Tampilkan postingan dengan label hiburan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hiburan. Tampilkan semua postingan

3 Mei 2016

Ibu adalah Madarasah Pertama [Review Film MARS]


Poster Film MARS di XXI Plaza Senayan Jakarta Selatan (dokpri)
Suara gadis bergema memenuhi aula megah Oxfort University, membaca sambutan sebagai mahasiswi lulusan terbaik. Suasana megah dan bergengsi menjadi kesan mendalam, terpampang di permukaan layar. Wajah Sekar Palupi (diperankan Acha Septriasa) berbalut haru, matanya berkaca kaca dan bibirnya bergetar. Kata demi kata dirangkai begitu puitis, menggambarkan peran Bu Tupon (diperankan Kinaryosih) ibunya Sekar.
Adegan berjalan sekitar tiga menitan, menjadi awal bagaimana gadis bernama Sekar Palupi berada di tempat istimewa ini. kemudian kisah flash back beberapa puluh tahun, saat sekar kecil masih bersama ayah dan ibunya masih bersama di daerah Gunung Kidul.
Tema pendidikan sangat ditonjolkan dalam film MARS, bertepatan bulan mei identik dengan Hari Pendidikan Nasional. Bagaimana kisah perjuangan Tupon soerang ibu yang buta huruf, tapi memiliki tekad kuat agar anaknya bisa bersekolah dan menjadi orang pintar.
Sejalan dengan ajaran agama, bahwa menuntut ilmu wajib hukumnya. Sang Khaliq menjanjikan, akan dinaikkan derajad kaum berilmu dan beriman beberapa tingkat. Kehadirian tokoh ustad Ali (diperankan Cholidi Assadil A) pada MARS, ternyata sebagai penguat tekad sang ibu.
Ibulah madarasah pertama bagi anak-anaknya, meski dalam film MARS digambarkan Bu Tupon minim pendidikan. Mars dalam film memiliki arti ganda, bisa MARS sebagai planet ke empat setelah Bumi atau singkatan Mimpi Ananda Raih Semesta. Tokoh Sekar Palupi digambarkan, sebagai mahasiswi bidang Astronomi. Sejak kecil pula Sekar diberitahu sang ibu, MARS dibahasakan dalam Jawa sebagai Lintang Lantip atau Bintang cerdas.
Film MARS yang akan tayang serentak di Bioskop pada 4 Mei 2016, sangat cocok ditonton semua umur. Sangat recommended untuk memotivasi masyarakat luas, bahwa pendidikan adalah pintu yang membuka kesempatan lebih luas. Keberadaan ibu sebagai pengantar anak-anaknya menjadi sukses, adalah sebuah keharusan yang tidak bisa ditawar.
Poster MARS (dokumen pribadi)

Sebagai karya perdana dari sutradara Sahrul Gibran, film ini digarap dengan cukup teliti.  Menggunakan drone untuk mengambil beberapa gambar, membuat tampilan di layar mengesankan penonton. Soundtrack film dari Band Ungu bertajuk "Doa Untuk Ibu", terdengar syahdu, pas dan menyatu dipasangkan adegan Bu Tupon berupaya maksimal demi anaknya.
Skenario ditulis oleh Jhon De rantau dan Aisworo Ang, dua nama tak asing di dunia perfilman Indonesia.Memasang nama pemain yang sudah menjadi andalan, diantaranya Acha Septriasah, Kinaryosih, Cholidi Assadil Alam, Teuku Rifnu WIkana dan beberapa artis ternama lainnya.
Yuk jaga tanggal mainnya, sekali lagi 4 Mei 2016 di bioskop kesayangan anda. (salam) 

28 Apr 2016

Menuju NET. 3.0, Indonesian Choice Award

Beberapa nominator Indonesian Choice Award ikut hadir dalam acara conference press diantaranya Mike Mohede, Mongol mewakili film Comics 8, Yura Yunita, Monita, Michelle Ziudith mewakili film London Love Story dan grup band Scaller. (dok foto. NET.)

Tanpa terasa NET. Televisi Masa Kini, akan menapaki perjalanan usia 3 tahun. Seperti tahun sebelumnya, tahun ini juga akan menghadirkan  artis manca negara. Acara yang akan digelar pada 29 Mei 2016, akan ditayangkan secara langsung baik melalui kanal televisi maupun youtube selama tiga jam dari Sentul International Convention Center.

13 Apr 2016

Menggapai Mulia dengan Ilmu [Review Film MARS]


Poster Mimpi Ananda Raih Semesta (MARS) - sumber indolah(dot)com

Begitu mulia kedudukan penghaus ilmu, hingga Islam memberi tempat khusus bagi penempuh jalan keilmuan. Rasulullah SAW sang manusia sempurna, mengajak seluruh umatnya untuk mencari ilmu sampai negeri Cina.  Dalam sebuah hadist, menegaskan jalan bagi penuntut ilmu karena ridha akan dimudahkan.
 “Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah memudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya para Malaikat membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha atas apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya orang yang berilmu benar-benar dimintakan ampun oleh penghuni langit dan bumi, bahkan oleh ikan-ikan yang berada di dalam air.” [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud]
MARS atau singkatan Mimpi Ananda Raih semesta, adalah ajakan bagi masyarakat Indonesia menggapai semesta melalui ilmu.
Sekar Palupi seorang gadis berasal dari Gunung Kidul, dua puluh tahun yang lalu digambarkan sebagai daerah kurang subur.  Sang ayah (diperankan Teuku Rifku W) seorang pencari kapur, mengalami nasib tragis meninggal tertimpa bongkahan batu kapur. Sekar hidup bersama ibunya (kinaryosih), dalam keterbatasan ekonomi yang membelit.
Sebuah pencerahan datang, melalui seorang mahasiswa yang kemudian menjadi Ustad Ali (Cholidi Azadil Alam). Bahwa Allah akan memuliakan orang tua, yang mengantar anaknya untuk menuntut ilmu. Dari kalimat "bertuah" ini, semangat sang ibu membara berjuang demi pendidikan anak semata wayang.
00o00
Sahrul Gibran, Sutradara MARS sedang berkisah tentang perjuangannya. Tampak Cholidi Asadil A dan John de Rantau (dokumentasi pribadi)
Koalisi Online Pesona Indonesia atau KOPI, menggelar mini confrence Film Mars. Bertempat di gedung sarinah lantai 12, acara menghadirkan crew dan cast "Mimpi Ananda Meraih Semesta".
Sahrul Gibran sang Sutradara mengungkapkan, MARS adalah karya perdana di dunia film. Tak mengherankan kalau tampak begitu excited, apalagi background pendidikan Sahrul sendiri bukan dari sekolah sinematografi.
Sahrul mengisahkan bagaimana perjuangannya, mewujudkan angannya menjadi Sutradara. Termasuk saat pertama kali berjumpa dengan John de Rantau, yang menjadi idola sekaligus ingin diungguli kemampuannya. Kekurangan keuangan dan minim dukungan keluarga, menjadi fase berat yang harus dilewati. Gaya bercerita Sahrul yang kocak, sesungguhnya mengandung pesan mendalam. Bahwa keterbatasan dan segala hambatan, bukan lagi alasan untuk menyurutkan langkah.

Maka tak mengangetkan saat awal proses Shooting, Sahrul sangat awam dengan istilah teknis produksi. Sang Sstrada justru sebagai tempat meminta pendapat, sekaligus menerapkan proses learning by doing. Hingga rasa percaya diri muncul, beberapa hari setelah proses shoting dijalani.
John de Rantau yang bertindak sebagai penulis naskah meyakinkan, bahwa potensi Sahrul terbentuk secara naluri. "Kegetiran hidup yang pernah dijalani, membuat intuisinya sebagai sutradara terbentuk" ujar John de Rantau.
Dalam dunia perfilman ada istilah, sutradara tidak dibentuk tapi dilahirkan. Apalagi Sahrul punya ambisi mulia, mempersembahkan karya perdana untuk ibunya dan tentu untuk masyarakat luas. Bisa jadi Sahrul memang dilahirkan sebagai sutradara, sementara masalah teknis adalah perkara yang bisa dipelajari.
Hal yang sama diamini Andy Shafik selaku Produser, melihat semangat Sahrul meyakinkanya. Sekaligus melihat peluang, bahwa film MARS akan memiliki nilai jual. Pemilihan cast menjadi pertimbangan utama, memasang nama Acha Septriasa yang perjalanan karirnya terbilang bagus.
Cholidi Asadil Alam namanya identik dengan peran Azam, pada film yang pernah dibintangi tahun 2009 silam. Sangat senang terlibat dalam film MARS, apalagi Odi (sapaan akrabnya) terbilang selektif memilih peran.
"Saya tidak bisa menerima adegan bersentuhan, memeluk apalagi berciuman" ucap Odi
Tokoh Azam pada film yang melambungkan namanya, bagi Odi sebagai sebuah amanan. Maka ketika melihat sosok Ustad Ali pada MARS, pas dengan syarat yang diterapkan.
Lokasi shooting film MARS, sampai di Oxford University UK.  Djonny selaku fasilitator selama di UK, mengisahkan prosedur yang ketat diterapkan pihak Oxford. Termasuk visa yang keluar dalam waktu mepet, namun team inti namanya tidak ada. Aturan tentang kewajiban membayar insurance di awal, sebagai back-up kalau ada fasilitas umum yang rusak akibat proses shooting. Ada beberapa spot, yang tak boleh menampilkan logo Oxford. Adegan per adegan benar-benar diperhitungkan pihak Oxford, karena nama besar yang disandang "dipertaruhkan".
Perpustakaan menjadi lokasi yang krusial, apalagi buku asli aristoteles dan ilmuwan masa lampau ada di tempat tersebut. Setiap buku disisipkan alarm, kalau berbunyi langsung connect ke kantor polisi.
"salah pegang alaram bisa langsung bunyi, saya salut crew MARS sangat profesional dan tidak mau setengah-setengah" ucap Djonny.
Film yang diproduksi oleh Multi Buana Kreasindo , selain menampilkan Acha Septriyasa, Cholidi Asadil Alam dan Kinaryosih juga menghadirkan nama beken lain. Seperti  Chelsia Riansy, Jajang C. Noor, Ence Bagus, Yati Surahman dan nama bintang ternama lainnya. Bagi pecinta film nasional, film Mimpi Ananda Meraih Semesta / MARS sangat recommended. Akan hadir di bioskop kesayangan anda, pada 4 Mei 2016 dalam rangka Hari Pendidikan Nasional. 
Crew and Cast MARS, berfoto bersama dengan Koalisi Online Pesona Indonesia- KOPI (dokumentasi Kopi)

12 Apr 2016

Sisi Lain Tentang Kartini [Review "Surat Cinta Untuk Kartini"]


Adegan film "Surat Cinta Untuk Kartini" (dokumentasi pribadi)
Bulan April selalu identik dengan hari Kartini, anak-anak TK dan SD memakai baju adat. Moment istimewa ini tak disia-siakan, MNC Picture mempersembahkan yang istimewa juga adalah film "Surat Cinta Untuk Kartini".
Saat mendapat undangan Premier dari MNC via komunitas Blogger, sengaja saya tidak browsing atau melihat triller di Youtube (alasannya ingin suprise). Namun ada yang menggelayut di benak, adalah film berjudul Kartini yang diproduksi pertengahan 1980-an. kala itu disutradari Sjumanjaya memasang nama Jenny Rachman, bintang yang sedang menanjak namanya. Sekaligus saya menerka ini adalah film remark, disulap menjadi lebih kekinian dengan bintang baru.
Benarkah perkiraan saya?
Roda sepeda gowes hitam kokoh berputar, dikampung saya sering disebut sepeda onta (saking kokohnya). Sosok tukang pos masa awal 1900-an, tampak mengayuh dengan penuh semangatnya. Rambutnya hitam disisir kelimis dengan minyak rambut cair, ditutupi topi khas masa itu. Kulit si tukang pos yang sawo matang cenderung kecoklatan, mencitrakan seorang Jawa tulen. Tanpa alas kaki, lelaki gagah ini mengayuh pedal sepeda dengan penuh tenaga.
Sarwadi nama tukang pos, yang mengantarkan surat demi surat termasuk ke ndalem kabupaten di Japara. Akhirnya Sarwadi penasaran dengan penerima surat yang dikirimnya, tidak lain adalah putri sang Bupati bernama Raden Ajeng Kartini.
Seorang tukang pos penasaran, lambat laun menambatkan hati pada Kartini?
Apakah film ini tak terlalu berlebihan, atau justru tak membelokkan sejarah.
Kurang dari lima menit pertama, saya mulai lepas dari bayang-bayang film Kartini tahun 1980-an. selanjutnya mulai bisa membaca alur film, dibuat dengan sudut pandang bukan dari Kartini. Jadi saya berkesimpulan syah-syah saja, toh akhirnya ruang imajinasi sang script writer dan Sutradara yang akhirnya berperan. Penonton tinggal menangkap visualisasinya, mencerna dengan pemahaman sendiri-sendiri.
Behind The Scene, Film 'Surat Cinta Untuk Kartini" (dokumentasi pribadi)
Film dengan latar belakang sejarah ini, sangat tepat mengambil moment.  Anak saya (perempuan) yang TK sudah berceloteh, akan ikut pawai hari Kartini dengan memakai baju Jawa. Pun para ibu sudah mulai ribet, mencari baju sewa untuk acara karnaval buah hatinya. Maka rasanya akan semakin lengkap, dengan kehadiran "Sepucuk Surat Cinta Kartini".
Saya mengacungi jempol, untuk acting Chico Jerico sebagai  tokoh Sarwadi. Gestur dan logat jawanya dapat banget, wajah tampannya juga mendadak berubah menjadi sangat "Medhok". Nah yang membuat kerennya lebih plus, adalah kehadiran pendatang baru Rania Putrisari sebagai Kartini. Sangat pas mewakili perempuan pintar awal abad XIX, wajahnya cocok dengan perempuan Jawa ningrat termasuk perawakannya yang mungil. Pengambilan gambarnya sangat keren, terlebih lokasi tempat Kartini mulai mengajar.
Suasana Pressconfrence bersama Produser, crew and cast film "Surat Cinta Untuk Kartini" (dokumentasi pribadi)
Ada yang membuat saya agak merasa kurang, kosa kata jawa sangat kurang menonjol dalam dialog antar pemain. Juga saat Kartini berbincang dengan kawan yang Belanda, kenapa tidak menggunakan bahasa Belanda. Seandainya scene dipinggir pantai dengan perempuan Nedherland dimaksimalkan, bisa memperkuat sosok Kartini yang cerdas berbahasa asing.
Bagaimana kisah Sarwadi menggapai hati Kartini ?
Penonton Indonesia jaga tanggal mainnya ya, pada 21 April 2016 di Bioskop kesayangan
sumber video ; SINI

29 Mar 2016

Film Super Didi ; Menjadi Ayah yang Dekat Anak itu Seru !


Adegan Film Super Didi (Sumber gambar ; twitter (at)Film_SuperDidi)
Siang ini saya bergabung, dalam acara mini confrence Film Super Didi di lantai 12 gedung Sarinah Jakarta Pusat. Hadir Reymund Levy (Produser) Hadrah dan Adiska (Sutradara) dan Budita (Script Writer). Sementara cast yang hadir, sejumlah nama tenar Vino G Bastian, Karina Dilla, Sandy Pass Band dan Ira Maya Sopha.
Acara berlangsung santai, diwarnai gelak tawa apalagi saat Ira Maya Sopha berkisah perannya sebagai Oma. Kisah dan tokoh dalam Film Super Didi, adalah real dan ada dalam keseharian. Hal ini disampaikan Rey sang produser, Hadrah, Budita, dan diulang oleh Vino serta Ira Maya Sopha.
"Saya ingin seluruh anggota keluarga bisa pergi ke bioskop menyaksikan film ini" harap Rey "selama ini mungkin ada film yang mengkhususkan untuk dewasa, atau khusus anak-anak"lanjutnya.
"tokoh dalam film ini ada wujudnya, saya ditantang menvisualisasikan" ujar Hadra "jadi ini menarik beda dari film saya sebelumnya"
Sementara Budita cukup surprise, saat bertemu kali pertama dengan produser. Ternyata keduanya adalah teman lama, sepuluh tahun lebih tidak bertemu.
Empat pemain tak ketinggalan, bercerita pengalaman memerankan tokoh demi tokoh dalam Film Super Didi. Vino yang (saya yakin) menjadi magnet bagi penonton, sangat antusias saat disodori naskah. Sementara Karina Dilla yang belum menjadi ibu, sanggup masuk menjadi ibu yang protektif dan "cerewet". Hingga teman-temannya terkecoh, menyangka karina Dilla sudah berkeluarga dalam kehidupan nyata.
Nama Ira Maya Sopha sudah tak asing sejak saya SD, dengan peran legendaris Cinderella. Kini empat dasawarsa sudah, perjalanan karir beliau di dunia entertaintmen. Gayanya yang ceplas-ceplos, mengundang tawa peserta miniconfrence. Termasuk saat dicomplain nenek asli dari dua pemain cilik  Anjanique dan Aviella, "mereka cucu eike kok deket- deket ama ye" ucapnya kocak
Saya pribadi ayah dari dua anak, cukup tersentuh dengan penuturan Sandy. Anak Band yang juga penyiar Radio, menceritakan kedekatan dirinya dengan anak-anaknya. Betapa sang anak berlari menyambutnya, saat mendengar mesin mobil penanda sang ayah datang.
Suasana mini confrence (foto dari akun twiter Hermini)
Jadi Ayah yang Dekat Anak itu Seru !
Saya sepakat dengan kalimat ini, karena saya sendiri merasakan peran sebagai ayah yang kebetulan tak menjaga jarak dengan anak-anak.
Mendengar penuturan Sandy, tiba-tiba saya jadi ingat sebuah buku tentang Parenting. Sang penulis dulu seorang penyanyi, kini memiliki yayasan bergerak di bidang pengasuhan. Adalah Neno Warisman, yang pernah menulis buku "Menjadi Ayah Bintang". Buku inilah yang merubah mindset saya sebagai ayah, berharap semakin terpatri kuat dengan hadirnya Film Super Didi.
Saya boleh cuplikkan sedikit ya, pada sub judul "Ayah Sejati"
Terkisah seorang ayah didatangi anaknya yang sudah dewasa.
"Ada keperluan apa kau kemari, wahai anakku?" tanya sang ayah penuh kasih
"Ada urusan keluarga, ayah" Jawab sang anak
Maka Sebatang lampu kecil (alat penerangan satu satunya) yang menyala di ruanganpun dipadamkan. Hanya dengan satu tiupan mulut sang pemimpin besar, menjadi gelap gulita ruangan itu
"Kenapa kita bicara dalam gelap begini, ayah?" tanya anaknya tidak mengerti
"Kita tidak menggunakan fasilitas negara untuk mengurus persoalan keluarga. Bicaralah anakku, apa persoalanmu?"
Petikan mutiara kisah terjadi pada masa lalu, sang ayah adalah Khalifah Umar Ibn Abdul Azis, Khalifah kelima, dengan putra beliau yang datang menghadap. Beliau raja yang amat mengagumkan, sampai datang waktu wafatnya, serigala tidak memakan ternak. Keamanahan beliau dalam menjalankan kepemimpinan mengguncangkan jiwa, menoreh kebenaran yang dianut dan diwarisi oleh para pejalan keadilan
Penggalan kisah sarat hikmah berulang, pada masa yang berbeda. Seorang bapak tentara yang bermobil milik negara. Sedang menjalankan tugas, melewati pintu sekolah. Seorang anak kecil menghadang, namun bagai tak peduli mobil terus melaju.
Ketika berselang waktu sang anak protes saat dirumah, dengan bijak sang ayah menanggapi "Lha kamu itu siapa? Bapak sedang pakai mobil dinas, Nak. Nggak mungkin Bapak pakai untuk urusan pribadi" jelas sang Bapak tegas dan pasti.
Pemuda kecil yang sedang berdialog, kelak menjadi pemain watak dan amat tersohor. Menerima beragam piala untuk beragam perannya sebagai aktor, sejarah mematri namanya sebagai salah satu sutradara emas. Beliau memiliki sikap berseni yang kuat, karena sekuat keteladanan ayahnya.

00o00
Cukilan kisah masa lalu dan masa kini, namun benang merahnya sama. Film Super Didi, menurut saya adalah representasi dua kisah tersebut dalam wujud layar lebar.
Wahai para ayah, yuk menjadi ayah keren dan kekinian. Caranya, rangkul anak-anakmu dan libatkan diri dalam hidupnya.
"Justru ayah punya peran membentuk karakter anak-anaknya" cetus Vino
"Ibu saya sempat mengajak ngobrol serius, Saya menyesal anak-anakmu kamu beri waktu sisa" cerita Sandy
(ah kenapa ya saya rasakan, kalimat demi kalimat Sandy daleeeem dan mengena)
Spesial menyambut hari Kartini, pada 21 April 2016 Film Super Didi akan tayang di Bioskop seluruh Indonesia. saatnya hari Kartini adalah perayaan, bagi persembahan ayah untuk kaum ibu. Yaitu menjadi ayah super, bersedia dan menyediakan diri hadir utuh bagi anak-anaknya. (salam)
Foto Bersama member KOPI dengan cast Super Didi (sumber gambar group WA Kopi)