“Ustad bagaimana mengukur, bahwa kita sudah bermanfaat untuk sekitar dalam ukuran agama?”
Menyimak tausiyah ustad Budi Ashari melalui youtube, pertanyaan bagus dari seorang jamaah memantik rasa penasaran. Kemudian ustad menyoroti kemanfaatan dari dua sisi, yaitu saat dan tempat yang tepat, serta kapasitas atau kemampuan.
Mendengar jawaban bernas Ustad
Budi, mengingatkan saya dengan sebuah kejadian beberapa bulan lalu. Ketika
membantu pengadaan buku, untuk Rumah Baca sebuah Pondok Pesantren di daerah
Cirebon.
Satu kardus ukuran besar yang saya bawa ditimbang, buku yang telah terkumpul memiliki bobot sekitar 20 kilogram. Menurut petugas agen pengiriman, ongkos kirim yang harus dibayar adalah dua ratus ribu rupiah. Saat keadaan kantong sedang pas-pasan, uang sejumlah tersebut nilainya sangat lumayan.
Dengan terpaksa urung dan saya
pamit, kemudian berpindah ke agen JNE yang berjarak sekira satu kilometer.
Besar harapan mendapat ongkir lebih murah, sehingga tidak perlu keliling lagi
untuk mencari tempat pengiriman yang lainnya.
Setelah menimbang, mbak
petugas memberi pilihan beberapa jenis pengiriman yang ada. Senyum ini sekita mengembang,
ketika ditawarkan jenis pengiriman JTR. Adalah layanan pengiriman dalam jumlah
besar, dengan minimum berat 10 Kg.
Sungguh saya dibuat lega, mendengar ongkir tidak sampai seratus ribu (sekitar 70 rb-an). Selembar uang warna merah terang, setidaknya masih ada kembaliannya.
Terhitung tiga hari dari
tanggal pengiriman, saya dikabari bahwa buku sudah diterima dengan baik. Lebih
cepat dari perkiraan disampaikan mbak petugas, butuh waktu sekitar satu minggu pengiriman.
Melalui smartphone saya melihat, pengurus Taman Baca dan buku-buku yang sudah ditata
rapi di rak.
Seketika saya merasa, betapa mudah membantu sesama yang membutuhkan. Bisa dilakukan dengan cara yang simpel, serta biaya yang tidak terlalu besar.
Mudahnya Mengukur Kebermanfaatan Diri
Tahun ini adalah HUT 31 tahunJNE, dengan tema “Maju Indonesia” yang diambil dari 3 filosofi utama yaitu
Berbagi, Memberi dan Menyantuni. Tema yang sejalan dengan tagline “Conenecting
Happiness” atau mengantarkan kebahagiaan dan sudah saya rasakan sendiri.
Cerita tentang kebahagiaan semisal, ternyata dirasakan beberapa teman atau kenalan pemilik UMKM. Mereka adalah pemilik kios buah, pemilik usaha jualan baju, usaha makanan kecil dsb.
Mereka menjual barang secara online, tidak kesulitan saat mengirim pesanan konsumennya. Kebanyakan konsumen mereka puas, mengingat pesanannya dikirim tepat waktu dalam kondisi baik.
----
Soal mengukur kebermanfaatan disampaikan di awal artikel, Ustad menjelaskan dengan memberi sebuah contoh yang related.
Suatu hari beliau pergi ke
masjid dengan naik ojol, sesampai di tempat saat hendak membayar ternyata
kelupaan membawa dompet. Kemudian mencari pinjaman ke marbot -- pengurus
masjid--, tetapi saat itu marbot sedang tidak punya uang (ongkos ojol 10 ribu).
Keesokan hari si marbot baru punya uang seratus ribu, kemudian ditawarkan tetapi ustad sudah tidak membutuhkan—karena tidak naik ojol (okel online).
Dari contoh sederhana ini, kebermanfaatan bisa diukur dari waktu dan tempat. Bahwa sepuluh ribu saat ditunggu pengemudi ojol, kemanfaatannya lebih utama dibanding seratus ribu ketika tidak ada keperluan. Bahwa nilai yang kecil seketika lebih utama, ketika waktu dan tempatnya tepat.
Kemanfaatan bisa diukur dari
kapasitas atau kemampuan, bahwa seseorang bisa bermanfaat melalui keahlian yang
dimiliki.
Seoang pemimpin, seorang guru atau pengajar, seorang motivator, pedagang, koki, dokter, tukang ojek dan bidan profesi lainnya. Sangat bisa dijadikan jalan untuk membantu orang lain, sesuai keahlian yang dimiliki.
Menurut saya, JNE telah
melakukan kebermanfaatan di bidangnya yaitu logistik. Sungguh saya merasa
sangat terbantu, ketika mengirim buku untuk Taman Baca di Cirebon.
Semoga bermanfaat.
Betul juga ya, sayangnya sering seringnya pas kita gak bisa bantu ada yang butuh bantuan, sebaliknya pas kita longar gak ada yang butuh.
BalasHapusMasya Allah, saya suka membaca tulisan ini, Mas.
BalasHapusKebermanfaatan itu, ketika kita memberikan manfaat pada orang, waktu, dan tempat yang tepat.
Saya pernah pinjam uang ke teman saat naik angkot karena uang saya ternyata jatuh, ongkos hanya 2500 tapi berkat dia, duitnya bermanfaat banget karena saya lagi butuh.. itu termasuk bermanfaat ya, karena merasa terbantu
BalasHapusAh iya..kebermanfaatan dapat diukur melalui beberapa faktor ya.. Terima kasih sharingnya, Kak.. sangat bermakna..
BalasHapusBaru tahu saya kalo JNE ada jasa pengiriman JTR untuk pengiriman dalam jumlah besar, dan biayanya pun cukup terjangkau ya ternyata. Bisa dicoba nih kapan-kapan.
BalasHapus31 tahun JNE makin eksis menebar manfaat ya ini, kamu salah satunya yang udah merasakan ya mas agung. Sukses selalu JNE
BalasHapusSetuju banget, kebermanfaatan baru bisa diukur dalam situasi dan kondisi yang tepat. sama seperti payung. Kalau dalam keadaan nggak hujan mungkin rasanya nggak ada gunanya, tapi saat hujan jadi bermanfaat banget.
BalasHapusBegitu banyak cara untuk melakukan kebaikan dan memiliki nilai manfaat bagi orang lain. Semuanya pun tergantung porsi dan situasi yang tengah dialami jadi kian serasa bermakna ketika kebermanfaatan itu benar2 dirasakan
BalasHapusIni dr jaman kapan tau, Mas.. jNE jadi andalan jasa kurir buat saya.. Xixixi.. Bener2 udah bermanfaat buat org banyak
BalasHapusMasya Allah, niat baik memang selalu ada kemudahan ya kak...
BalasHapusMakasih bang, bisa jadi contoh nih untuk terus menjadi bermanfaat ya
BalasHapusdunia dan isinya memang hanya kesenangan yang menipu. Semangat beribadah terus kita
Luar biasa yaa...
BalasHapusKemanfaatan diri bisa dipahami ketika kemudahan demi kemudahan hadir dalam hidup dan kita sadari sebagai suatu hikmah tersembunyi.
Semoga JNE senantiasa memberikan kemanfaatan yang baik dan semakin meluas untuk masyarakat Indonesia.
MasyaAllah, semoga hidup kita selalu bermanfaat untuk org2 di sekeliling kita ya, Mas.
BalasHapusAku sepertinya masih gini-gini aja, blm mampu lebih agar bermanfaat utk org lain.
Btw, JNE ini emang the best dlm hal pengiriman barang.