Tampilkan postingan dengan label hiburan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hiburan. Tampilkan semua postingan

10 Mei 2016

Safari Run 2016 “How Close You Run with Animals”


Safari Run 2016, melintasi gajah saat berlari- seruuuu (dok.foto Team Safari Prigen)
Safari Prigen  merupakan salah satu taman konservasi, yang dimiliki oleh Taman Safari Indonesia. Berada dalam satu naungan, dengan Taman Safari di Cisarua dan Bali.
Meski dibangun setelah Cisarua, Safari Prigen ternyata lebih luas lho. Berada di kawasan seluas 350 hektar, tepatnya di wilayah kaki pegunungan Arjuna di kecamatan Prigen kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Saya membayangkan daerah Prigen saja sudah dingin, sekarang ditambah di pegunungan pasti tambah Nyesss.
Safari Prigen merupakan lembaga konservasi, penelitian edukasi sekaligus sarana rekreasi dengan berbagai program menarik seperti Safari Adventure, Animal Educational Show, serta berbagai atraksi dan pertunjukan kelas dunia yang melibatkan satwa.
Fasilitas lain seperti Tiger Cave Restaurant, dimana pengunjung bisa bersantap menu istimewa ditemani harimau (serem-serem keren gt yak) Safari Water World, Dolphin Bay memberikan pengunjung pengalaman berlibur dan belajar yang berbeda. Gimana ga beda, kita bisa berenang bareng lumba-lumba.
Serangkaian kegiatan dipersembahkan pada tahun ini, diantaranya Safari Run 2016  yang sukses diadakan pada Minggu, 8 Mei 2016 di Safari Prigen, Pasuruan, Jawa Timur. 
Antusiasme peserta cukup menggembirakan (dok foto Team Safari Prigen)

wah berpapasan dengan zebra, keren bingitz ya (dok foto- Team Safari Prigen)

Selfie dulu meski capek (dok foto Team Safari Prigen)

Sebanyak 800 peserta berpartisipasi, dalam ajang lari tahunan yang diselenggarakan oleh Safari Prigen tersebut. I Ketut Gunarta selaku General Manager membuka ajang lari sepanjang 5 km pada pukul 07.00 WIB.
Pasti seru ya kawan's, berlari sambil merasakan sejuknya kawasan yang didesign laksana hutan. Saat asyik berlari, berpapasan dengan gajah, zebra atau binatang anti mainstream lainnya. Tapi jangan kahawatir, ada petugas yang menjaga sehingga pelari dijamin akan aman-aman saja.
Tapi jangan sampai terlena, karena sensasi berlari berpapasan satwa terus lupa lombanya (heehee). Pada gelaran Safari Run 2016, akhirnya peserta Wahyudin menjadi penerima medali sebagai pelari pertama yang mencapai garis akhir kategori pria. Sementara peserta atas nama Intan Sari, keluar sebagai pemenang pada kategori wanita padahal usia belia masih duduk di kelas 2 SD. Para peserta yang berasal dari berbagai wilayah sangat antusias mengikuti Safari Run 2016.
"Antusiasme peserta bahkan ada yang anak-anak dan keluarga, Safari Run ini adalah bagian dari edukasi kepada peserta agar dapat berinteraksi lebih dekat dengan satwa Ujar  I Ketut Gunarta
Kemeriahan Safari Run 2016 (dok foto. Team Safari Prigen)
Safari Run merupakan ajang lari tahunan yang dilaksanakan oleh Safari Prigen. konsep fun run dengan track sepanjang 5 km melintasi kawasan satwa Afrika. Dengan lokasi di kaki pegunungan Arjuna, Safari Run menjadi satu-satunya ajang lari yang memberikan sensasi berbeda bagi para peserta. Saya usul pada panitia, kegiatan selanjutnya undang blogger yak hehehe *SambilLiatMasIdham&MasRully (Salam Lestari)

3 Mei 2016

Ibu adalah Madarasah Pertama [Review Film MARS]


Poster Film MARS di XXI Plaza Senayan Jakarta Selatan (dokpri)
Suara gadis bergema memenuhi aula megah Oxfort University, membaca sambutan sebagai mahasiswi lulusan terbaik. Suasana megah dan bergengsi menjadi kesan mendalam, terpampang di permukaan layar. Wajah Sekar Palupi (diperankan Acha Septriasa) berbalut haru, matanya berkaca kaca dan bibirnya bergetar. Kata demi kata dirangkai begitu puitis, menggambarkan peran Bu Tupon (diperankan Kinaryosih) ibunya Sekar.
Adegan berjalan sekitar tiga menitan, menjadi awal bagaimana gadis bernama Sekar Palupi berada di tempat istimewa ini. kemudian kisah flash back beberapa puluh tahun, saat sekar kecil masih bersama ayah dan ibunya masih bersama di daerah Gunung Kidul.
Tema pendidikan sangat ditonjolkan dalam film MARS, bertepatan bulan mei identik dengan Hari Pendidikan Nasional. Bagaimana kisah perjuangan Tupon soerang ibu yang buta huruf, tapi memiliki tekad kuat agar anaknya bisa bersekolah dan menjadi orang pintar.
Sejalan dengan ajaran agama, bahwa menuntut ilmu wajib hukumnya. Sang Khaliq menjanjikan, akan dinaikkan derajad kaum berilmu dan beriman beberapa tingkat. Kehadirian tokoh ustad Ali (diperankan Cholidi Assadil A) pada MARS, ternyata sebagai penguat tekad sang ibu.
Ibulah madarasah pertama bagi anak-anaknya, meski dalam film MARS digambarkan Bu Tupon minim pendidikan. Mars dalam film memiliki arti ganda, bisa MARS sebagai planet ke empat setelah Bumi atau singkatan Mimpi Ananda Raih Semesta. Tokoh Sekar Palupi digambarkan, sebagai mahasiswi bidang Astronomi. Sejak kecil pula Sekar diberitahu sang ibu, MARS dibahasakan dalam Jawa sebagai Lintang Lantip atau Bintang cerdas.
Film MARS yang akan tayang serentak di Bioskop pada 4 Mei 2016, sangat cocok ditonton semua umur. Sangat recommended untuk memotivasi masyarakat luas, bahwa pendidikan adalah pintu yang membuka kesempatan lebih luas. Keberadaan ibu sebagai pengantar anak-anaknya menjadi sukses, adalah sebuah keharusan yang tidak bisa ditawar.
Poster MARS (dokumen pribadi)

Sebagai karya perdana dari sutradara Sahrul Gibran, film ini digarap dengan cukup teliti.  Menggunakan drone untuk mengambil beberapa gambar, membuat tampilan di layar mengesankan penonton. Soundtrack film dari Band Ungu bertajuk "Doa Untuk Ibu", terdengar syahdu, pas dan menyatu dipasangkan adegan Bu Tupon berupaya maksimal demi anaknya.
Skenario ditulis oleh Jhon De rantau dan Aisworo Ang, dua nama tak asing di dunia perfilman Indonesia.Memasang nama pemain yang sudah menjadi andalan, diantaranya Acha Septriasah, Kinaryosih, Cholidi Assadil Alam, Teuku Rifnu WIkana dan beberapa artis ternama lainnya.
Yuk jaga tanggal mainnya, sekali lagi 4 Mei 2016 di bioskop kesayangan anda. (salam) 

28 Apr 2016

Menuju NET. 3.0, Indonesian Choice Award

Beberapa nominator Indonesian Choice Award ikut hadir dalam acara conference press diantaranya Mike Mohede, Mongol mewakili film Comics 8, Yura Yunita, Monita, Michelle Ziudith mewakili film London Love Story dan grup band Scaller. (dok foto. NET.)

Tanpa terasa NET. Televisi Masa Kini, akan menapaki perjalanan usia 3 tahun. Seperti tahun sebelumnya, tahun ini juga akan menghadirkan  artis manca negara. Acara yang akan digelar pada 29 Mei 2016, akan ditayangkan secara langsung baik melalui kanal televisi maupun youtube selama tiga jam dari Sentul International Convention Center.

13 Apr 2016

Menggapai Mulia dengan Ilmu [Review Film MARS]


Poster Mimpi Ananda Raih Semesta (MARS) - sumber indolah(dot)com

Begitu mulia kedudukan penghaus ilmu, hingga Islam memberi tempat khusus bagi penempuh jalan keilmuan. Rasulullah SAW sang manusia sempurna, mengajak seluruh umatnya untuk mencari ilmu sampai negeri Cina.  Dalam sebuah hadist, menegaskan jalan bagi penuntut ilmu karena ridha akan dimudahkan.
 “Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah memudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya para Malaikat membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha atas apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya orang yang berilmu benar-benar dimintakan ampun oleh penghuni langit dan bumi, bahkan oleh ikan-ikan yang berada di dalam air.” [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud]
MARS atau singkatan Mimpi Ananda Raih semesta, adalah ajakan bagi masyarakat Indonesia menggapai semesta melalui ilmu.
Sekar Palupi seorang gadis berasal dari Gunung Kidul, dua puluh tahun yang lalu digambarkan sebagai daerah kurang subur.  Sang ayah (diperankan Teuku Rifku W) seorang pencari kapur, mengalami nasib tragis meninggal tertimpa bongkahan batu kapur. Sekar hidup bersama ibunya (kinaryosih), dalam keterbatasan ekonomi yang membelit.
Sebuah pencerahan datang, melalui seorang mahasiswa yang kemudian menjadi Ustad Ali (Cholidi Azadil Alam). Bahwa Allah akan memuliakan orang tua, yang mengantar anaknya untuk menuntut ilmu. Dari kalimat "bertuah" ini, semangat sang ibu membara berjuang demi pendidikan anak semata wayang.
00o00
Sahrul Gibran, Sutradara MARS sedang berkisah tentang perjuangannya. Tampak Cholidi Asadil A dan John de Rantau (dokumentasi pribadi)
Koalisi Online Pesona Indonesia atau KOPI, menggelar mini confrence Film Mars. Bertempat di gedung sarinah lantai 12, acara menghadirkan crew dan cast "Mimpi Ananda Meraih Semesta".
Sahrul Gibran sang Sutradara mengungkapkan, MARS adalah karya perdana di dunia film. Tak mengherankan kalau tampak begitu excited, apalagi background pendidikan Sahrul sendiri bukan dari sekolah sinematografi.
Sahrul mengisahkan bagaimana perjuangannya, mewujudkan angannya menjadi Sutradara. Termasuk saat pertama kali berjumpa dengan John de Rantau, yang menjadi idola sekaligus ingin diungguli kemampuannya. Kekurangan keuangan dan minim dukungan keluarga, menjadi fase berat yang harus dilewati. Gaya bercerita Sahrul yang kocak, sesungguhnya mengandung pesan mendalam. Bahwa keterbatasan dan segala hambatan, bukan lagi alasan untuk menyurutkan langkah.

Maka tak mengangetkan saat awal proses Shooting, Sahrul sangat awam dengan istilah teknis produksi. Sang Sstrada justru sebagai tempat meminta pendapat, sekaligus menerapkan proses learning by doing. Hingga rasa percaya diri muncul, beberapa hari setelah proses shoting dijalani.
John de Rantau yang bertindak sebagai penulis naskah meyakinkan, bahwa potensi Sahrul terbentuk secara naluri. "Kegetiran hidup yang pernah dijalani, membuat intuisinya sebagai sutradara terbentuk" ujar John de Rantau.
Dalam dunia perfilman ada istilah, sutradara tidak dibentuk tapi dilahirkan. Apalagi Sahrul punya ambisi mulia, mempersembahkan karya perdana untuk ibunya dan tentu untuk masyarakat luas. Bisa jadi Sahrul memang dilahirkan sebagai sutradara, sementara masalah teknis adalah perkara yang bisa dipelajari.
Hal yang sama diamini Andy Shafik selaku Produser, melihat semangat Sahrul meyakinkanya. Sekaligus melihat peluang, bahwa film MARS akan memiliki nilai jual. Pemilihan cast menjadi pertimbangan utama, memasang nama Acha Septriasa yang perjalanan karirnya terbilang bagus.
Cholidi Asadil Alam namanya identik dengan peran Azam, pada film yang pernah dibintangi tahun 2009 silam. Sangat senang terlibat dalam film MARS, apalagi Odi (sapaan akrabnya) terbilang selektif memilih peran.
"Saya tidak bisa menerima adegan bersentuhan, memeluk apalagi berciuman" ucap Odi
Tokoh Azam pada film yang melambungkan namanya, bagi Odi sebagai sebuah amanan. Maka ketika melihat sosok Ustad Ali pada MARS, pas dengan syarat yang diterapkan.
Lokasi shooting film MARS, sampai di Oxford University UK.  Djonny selaku fasilitator selama di UK, mengisahkan prosedur yang ketat diterapkan pihak Oxford. Termasuk visa yang keluar dalam waktu mepet, namun team inti namanya tidak ada. Aturan tentang kewajiban membayar insurance di awal, sebagai back-up kalau ada fasilitas umum yang rusak akibat proses shooting. Ada beberapa spot, yang tak boleh menampilkan logo Oxford. Adegan per adegan benar-benar diperhitungkan pihak Oxford, karena nama besar yang disandang "dipertaruhkan".
Perpustakaan menjadi lokasi yang krusial, apalagi buku asli aristoteles dan ilmuwan masa lampau ada di tempat tersebut. Setiap buku disisipkan alarm, kalau berbunyi langsung connect ke kantor polisi.
"salah pegang alaram bisa langsung bunyi, saya salut crew MARS sangat profesional dan tidak mau setengah-setengah" ucap Djonny.
Film yang diproduksi oleh Multi Buana Kreasindo , selain menampilkan Acha Septriyasa, Cholidi Asadil Alam dan Kinaryosih juga menghadirkan nama beken lain. Seperti  Chelsia Riansy, Jajang C. Noor, Ence Bagus, Yati Surahman dan nama bintang ternama lainnya. Bagi pecinta film nasional, film Mimpi Ananda Meraih Semesta / MARS sangat recommended. Akan hadir di bioskop kesayangan anda, pada 4 Mei 2016 dalam rangka Hari Pendidikan Nasional. 
Crew and Cast MARS, berfoto bersama dengan Koalisi Online Pesona Indonesia- KOPI (dokumentasi Kopi)

12 Apr 2016

Sisi Lain Tentang Kartini [Review "Surat Cinta Untuk Kartini"]


Adegan film "Surat Cinta Untuk Kartini" (dokumentasi pribadi)
Bulan April selalu identik dengan hari Kartini, anak-anak TK dan SD memakai baju adat. Moment istimewa ini tak disia-siakan, MNC Picture mempersembahkan yang istimewa juga adalah film "Surat Cinta Untuk Kartini".
Saat mendapat undangan Premier dari MNC via komunitas Blogger, sengaja saya tidak browsing atau melihat triller di Youtube (alasannya ingin suprise). Namun ada yang menggelayut di benak, adalah film berjudul Kartini yang diproduksi pertengahan 1980-an. kala itu disutradari Sjumanjaya memasang nama Jenny Rachman, bintang yang sedang menanjak namanya. Sekaligus saya menerka ini adalah film remark, disulap menjadi lebih kekinian dengan bintang baru.
Benarkah perkiraan saya?
Roda sepeda gowes hitam kokoh berputar, dikampung saya sering disebut sepeda onta (saking kokohnya). Sosok tukang pos masa awal 1900-an, tampak mengayuh dengan penuh semangatnya. Rambutnya hitam disisir kelimis dengan minyak rambut cair, ditutupi topi khas masa itu. Kulit si tukang pos yang sawo matang cenderung kecoklatan, mencitrakan seorang Jawa tulen. Tanpa alas kaki, lelaki gagah ini mengayuh pedal sepeda dengan penuh tenaga.
Sarwadi nama tukang pos, yang mengantarkan surat demi surat termasuk ke ndalem kabupaten di Japara. Akhirnya Sarwadi penasaran dengan penerima surat yang dikirimnya, tidak lain adalah putri sang Bupati bernama Raden Ajeng Kartini.
Seorang tukang pos penasaran, lambat laun menambatkan hati pada Kartini?
Apakah film ini tak terlalu berlebihan, atau justru tak membelokkan sejarah.
Kurang dari lima menit pertama, saya mulai lepas dari bayang-bayang film Kartini tahun 1980-an. selanjutnya mulai bisa membaca alur film, dibuat dengan sudut pandang bukan dari Kartini. Jadi saya berkesimpulan syah-syah saja, toh akhirnya ruang imajinasi sang script writer dan Sutradara yang akhirnya berperan. Penonton tinggal menangkap visualisasinya, mencerna dengan pemahaman sendiri-sendiri.
Behind The Scene, Film 'Surat Cinta Untuk Kartini" (dokumentasi pribadi)
Film dengan latar belakang sejarah ini, sangat tepat mengambil moment.  Anak saya (perempuan) yang TK sudah berceloteh, akan ikut pawai hari Kartini dengan memakai baju Jawa. Pun para ibu sudah mulai ribet, mencari baju sewa untuk acara karnaval buah hatinya. Maka rasanya akan semakin lengkap, dengan kehadiran "Sepucuk Surat Cinta Kartini".
Saya mengacungi jempol, untuk acting Chico Jerico sebagai  tokoh Sarwadi. Gestur dan logat jawanya dapat banget, wajah tampannya juga mendadak berubah menjadi sangat "Medhok". Nah yang membuat kerennya lebih plus, adalah kehadiran pendatang baru Rania Putrisari sebagai Kartini. Sangat pas mewakili perempuan pintar awal abad XIX, wajahnya cocok dengan perempuan Jawa ningrat termasuk perawakannya yang mungil. Pengambilan gambarnya sangat keren, terlebih lokasi tempat Kartini mulai mengajar.
Suasana Pressconfrence bersama Produser, crew and cast film "Surat Cinta Untuk Kartini" (dokumentasi pribadi)
Ada yang membuat saya agak merasa kurang, kosa kata jawa sangat kurang menonjol dalam dialog antar pemain. Juga saat Kartini berbincang dengan kawan yang Belanda, kenapa tidak menggunakan bahasa Belanda. Seandainya scene dipinggir pantai dengan perempuan Nedherland dimaksimalkan, bisa memperkuat sosok Kartini yang cerdas berbahasa asing.
Bagaimana kisah Sarwadi menggapai hati Kartini ?
Penonton Indonesia jaga tanggal mainnya ya, pada 21 April 2016 di Bioskop kesayangan
sumber video ; SINI