Tampilkan postingan dengan label mukernasPKB. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label mukernasPKB. Tampilkan semua postingan

6 Feb 2016

Blogger Hadir di Mukernas PKB [Reportase 2]


Backdropt Mukernas PKB (dokpri)
Penjagaan super ketat mulai terasa, ketika Presiden dan Wakil Presiden menuju arena Mukernas PKB. Mendadak ruangan Planery Hall JCC disterilkan, semua orang yang ada di dalamnya harus meninggalkan ruangan. Setelah berada di luar, perlu menunggu beberapa waktu kembali masuk. Metal detektor dan Xray sudah disiapkan, sebagai satu-satunya pintu masuk.
Tak pelak antrean undangan mengular panjang, satu persatu melewati pintu khusus tas dan bawaan wajib melewati pendeteksi. Saya dan dua rekan blogger, memilih agak lambat antre. Kami mengisi waktu, dengan mengambil gambar dan membuat draft artikel sebelum publish di blog.
Begitu antrean mulai merenggang, saya dan rekan blogger mengambil tempat antre. Tak sampai limabelas menit, kami melewati pintu khusus tersebut memasuki arena Mukernas PKB. Lagu- lagu berbahasa Arab menggema, dari panggung di sudut lokasi. Setahu saya lagu Magadir, yang lumayan familiar di telinga.
Pengamanan ternyata berlapis, masih ada satu lagi metal detektor dan Xray harus dilalui. Sementara garis pembatas bertulis paspamres, penanda kami tak bisa melewati seenaknya.
Metal Detektor (dokpri)
Pukul 19.00
Saya memasuki ruangan utama JCC, tempat diselenggarakan pembukaan Mukernas PKB. Tribun bagian atas sudah penuh kader PKB, saya dan dua rekan blogger ikut bergabung di tempat media. Lampu sorot berkelebat-kelebat, membuat ruangan terlihat semakin semarak. Bendera merah putih kecil, disediakan panitia saat dipintu masuk menjadi benda yang kerap diacungkan.
Penyanyi Reza Herlambang, mengisi panggung dengan lagu Dealova dan panas Asmara. Dua lagu beda genre, ternyata mampu membuat suasana semakin semangat. Beberapa undangan berusia muda, tampak mengikuti syair dari lagu yang didengar. Wajah sang penyanyi, jelas bisa disaksikan melalui wall screen pada latar panggung.
Usai penampilan Reza, dua pembawa acara mengisi panggung. Adalah dua nama artis terkenal, Anya Dwinov dan Tommy Kurniawan mengawal pembukaan Mukernas PKB. Beberapa saat kemudian, tampak di layar monitor besar. Presiden dan Wakil Presiden tiba di lokasi, seluruh undangan berdiri.
Tak butuh waktu lama orang nomor satu dan dua di Republik masuk, duduk di kursi VVIP. Acara dilanjutkan, dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Menyusul pembacaan kalam Illahi, oleh Hj Rabi'ah Al Adawiyah (seperti nama seorang sufi ya). Lantunan Sholawat menggema, diikuti seluruh hadirin yang hadir.
Menyanyikan Lagu Indonesia Raya (dokpri)
Ibu Ida fauziyah, selaku Ketua Panitia Mukernas PKB. Naik ke tasa panggung utama, menyampaikan sambutannya.
"Mukernas didedikasikan, untuk menjawab persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia. PKB sebagai bagian dari nafas Indonesia, mendengar dan merasakan denyut nadi rakyat. Ketika menatap kedepan, tantangan terurai dengan gamblang betapa bangsa ini sedang dan akan berhadapan dengan persaingan global tanpa batas." Ujar Ida Fauziyah " salah satu syarat kesuksesan bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi persaingan, adalah kekompakkan, seiya sekata, saling percaya, saling membantu, kerjasama, gotong royong, bersatu padu menuju satu tujuan bangsa yang besar, kuat, sejajar dengan bangsa maju di dunia"
Saya merinding mendengar sambutan ketua panitia, begitu elegan namun menohok pada substansi permasalahan. Pada kalimat -Kerjasama, bersatu padu, gotong royong-, saya jadi melihat kenyataan terjadi pada bangsa ini. Masih saja terjadi gontok-gontokkan, terutama di medsos atau media pendukung golongan tertentu. Upaya ingin menjatuhkan, kasat mata nyata terjadi.
Sambutan berikutnya Ketua Umum DPP, H.M Muhaimin Iskandar. Pidato Ketua Umum DPP PKB, cukup panjang memakan waktu sekitar limapuluh menitan.
Mengajak seluruh komponen bangsa, untuk berpihak pada rakyat. Beliau juga mengutip tiga kata, saat Rasulullah hendak dijemput maut. Ummati- ummati- ummati, kata ini mengandung spirit mengedepankan rakyat. Ajakan menyudahi perseteruan, hentikan cemooh dan ganti dengan gandeng tangan. Karena tantangan kedepan, adalah persaingan global yang harus dihadapi bersama. Rayat tidak boleh hanya menjadi penonton serangan budaya pop, tetapi harus kreatif. Kebangkitan ekonomi kreatif, adalah cara memenangkan persaingan global. Seperti ilmu lidi, makin bersatu makin kuat.
Secara khusus Muhaimin Iskandar, mengucapkan Gong Xi fat Chai dalam rangka Imlek. Atas nama kader PKB, berterima kasih pada semua pihak terutama Presiden Jokowi untuk dapat membangun bangsa.
Sepanjang pidato Ketua DPP Pusat PKB, tak jarang tepuk tangan meriah menggema. Celetukkan mengundang tawa, dilontarkan mampu menyegarkan suasana.
Saatnya Pidato Presiden Joko Widodo, diakhiri pembukaan Mukernas PKB. Pak Presiden berterimakasih kepada PKB, atas kebersamaan bersama pemerintah membangun bangsa. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), sudah terbuka dan persaingan didepan mata tak bisa dielakkan. Karena itu, saatnya focus bersama menghadapi kesenjangan. Pembangunan infastruktur yang bagus, maka biaya logistik antar daerah akan lebih murah sehingga pemerataan pembangunan bisa dicapai. Jalur kereta di Sulawesi dan Papua adalah kebutuhan kita, menghadapi persaingan global dan mengecilkan kesenjangan antar daerah. Dengan semangat Holopis Kuntul Baris, PKB bersama pemerintah memperkokoh demokrasi bangsa.
Pembukaan secara resmi Mukerna PKB (dokpri)
Setalah sampai akhir sambutan,  Presiden didampingi Wapres membuka Mukernas PKB. Ditandai dengan pemukulan bedug, dengan resmi Musyawarah Kerja Nasional resmi dibuka. Tepuk riuh mememuhi ruangan JCC, wajah gembira menghiasi semua yang hadir.
Sebagai masyarakat biasa, saya merasakan getaran semangat mengabdi pada rakyat. Sebagai kunci utama adalah kebersamaan, sehingga tantangan bisa dihadapi bersama. Malam semakin meninggi, lantunan suara Ikke Nurjanah samar terdengar saat saya meninggalkan JCC.
Sukses untuk Mukernas PKB, semoga sumbangsih untuk Bangsa menjadi kontribusi yang bermanfaat. (amiin)