Tampilkan postingan dengan label kuliner. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kuliner. Tampilkan semua postingan

28 Agu 2015

Semangkuk Sup Suku Dayak di Signature Restaurant


Sudut Signature Restaurant Hotel Indonesia Kempinski (dokpri)
Indonesia negeri dengan sejuta pesona, kekayaan sumber daya alam tiada batasnya. Setiap pulau yang didiami setiap suku, memiliki ciri khas tiada bandingnya. Mulai dari bahasa, adat istiadat tak ketinggalan soal makanan atau kuliner. Setiap daerah kental dengan pengaruh, rasa rempah yang dominan di daerahnya. Maka jangan kaget kalau berkunjung ke suatu daerah tertentu, mendapati makanan dengan dominasi rasa pedas, asin atau manis. Pun minuman tak mau kalah, ada campuran buah khas dari daerah bersangkutan atau bahan lainnya. kekhasan dan keunikan inilah yang menjadi magnet, menarik wisatawan berkunjung.   
Kekhususan setiap daerah Indonesia justru menjadi kekayaan, sebagai potensi wisata unggulan setiap lokasi. Berwisata terasa lebih lengkap dengan menikmati keindahan alam, sekaligus ragam kuliner kebanggaan.
Dalam rangkaian HUT Kemerdekaan ke 70 dan Ultah hotel ke 53, Hotel Indonesia Kempinski menyajikan aneka masakan nusantara. Pada gelaran selama lima minggu, saya berkesempatan hadir pada minggu ke empat bersamaan tema menu asal Pulau kalimantan.  Hidangan autentic disajikan koki pilihan, mengedepankan makanan khas Pulau terbesar di Indonesia ini.  Saya seolah diajak menjelajahi cita-rasa suku pedalaman, yang sangat kaya akan rempah asli dan alami.
-0-o-0-
Signature Restaurant Hotel Indonesia Kempinski (dokpri)
Menjejakkan kaki di Hotel Indonesia Kempinski, rasanya tak bisa melepaskan dari ingatan sejarah perjalanan Bangsa. Jauh sebelum saya merantau ke Ibukota, Ikon termashur Bundaran HI (Hotel Indonesia) sudah sangat tidak asing. Patung selamat datang lengkap dengan air mancurnya, menjadi penanda berada di Ibukota Jakarta. Event akbar Sea Games pada 1962, menjadi  kebanggan sekaligus tonggak  berdirinya Hotel Indonesia.
Kini setelah masa berlalu dan jaman berubah, bertransformasi menjadi Hotel Indonesia Kempinski. Terintegrasi dengan jantung distrik perbelanjaan, pusat bisnis, gaya hidup utama Grand Indonesia, Hotel Indonesia Kempinski sangat identik dengan modern dan kekinian. Fasilitas yang ditawarkan juga beragam, 289 kamar aneka type pilihan, Meeting Room, Restauran, Bar. Semuanya menambah kenyamanan pengunjung, untuk merasakan pelayanan tak tertandingi dan paripurna. Dengan lokasi yang strategis dan mudah dijangkau, sangat cocok untuk penyelenggaraan kegiatan bergengsi.
Signature Restaurant menjadi tujuan saya kamis siang, untuk menikmati aneka menu khas Kalimantan. Hampir 75 % kursi sudah terisi, ketika saya memasuki tempat istimewa. Meski terlihat penuh namun tak sedikitpun, mengurangi suasana yang ditawarkan.
Saya siap berburu kuliner kalimantan, dengan strategi ala pribadi. Mengambil cukup satu dua sendok untuk menu khusus, sehingga bisa meresapi beda dan cita rasanya. Cara ini juga cukup efektif, agar perut tidak cepat penuh dan kenyang. 
searah jarum jam (Lawa Mentimun, Kandas Serai, Ayam Cincane, Rujak Ebi SIngkawang, Lawa Gamai (dokpri)
Inilah Menu Khas Kalimantan yang saya cicipi ;
Rujak Ebi Singkawang ; Irisan beberapa buah disiram saus kacang tidak terlau pedas, ada rasa sedikit asam manis menggoda dari potongan buah nanas.
Pecel Bihun Pontianak ; Hampir mirip dengan pecel di jawa,  dengan tambahan bihun dan jeruk nipis (cukup dengan mengira-ngira rasanya, saya tidak megambil makanan ini)
Lawa Mentimun ; Irisan mentimun segar, cabai dan irisan udang bakar, tampil seperti acar
Lawa Gamai : Hidangan khas kesultanan Bulungan terdiri dari rumput laut segar dan kelapa parut sangrai
Sementara menemani secentong nasi beras merah, saya memilih lauk pendamping
Kandas Sarai ; Makanan khas suku Dayak ini terdiri dari; ikan air tawar dipisahkan tulangnya mixed dengan serai, bawang merah/putih, cabe. Ikan ditumbuk campuran kasar dan halus seperti abon, cocok bagi yang suka rasa pedas.
Ayam Cincane : Ayam diungkep dengan santan dan rempah, perpaduan rasa asin, gurih dan manis yang pekat menjadi satu.
Lauk Patin Sanga ; Ikan patin dimasak dan disajikan dengan potongan jeruk nipis.
Udang braubar ; Udang berukuran besar dibakar dan dilumuri bumbu yang pekat dicampur kecap
Teripang & Jamur Hioko ; merupakan masakan khas peranakan di kalimantan
Iwak karing batanak ; Telur dadar ayam ( bisa telur bebek) dicampur santan, kuah keputihan rasanya sedikit gurih dan ada ulekan bawang putih.
Dan terakhir yang berhasil menyita perhatian saya
Juhu Daun Kedondong ; Sup khas suku Dayak kalimantan, terdiri dari daging iga yang sudah dimasak empuk dicampur rempah-rempah, gula merah, garam, jahe, kunyit, kemiri.
Spesial masakan sup suku Dayak ini, saya makan terpisah dengan nasi. Bumbunya tidak terlalu medhok (berani), namun tidak terlalu gamang juga. Lidah jawa saya menikmati bumbu-bumbu, yang meresap dalam daging empuk. 
Sang Koki sempat menjelaskan, proses memasak daging ini di atas api kecil hingga setengah sampai satu jam. Tekstur daging yang empuk alias tidak kenyal, membuat penikmat makanan ini tidak bersusah payah mengurai daging. Sensasi daun kendondong dipisah tullang sangat terasa, berpadu dengan kuah yang berwarna kekuningan.
Sarang Burung Walet Kalimantan (dokpri)
Sebagai desert saya memilih Sarang Burung Walet Kalimantan, terdiri dari agar-agar, irisan kurma merah dan longa (mirip lecy). Rasanya segar dan tidak terlalu manis, pas di lidah saya yang kurang suka manis.
Meskipun tema makanan Kalimantan di Signature Restaurant, tidak mengesampingkan menu internasional. Chinese food dan seafood tampak terhidang di meja saji, juga menu indonesia lain seperti bubur ayam. 
Jajanan pasar seperti kue salju, onde-onde, kue lapis dan penganan kecil yang sudah familiar memenuhi meja.
Secara keseluruhan tema Kalimantan sanggup dihadirkan, saya benar-benar merasa menjelajahi kekayaan kuliner suku-suku pedalaman. Beberapa ornamen pendukung memperkuat sentuhan, seperti ukiran kayu dan hiasan khas kalimantan di beberapa sudut Resatauran.

24 Agu 2015

Dilmah "Real High Tea Challenge" Cafes & Restaurants [Pressconf RHTC]


Dilmah High Tea (dokpri)
Teh menjadi bagian keseharian masyarakat Indonesia, sudah menjadi tradisi turun temurun dari generasi ke generasi. Saya pribadi memiliki kebiasaan minum teh, terutama ketika pagi hari menjelang datang ( Breakfast Tea). Teh hangat dilengkapi dengan penganan kecil, membuat suasana pagi begitu sempurna. Namun karena minimnya pengetahuan tentang teh, maka tidak paham tehnik meracik dan menikmati secangkir teh yang benar.

16 Agu 2015

Cita Rasa Jawa by Signature Restaurant Hotel Indonesia Kempinski



Signature Restaurant Hotel Indonesia Kempinski (dokpri)
Menyambut HUT Kemerdekaan RI ke 70, serta ulang tahun Hotel ke 53. Hotel Indonesia Kempinski Jakarta menghadirkan, pesta beragam kuliner Indonesia selama 5 minggu. Hidangan dengan rasa autenthic dipersembahkan oleh chief profesional dan berpengalaman, mengajak pengunjung menjelajahi cita rasa yang sesungguhnya.
Masakan yang berasal dari setiap pulau di Indonesia, sangat dipengaruhi oleh bahan alami (rempah) yang ada di pulau tersebut. Tak mengherankan setiap pulau di Indonesia memiliki ciri, dan  ke-khas-an tersebut justru menjadi kekuatan yang musti ditonjolkan. Dari kekayaaan kuliner pula menjadi potensi wisata, untuk menarik wisatawan domestik dan macanegara.
Posisi Hotel ternama ini sangat strategis, berada persis berhadapan dengan Ikon Ibukota yaitu bundaran HI. Hotel Indonesia Kempinski menawarkan fasilitas lengkap, untuk pernikahan, meeting  dan kegiatan bergensi lainnya, juga terintegrasi dengan Grand Indonesia Shopping Town.  Tentu tak terlalu sulit menjangkau lokasi ini, bagi pengunjung yang ingin menikmati fasilitas istimewa.
Sebagai blogger saya tak mau menyia-nyiakan kesempatan, turut mengambil bagian dalam event "Indonesia Food Writing Competition". Pada hari Jumat 14 agustus 2015  secara khusus datang, menikmati sajian dari Signature Restaurant dengan Tema Pulau Jawa. 
Signature Restaurant Hotel Indonesia Kempinski (dokpri)

Panganan Jajan Pasar (dokpri)
Siang itu....
Memasuki Signature Restaurant yang nyaman, saya merasa terserap dalam atmosfir Jawa Tengah/ Jawa Timur. Ruangan resto dipenuhi dengan suara langgam Jawa, yang sudah akrab di indera pendengaran sejak kecil. Sapaan ramah dari petugas restaurant, membuat kami berlima team blogger merasa diterima dengan baik.
Saya yang memang berdarah Jawa terpana melihat jajanan pasar, yang ditata apik tak jauh dari pintu masuk.  Jajanan yang sangat akrab saat di kampung, seperti klepon, jadah (ktean uli), kue lapis, bolu kukus, apem dan masih banyak jenisnya. Kesemua makanan khas ini ditata menarik, dipadu dengan hiasan patung abdi kraton berpasangan. Warna-warni panganan yang dipadu padan, menampilkan pemandangan yang cantik.
Dkumen Pribadi

Dokumen Pribadi
Menu yang saya pilih sebagai pembuka, makanan yang sudah famous adalah bakwan Malang. Komposisi tahu, bakso rebus, krupuk pangsit, bakso goreng, somay, di guyur kuah kaldu ayam.  Mencecap rasa kuahnya memang bumbunya terasa pas tak berlebihan, pun isi dari bakwan Malang juga empuk saat digigit. Sensasi rasa nyuss menguasai indera perasa, menjadi pembuka makan siang yang sempurna. Tak lupa memasan ice tea lecy yang segar, disajikan dengan tambahan potongan kecil coco.
Salmon e Courte menjadi pilihan berikutnya, rasa ikan salmon nempel di lidah. Tekstur daging sangat lembut, dilapisi kulit yang garing dan juga empuk. Sekali sendok daging salmon langsung ngepyur, tak perlu usaha ekstra menguyah sajian ini.  Rasa khas seafood yang menonjol, mengalihkan lidah dari rasa Bakwan Malang.
Baru makanan utama segera saya santap, sengaja hanya mengambil beberapa menu. Semur lidah sapi dan tempe orek, menemani nasi uduk dengan taburan bawang goreng. Untuk semur lidah "very recomended", sangat empuk dan tak ada serat yang alot. Penikmat makanan tak bersusah payah, menikmati sajian khas yang njawani ini.
Aneka menu (dokpri)

Aneka Slad (dokpri)
Melengkapi makan siang hari itu, saya mengambil salad Solo. Salad terdiri dari  potongan selada segar, berbaur dengan kentang potong dadu dan wortel potong panjang. O'ya kentang dan wortel dimasak setengah matang, dilengkapi telor rebus dipotong separuh. Setelah semua bahan diletakkan di piring saji, baru diguyur dengan kuah (seperti semur) lengkap dengan irisan daging sapi.
Menutup menjelajahi kenikmatan masakan jawa, saya kembali memesan juice Kiwi yang segar.  
-0-o-0-
Yusak Yaniardi  (Signature Restaurant Manager)
Bapak Yusak Yaniardi beliau Signature Restaurant Manager, dengan ramah menghampiri kami para blogger. Menjelaskan bahwa untuk event khusus pulau- pulau ini, komposisi makanan 40% sesuai tema dan 60% sisanya dibagi menu yang lain. Menu international tetap dipertahankan, seperti Japanese, Chinese dan western food.
Sementara menu makanan favorit pengunjung, adalah bubur ayam, sop buntut dan nasi goreng selalu disediakan.
Siganture Resaturant sendiri didirikan 5 tahun yang lalu, dengan mempertahankan sudut-sudut khusus pada hotel Indonesia. Secara historis hotel Indonesia tak lepas dari perjalanan sejarah bangsa, dibangun dalam rangka menyambut Sea Games di Jakarta 1962. Gambar presiden pertama RI dengan ukuran besar, menghiasi dinding Signature Restaurant Hotel Indonesia Kempinski.
Bagi kawan's blogger dan Journalist yang ingin bergabung, masih tersedia jelajah cita rasa dengan tema pulau-pulau lain di Indoensia. (salam)

10 Jun 2015

Tempat Kuliner Asyik Harga Bersahabat




Penampakkan Godzilla Burger (dokpri)
Siapa tak kenal dengan burger, steak, spaghetti dan  pasta?
Makanan dari negeri manca ini disadari atau tidak, begitu akrab di lidah konsumen Indonesia.  Meski tak ada unsur nasi di dalamnya, namun perut dijamin kenyang menyantapnya. Pada burger  selain dua roti bulat, terdapat potongan sayur bumbu dan daging panggang. Sementara Steak adalah potongan daging, dengan saos cair yang menggugah selera. Spaghetti sendiri berwujud mi bulat gemuk, dipadu dengan irisan daging dan saos. Pasta terdiri dari kentang yang ditumbuk halus, menjadi makanan komplementer dari nasi.
Bagi pecinta Burger, Spaghetti, Pasta dan Steak, jangan ragu merapat ke Dino Steak & Pasta House.  Restaurant di margonda Depok, menonjolkan makanan Steak dan Pasta harga murah dan kualitas international. 
Dengan harga mulai kisaran 25 ribu, konsumen tak perlu menyangsikan penampakan menu. Ukuran steak berukuran standart, proses tidak digoreng tanpa campuran tepung. Bahan yang digunakan jaminan mutu, adalah daging sapi import terkhusus untuk tenderloin. Pada daging jenis ini akan menghasilkan rasa khusus, yaitu steak yang juice dan tekstur daging menjelma empuk. 
Satu menu yang benar benar menantang, adalah perpaduan burger, kentang dan onion ring dinamakan Godzilla Burger. Tediri dari lima daging burger bulat, sayuran ditutup dua roti bulat khas burger. 
Acara food lovers yang diadakan di Dino steak and Pasta pada awal june, menghadirkan tantangan unik dan menarik. Saya beruntung menjadi peserta tergabung dalam satu team, terdiri lima atau enam orang setiap kelompok. Tugas kami menuntut kerjasama yang solid, yaitu menyusun burger sekaligus menghabiskan.
Chef Rahmad selaku chief profesional mencontohkan, bagaimana susunan burger ala Dino Steak and Pasta. Barulah kami setiap kelompok mempraktekkan, berkompetisi dalam waktu yang ditetapkan panitia. Lima menit pertama setiap kelompok berjibaku, meletakkan roti bulat di timpa daun selada, dua potong ketimun, satu potong tomat, baru ditumpuk daging. Pada tumpukkan kedua minus roti hal sama dilakukan, yaitu potongan daun  selada, dua potongan timun dan satu potongan tomat. Sampai pada tumpukan daging bulat yang kelima, paling atas cukup ditutup dengan roti bulat. Setelah semua tertata dengan rapi, agar tidak roboh dipasang dua tusukkan panjang.
Menyantap Godzilla Burger (dokpri)

Saya berkelompok dengan empat food lovers lainnya, dengan cekatan menyusun burger dalam lima menit. Setelah di atur di tengah loyang, segera menyusul kentang dan onion ring. Sebagai penutup dan mempercantik penampilan, ditata pada pinggir tiga cawan kecil mayonise, sambal dan saos tomat. 
Tantangan berikutnya diajukan, menghabiskan Godzilla burger selama sepuluh menit. Yang membuat tantangan terasa berat adalah, selama proses menyantap tak ada jeda untuk minum. Selama acara cukup riuh rendah, dengan antusias setiap kelompok memenangkan perlombaan.
Dewi fortuna rupanya berpihak, tantangan menyusun burger kami taklukkan. Pun saat santap Buger Godzilla, lagi lagi kami menghabiskan sesuai waktu.
Keberuntungan team kami (dokpri)
Sementara pada event live twit, satu nama group membawa pulang voucher berenang. Masih satu lagi lomba twitpic via instagram, group kami keluar pemenang berikutnya. Kami satu kelompok benar tak meyangka, memenangkan hampir semua tantangan. Keseruan sepanjang acara tak terhindarkan, saat kami berkompetisi mendapat predikat pemenang.  Persaingan tetap saja sekedar persaingan, kami food lovers sudah saling mengenal dan berkawan baik. (salam)
Dino Steak 7 Pasta Houese at Depok (dokpri)