika Jarno bercerita tentang suka duka yang dialami.
Banyaknya makanan sejenis yang beredar di pasaran menuntut Jarno dan istri memutar otak, dipilih jagung dan beras kualitas memadai sehingga menghasilkan brondong dan jipang yang enak, kemudian kemasan diperhatikan agar tidak cepat mlempem. System pemasaranpun dirubah menjadi beli putus, istilahnya “ada uang ada barang”, untuk memancing semangat agen belanja disediakan hadiah berupa gelas atau piring untuk pembelanjaan kelipatan tertentu.

Hasil dari ketekunan dan mencermati mekanisme pasar pada tahun 2010 usaha Jarno mulai berkembang. Usaha rumahan yang dimulai dari dapur kecilnya kini sudah bisa pindah ke tempat yang lebih memadai, ia mampu beli sebuah rumah sebagai pusat usaha brondong jagung dan jipang.
Dengan system swakarya 12 tenaga ibu-ibu tetangga difungsikan di bagian pengemasan dan 6 anak muda di bagian produksi dibantu 10 tenaga pemasaran. Kini produk buatannya merambah pasar di Panekan sendiri, Magetan, Plaosan, Ngawi, bahkan sampai Cepu Jawa tengah. Meskipun sudah mulai berkembang dan memiliki karyawan, lelaki rendah hati ini tetap menganggap usahanya adalah usaha rumahan bukan pabrik. Efek domino yang dirasakan warga sekitar adalah ibu-ibu dan pemuda di desa Panekan bisa mendapatkan penghasilan rata rata 900 ribu/ bulan, bahkan bisa lebih apabila musim hujan tiba hal ini dikarenakan produksinya bertambah akibat naiknya permintaan.
Dari perputaran usaha makanan ringan yang dirintisnya dari Nol kini setiap bulan bisa meraup omset rata rata di atas 100 juta.
Jarno bagai lentera di desa terpencil itu,  berkat usahanya maka anak-anak muda lulusan SD, SMP tidak lagi menjadi TKW/ TKI ke Hongkong atau Arab kini memilih tinggal di Panekan, satu langkah kecil yang disertai semangat yang luar biasa ini tanpa disadari bisa menjadi penggerak roda pereknomian. Satu yang menjadi pegangan Jarno adalah sebuah hadist Khairunnas anfa uhum linnas “sebaik manusia adalah yang bermanfaat”, ditanya tentang pengembangan usahanya lelaki sederhana ini berujar “ yang ada ini saja dilakukan dengan sungguh sungguh, kalaupun akhirnya bisa berkembang itu adalah “bonus” dari Gusti Alloh”.
Apa yang dilakukan Jarno selaras dengan program dari #Dompet Dhuafa www.dompetdhuafa.org , Andai saja Jarno- jarno lain bercokol di setiap pelosok desa terpencil di negri tercinta ini, #IndonesiaMoveOn www.dompetdhuafa.org bukan lagi sekedar angan. Insyaalloh aminnn….