Tampilkan postingan dengan label Catatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Catatan. Tampilkan semua postingan

10 Okt 2016

#BatikIndonesia Karya non Bendawi dan Inovasi

Baju Batik mulai ramai peminat -dokpri

Sejauh ini, saya hanya sebatas pemakai kain motif batik. Tak memahami arti sepenuhnya, di balik selembar karya seni yang saya pakai. Hanya kenal beberapa nama motif, yang kerap dipakai saat acara pesta perkawinan. Saya mengagumi keindahannya, menikmati keselarasan warna yang adem di penglihatan.
Saya punya kisah berburu batik, ketika mau prosesi lamaran calon istri kala itu. Motif sidomukti sungguh saya perlukan, demi hari bahagia tak terulang. Alhasil titip pada saudara, yang kebetulan sedang punya keperluan pergi ke Solo.
Setelah itu, saya tak lagi update tentang batik. Hingga mendapati kesempatan istimewa, hadir di sebuah acara di Jogjakarta. Kebetulan ada jadwal khusus, yang membuka mata awam saya tentang batik.
Yup, saat itu saya mengunjungi Sekar Kedhaton di daerah Kota Gede. Ini dia informasi yang saya dapati, tentang batik dan apa yang ada dibaliknya !
Mengulik filosofi dari Batik.
Berasal dari dua penggalan kata, yaitu 'amba' dan 'titik'. Amba artinya menulis sedang titik artinya titik, kalau digabungkan menjadi menulis titik. Prosesi membatik, laksana menuangkan titik demi titik di atas kain. Menggunakan alat bernama canthing, untuk menuangkan malam / lilin yang sudah dipanaskan.
Saya manggut-manggut, sembari membayang sebuah aksioma matematika. Bahwa garis adalah kumpulan dari titik-titik, yang berpadu kemudian terbentuklah sebuah garis.
Berhenti pada fase ini, benak saya menjumpai sebuah proses yang tidak main-main. Bayangkan saja kawan's, menuangkan titik demi titik betapa butuh waktu dan ketekunan. Pernah saya berbincang dengan pembatik, menyelesaikan satu sampai dua bulan untuk selembar kain.
Bahkan perasaan tenang diperlukan, agar hasil batik bisa mendekati sempurna. Garis demi garis diusahakan seragam, agar sang pemakai puas. Konon kalau sedang emosi, akan mempengaruhi goresan lilin pada kain. Biasanya pembatik memilih rehat sejenak, sampai emosinya stabil.
Ternyata sda tiga jenis batik lho kawan's:
1. Batik Tulis.
Batik tulis tergolong sangat istimewa, karena dikerjakan secara manual. Melbatkan "rasa" saat proses membatik, sekaligus menekan ego (konsisten) agar hasilnya maksimal. Goresan di atas selembar kain, berasal dari goresan tangan dengan media canting yang sudah dituang malam. Satu lembar kain batik tulis ini, membutuhkan waktu lama menyelesaikan.
Karena dikerjakan manual, maka setiap goresan di setiap motif pasti tidak sama persis. Bisa dijamin deh, satu lembar batik tulis hanya one and the only in the world alias satu-satunya di dunia. Tak perlu kawatir berpapasan, dengan orang yang memakai motif batik sama. Karena satu motif, hanya diproduksi satu versi.
Terjawab sudah pertanyaan saya, mengapa Batik Tulis harganya bisa selangit. Tak lain dan tak bukan, pengerjaannya menyertakan "ruh" dan penjiwaan tertuang di atas selembar kain.
Ada tips nih, untuk mengetahui batik tulis !
Caranya mudah, cukup dilihat bagian dalam kain. Kalau goresan tidak 'mbleber', atau gambar di dalam persis dengan bagian depan, dijamin kain tersebut batik tulis asli.
2. Batik Cap.
Batik jenis ini, di proses tidak menggunakan alat canting. Melainkan menggunakan media cap atau seperti stempel, prosesnya tidak memakan waktu panjang. Saya pernah melihat proses batik cap, satu jam bisa menghasilkan beberapa helai kain.
Caranya cukup praktis ;
Media cap bermotif batik, tinggal dicelupkan pada malam atau lilin yang sudah panas. Kemudian diangkat, cap langsung ditempel di atas kain.  Agar malam bisa melekat dengan bagus, dibutuhkan suhu panas yang sangat tinggi.
Pada batik jenis cap, sangat bisa diproduksi secara massal. Orang yang mengerjakan bisa bergantian, asalkan media cap yang dipakai sama.
Batik jenis ini, harganya lumayan bersahabat dengan dompet. Biasanya dipakai untuk pembuatan seragam, pada acara hajatan atau ceremoni lainnya,  
3. Batik Cap Tulis
Adalah kombinasi, dari batik tulis dan cap. Lazimnya dimulai dengan media cap, baru kemudian disempurnakan dengan canting.
Hasil kolaborasi ini, menjadi solusi bagi penikmat kualitas menengah. Dari sisi harga, tentu di bawah batik tulis.
Pada saat pemaparan baru saya ketahui, ternyata Batik Indonesia sudah mendapat pengakuan badan UNESCO-PB. Batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-Bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity), hal ini ditetapkan sejak 2 Oktober 2009. Inilah muasal, tercetus ide pemerintah menetapkan hari batik.
Meski ada wujud selembar kain, Batik dianggap karya non bendawi lho. Karena  batik bukan sekedar kain, atau pola, dan warnanya saja. Namun dalam selembar kain batik, mengandung unsur cerita, nilai filosofi dan humanis, serta kearifan budaya lokal (local wisdom).
Batik dipakai dari berbagai kalangan -dokpri
Setiap pola batik memiliki makna, jadi sebaiknya penggunaanya harus disesuaikan dengan acara. Jangan memakai motif batik asal, bisa-bisa nanti saltum (salah kostum). Agar tidak salah pilih kostum, nih saya dapat jenis motif batik.
Ada tiga jenis motif batik
Batik Parang ;  motif ini berasal dari Jogjakarta, lazimnya digunakan untuk kalangan raja dan keluarganya. Dalam batik Parang terkandung makna, pantang menyerah, atau tegar.
Batik Mega Mendung ; berasal dari Cirebon, motifnya berbentuk awan menggambarkan dunia yang luas dan bebas, memiliki makna transedental atau ketuhanan.
Batik Kawung ;  Motif batik jenis ini, sudah ada sejak jaman Mataram. Mungkin anda banyak jumpai, di daerah Jogjakarta dan Solo. Kawung atau buah Kawung (sejenis kolang-kaling) bermakna baik yaitu melambangkan kesederhanaan, keadilan, dan kesejahteraan.

Rasanya tak cukup saya menggali ilmu tentang batik, dalam waktu hanya dua jam. Namun moment istimewa ini, menancapkan satu pencerahan baru. Bahwa batik harus dilestarikan keberadaannya, diteruskan pada generasi muda. Jangan sampai diclaim oleh negara lain, seperti pengalaman yang pernah terjadi.
Pada satu sisi, untuk menarik minat batik musti menyesuaikan jaman. Selain tetap mempertahankan nilai adiluhung, perlu kiranya melakukan inovasi. Karena kita tak bisa menutup mata, generasi era millenial berbeda selera.
Hal ini bisa dipengaruhi banyak faktor, akibat derasnya arus informasi dan mudah membandingkan dengan budaya barat.
-0o0-
Suatu siang di sebuah Mall di Jakarta
Sebuah pameran kerajinan digelar, tampak bediri stand aneka produk ditawarkan pada pengunjung. Biasanya saya hanya melihat sekilas, seolah tak ada alasan untuk berhenti.
Namun kali ini lain, ada satu stand unik mengusik saya yaitu sebuah Sanggar Batik. Terpajang beberapa lembar kain setengah jadi, sedang dalam proses dililin dan belum sempurna. Motif yang tertuang sungguh berbeda, tidak seperti yang saya lihat di Sekar Kedaton Jogjakarta atau di manapun.
Pak Yadi nama penjaga stand, menerima kehadiran setiap pengunjung dengan hangat. Saya gunakan kesempatan bertanya, sekaligus menimba pengetahuan baru. Dari penjelasan yang disampaikan, terlihat beliau cukup paham tentang batik.
Inovasi berbatik -dokpri

"Untuk menyasar kalangan muda, motif batik sebaiknya memang berkembang dan kreatif. Pakem batik layaknya batik Solo dan Jogja yang penuh simbol dan filosofi, untuk market anak muda terpaksa harus dikesampingkan" ujar Pak Yadi membuka obrolan.
Memang saya lihat sendiri, motif tak biasa diaplikasikan di atas kain. Agar praktis dan efisien, sanggar batik ini menyediakan banyak contoh pilihan motif. Sehingga kain mori yang dibatik, memang sudah ada calon pembelinya.
Untuk motif batik, yang menyasar market anak kecil disediakan gambar karakter lucu. Anak anak pasti kenal, dengan karakter Dora, Donald Bebek, Upin Ipin, Lebah dan aneka tokoh kesayangan lainnya anak. Sedang untuk market remaja, tersedia gambar rumpun bambu, tumbuhan, taman bunga lengkap dengan kupu- kupu serta motif motif unik lainnya.
Motif bambu dengan warna soft -dokpr

Pilihan motif untuk anak-anak -dokpri
Pemilihan warna juga sangat bebas, saya lihat batik bercorak bambu warna biru soft ditunjukkan Pak Yadi. Warna batik pada umumnya, sering dilihat dasar kecoklatan, misalnya kuning kecoklatan atau hijau kecoklatan.
Namun ini sungguh beda, menggunakan warna cerah, dengan warna dasar dipadupadankan. Pun proses menggambar sesuai selera, bisa penuh atau tak penuh.
Penuh dan tak penuh ? Begini maksudnya,
Batik penuh, ketika satu lembar kain utuh seluruhnya diisi dengan motif. Misalnya gambar dora, pada bagian tangan atau kaki dora semua isi motif.
Batik tidak penuh, artinya satu lembar kain bisa saja ada bagian atau ruang kosong. Misalnya, gambar pemandangan, pada langit ada ruang kosong. Atau lukisan rumah, pada dindingnya dibiarkan kosong. Pada ruangan kosong ini, biasanya hanya diberi warna saja.
Pemilihan material warna dibagi dua jenis, yaitu pewarnaan alami dan pewarnaan kimia.  Kalau mau yang bagus, warna dari bahan alami bisa dipilih namun harga lebih mahal.
"Motif batik masa kini relatif simple, mungkin pengaruh jaman" lanjut Pak Yadi.
Batik dengan motif kekininan -dokpri

Karena sudah cukup ngobrol, saya pamit undur diri. Sembari berlalu, diam-diam saya menyepakati. Produk apapun, agar tahan gempur tak boleh menutup diri berinovasi menyesuaikan kondisi jaman. Karena market sebuah produk, tak lain adalah konsumen yang hidup di masa itu.
Jayalah Batik Indonesia, menjadi kekayaan bangsa yang tiada ternilai harganya. -salam-

18 Agu 2016

Manfaat Relaksasi dan Konsep Mindful Eating untuk Diet

Meet The Expert bersama lightHOUSE Indonesia & Liputan 6 -dokpri
Anda pasti tidak asing dengan kata Relaksasi !
Relaksasi berasal dari kata Rileks atau santai, yaitu kegiatan untuk melepas ketegangan. Bisa dengan berbagai cara, misalnya olah raga, menonton TV, membaca buku, rekreasi, bernyanyi, atau mengerjakan hobi dan masih banyak contoh lain.
Relaksasi bisa dilakukan siapa saja, bertujuan menghilangkan pikiran yang kacau akibat ketidakberdayaan seseorang dalam mengendalikan ego yang dimilikinya, mempermudah seseorang mengontrol diri dan memberi kesehatan bagi tubunya.
Coba deh, praktekkan
Kalau ada pancingan dari luar entah omongan dan suasana, terutama yang mengundang kemarahan. Segera Anda longgarkan pikiran, berpikir jauh kedepan dampak dari kemarahan sesaat. Biasanya yang terjadi, kalau marah omongan cenderung tidak terkontrol, kemudian barang dibuang atau dipecah.
Coba ingat
Setelah semua amarah mereda, barulah timbul penyesalan demi penyesalan. Teman akrab tersinggung dan menjauh, akibat ucapan kasar yang keluar dari mulut kita. Benda yang dibeli dengan harga mahal, sudah tak berbentuk lagi karena hancur saat emosi memuncak.
Saya mendapat ilmu tentang relaksasi, saat kelas Meet The Expert bersama lightHOUSE Indonesia. Acara yang diselenggarakan atas kerjasama dengan Liputan 6, bertempat di SCTV Tower lantai 19 daerah Senayan Jakarta Selatan.
Mbak Citra selaku narasumber tunggal, mengajak peserta untuk praktek relaksasi. Saya pribadi begitu menikmati acara ini, bisa melepaskan segenap pikiran yang ruwet. Ada satu lagi praktek mindful eating, tapi kita bahas satu persatu ya.
Acara Meet The Expert dimulai -dokpri
Yuk kita mulai !
Metode dasar ralaksasi adalah suatu proses melawan efek otonomis yang menyertai kecemasan dan ketegangan, sehingga akan menimbulkan counter conditioning.
Apa itu counter conditioning ? Adalah merubah perilaku  yang tidak diharapkan menjadi perilaku yang diharapkan dengan menggunakan asosiasi positif terhadap stimulus.
Ternyata counter conditioning sedang saya lakukan, karena lagi semangat menjalani diet. Saya mempraktekan dengan merubah mindset, terutama saat dihadapkan pada makanan favorit. Biasanya kalau melihat baso, cokelat, es krim, nasi uduk, atau makanan kegemaran lainnya, nafsu makan kita melonjak dua kali lipat.
Nah dengan relaksasi sebelum makan, kita bisa meredam "emosi" hendak menyantap ludes makanan dihadapan mata. Emosi sangat perlu dilatih, mulai dari menghadapi stimulus yang kecil. Ibarat kata akan lebih mudah memadamkan lilin, dibanding memadamkan api dalam wujud obor.
Manfaat relaksasi
  • Meningkatkan kesehatan secara umum dengan memperlancar metabolisme tubuh, laju denyut jantung, peredaran darah dan mengatasi berbagai problem penyakit.
  • Mendorong racun dan kotoran keluar dari dalam tubuh
  • Meningkatkan tingkat agrititas dan perilaku buruk dari dampak stress seperti konsumsi alkohol dan obat terlarang
  • Menurunkan tingkat egosentris sehingga hubungan intrapersonal atau interpersonal semakin lancar.
  • Mengurangi kecemasan
  • Meningkatkan kecerdasan pada anak, meliputi karakter kognitis, matematis, logis, karakter afektif, relational, kreatif dan emosional.
  • Meningkatkan rasa harga diri dan keyakinan diri
  • Mengurangi stress secara keseluruhan, mmeraih kedamaian dan keseimbangan emotional yang tinggi
  • Meningkatkan kesejahteraan.

Acara Meet The Expert semakin menarik, ketika seluruh peserta diajak praktek relaksasi. Pertama kami diajak memejamkan mata, kemudian menarik nafas dalam dan membuangnya sampai udara dalam paru terasa habis. Tak lupa mbak Citra memutar musik, dengan alunan nada yang ringan dan memancing ketenangan. Anda bayangkan music semacam Kotaro, atau Kenny G, yang arransemennya tenang dan menghayutkan.
Musik masih terdengar lembut, kemudian mata kami diminta terbuka. Pada layar putih tampak satu titik, kami mengikuti titik yang bergerak zig-ziag perlahan dari ujung ke ujung. Saat relaksasi harus didukung, posisi tangan dan kaki terbuka dan dilemaskan.
Silakan dilakukan sekitar lima menit (sebenarnya tak ada patokan waktu), saya sendiri merasakan pikiran menjadi lebih tenang.
-0o0-
Konsep Mindful Eating telah diuji secara klinis, sebagai metode makan yang ideal untuk tubuh. Kuncinya adalah focus dan sadar pada momen yang kita alami, yakni merasakan apa yang dialami oleh tubuh dan menyadari apa yang dimakan oleh tubuh, mulai dari rasa, aroma, tekstur, hingga warnanya.
Yang perlu diketahui, bahwa mindful eating dapat menimbulkan rasa kenyang dan puas terhadap makanan yang dinikmati. Tapi satu kata kuncinya, harus berupaya jujur pada diri sendiri.
Nah pada kelas Meet The Expert, setiap peserta dibagikan satu cokelat. Mbak Citra menyarankan, saat makan benar-benar dinikmati dan focus pada kegiatan makan tersebut.
Saya coba praktekkan dengan mulai mengamati bungkus cokelat, warna merah serta mengeja tulisan satu persatu. Kemudian menyobek kertas pembungkus, terdapat bungkus warna gold didalamnya. saya teruskan lagi dengan membuka isinya, terdapat wafer yang berselimut cokelat.
Sungguh menggoda perasaan lapar, dan ingin segera menghabiskan. Satu coba potek sedikit bagian ujung, dimasukkan mulut dan merasakan tekstur cokelat yang lembut. Kemudian potekan yang ada di mulut nempel di langit-langit, saya berupaya meraih dengan ujung lidah. Saya coba gigit sedikit lagi cokelat batang, menguyah secara perlahan dan menikmatinya.
Pada potekan kedua saya langsung ingat, bahwa sedang diet dan mengurangi makanan manis. Mendadak nafsu makan menyusut, dan tak ingin melanjutkan makan cokelat. Akhirnya coklet yang masih panjang, saya tutup dan masukkan dalam bungkusnya lagi.
Mbak Citra (berdiri paling kiri) bersama peserta kelas Meet The Expert -dokpri

Kalau saja Mindfull eating ini diterapkan setiap saat, saya yakin tak akan mengalami obestitas. Pun apabila diaplikasikan untuk hal diluar makan, misalnya mindful learning, mindful working, mindful networking, kok saya yakin hasilnya akan berdampak pada kehidupan yang lebih luas.

Tanpa terasa jarum jam sudah diangka lima, langit Jakarta tampak semakin gelap. Kelas Meet The Expert lightHOUSE Indonesia sampai diujung, meski mendung hitam tapi pikiran ini serasa tercerahkan. Terimakasih juga Liputan 6 sebagai fasilitator, dan terima kasih Mbak Citra narasumber hebat sore ini. (salam)  

26 Jul 2016

Memenuhi Asupan Nutrisi Saat Puasa di Kampung Halaman

Tiga hari sebelum sholat idul fitri, saya sekeluarga sudah ada di kampung. Merasakan tradisi pulang kampung, sembari bernostalgia dengan dunia kecil. Meskipun berada di daerah pelosok, hasrat mengonsumsi buah tak boleh surut. Karena aktivitas puasa, musti diimbangi asupan nutrisi yang mencukupi.
Meski di kampung, saya juga konsumsi buah Sunpride lho (diselang-seling). Karena saya yakin siapapun sepakat, Buah Pasti Sunpride selalu identik dengan jaminan mutu dan kualitas.
Yuk ikuti keseruan saya, mengonsumsi buah selama di kampung halaman.
-Baca Sampai Tuntas, YA!!-
Suasana Pasar kecil di kampung halaman saya - dokpri
"Saya biasa kulakan Pisang ke Ngawi, langsung datang ke pemilik pohon" Mas Pardi menjawab pertanyaan saya.
Lelaki tigapuluh tahun penjual pisang, menggelar dagangan di lantai semen pasar desa. Menjelang hari lebaran, banyak pembeli mencari buah pisang. Biasanya sebagai buah hantaran atau persembahan, untuk orang tua atau orang yang dituakan. Pisang seolah menjadi buah wajib, ketika mengadakan syukuran atau selametan.
Jenis Pisang ambon, dibeli untuk langsung konsumsi. Semetara pisang jenis lain, ada yang diolah dulu menjadi kolak, pisang goreng, pisang molen atau olahan lainnya.
Siang itu saya membeli satu sisir pisang berkulit hijau, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi saat berbuka.  Makan buah pisang menjelang imsyak juga sangat bagus, kandungan air dalam buah ini berguna untuk menahan rasa haus.
Do you know ?
Pisang mengandung vitamin B dan mineral, juga mengandung dopamin dan serotonin membuat mood menjadi bagus. Pisang dengan kulit sudah ada bintik cokelat (sugar spot), ternyata berkhasiat tinggi untuk menangkal sel kanker. Karena pisang dengan sugar spot, menghasilkan Zat TNF (Tumor Nacrosis Factor) berfungsi menambah sel darah putih dan mengganti sel-sel rusak.
O'ya, kini buah pisang "naik kelas" !
Anda pasti tak asing dengan brand Sunpride, orang selalu mengidentikkan dengan Pisang Cavendish premium. Pelekatan image ini sangat dimaklumi, mengingat 90% produk Sunpride adalah buah pisang. Penampilan Pisang Cavendis sangat cantik, kulitnya kuning kehijauan bersih dan dagingnya sempurna.
Pisang Cavendish Sunpride - dokpri
Pada lahan seluas 2.200 hektare di daerah Lampung, Pisang Cavendish dibudidayakan sangat serius dan teliti.  Prosesnya sangat diperhitungkan, dimulai dari pembibitan sampai panen. Saat panen melalui sortir yang ketat, sehingga Pisang Cavendis dalam keadaan segar sampai tangan konsumen.
Ssst, tau gak? Saat panen, pisang ini digendong seperti layaknya bayi baru lahir.
Wah jangan-jangan dikasih jampi-jampi ya (hehe), biar penasaran tulisan tentang Pisang Cavendish saya ulas di artikel ini (wajib mampir, Please! J ).
Pepaya
Buah  berkulit hijau dengan gradasi warna merah kuning, dagingnya berwarna senada yaitu merah kekuningan. Saya konsumsi di kampung saat berbuka puasa, tersebab rasanya yang manis dan segar. Buah ini pula menjadi andalan ibu saya, ketika dulu anak-anaknya susah buang air besar.
"Buuuk, aku gak iso Pup" teriak saya saat masih kelas tiga SD
"Makane kalau disuruh makan kates (pepaya) jangan susah" balas ibu setengah marah

Kebun disamping rumah orang tua, kala itu dua pohon pepaya tumbuh dengan suburnya. Kalau buah sudah menua, biasanya matang di pohon bergantian setiap hari.  Waktu masih berseragam merah putih, saya paling rajin memanjat memetik buah favorit ini.
Kandungan vitamin A bermanfaat untuk kesehatan mata, baik untuk jantung dan kesuburan. Seratnya memperlancar saat buang air besar, mempercantik kulit dan melarutkan sel kulit mati.
Pepaya adalah buah kegemaran saya (dokpri)
AHAAA, saya mendapat pencerahan baru!
Mengoleskan getah pepaya ke wajah, dapat membantu menghilangkan jerawat, mengurangi kerutan, serta mencerahkan kulit wajah agar tampak berkilau.
Lebaran kurang dua hari, untuk mengantisipasi stock buah saya punya strategi.
Membawa tiga jenis buah berlabel Sunpride dari Jakarta, karena yakin tidak akan ketemu di kampung halaman. Maklum di desa kecil dan terpelosok, belum (tepatnya TIDAK) ada supermarket atau toko buah. Penjual buah buka sesuai jadwal pasar, dari jam 06 sampai 11 siang. Kalau sedang hari pasaran ramai yaitu Pon dan Kliwon, tutup lebih lambat sampai jam 13.00.
Penjual buah biasanya langsung pemilik pohon, atau tangan kedua yaitu pedagang yang kulakan langsung ke petani buah. Seperti kisah saya membeli pisang di awal tulisan, dagangannya hanya buah pisang yang dijual. Setelah habis dagangan dihadapan, artinya tiba saat pulang ke rumah.
Nah ada tiga jenis buah Sunpride yang saya bawa
Baby Orange
Warna kuning pada kulit jeruk, sungguh menggoda selera menikmatinya. Tak mengherankan banyak yang suka, sampai ada minuman kemasan botol dengan rasa orange. Perihal cara mengonsumsi, saya lebih nyaman diperas kemudian diminum menggunakan gelas.
1 buah jeruk memenuhi asupan vitamin C sebesar 116.2%, berfungsi sebagai antioksidan, mengobati sariawan dan mencegah sakit flu. Karena air jeruk sudah manis, saya tidak perlu mencampur dengan gula. (apalagi saya sudah manis #Halah)
Aah, nikmatnya saat berbuka.
Sisa butiran jeruk yang masih utuh, mendadak "CRESS" pecah dan keluar air saat di tekan lidah dengan langit-langit di rongga mulut.
Guava Crystal
Jambu kluthuk atau Guava Crystal Sunpride, adalah buah yang saya bawa dari Jakarta juga. Aman dikonsumsi langsung sekalian kulitnya, yang perlu dicatat sudah mendapat sertifikasi "Bebas Residu Pestisida dan Tanpa Formalin".
Kebiasaan saya makan guava memang tanpa dikupas, ternyata memiliki dampak yang bagus. Makan Guava Crystal sekalian kulitnya, sebagai cara mendapatkan fiber atau serat  terbaik. Selain itu Jambu mengandung potasium dan kalium, berfungsi mencegah terjadinya kram otot, menambah energi, membantu mengatur keseimbangan cairan tubuh setelah berkeringat.
Saya pernah membaca artikel dari ahli nutrisi, Guava Crystal baik dikonsumsi saat berbuka dan sahur. Ketika saya praktekkan saat berbuka, hasilnya konsumsi nasi (karbohidrat) lebih sedikit. Karena rasa kenyang lebih dulu muncul, akibat makan guava crystal sebagai takjil (pembatal puasa),
Tapi ga masalah dong, biar bobot tubuh bertambah turun (hehehe)
Buah berlabel Sunpride tak ketinggalan di bawa -dokpri
Pacific Rose Apple
Tersisa satu jenis buah berlabel Sunpride, kulitnya berwarna merah cerah berbaur sedikit warna kuning pucat.
Yup, Pacific Rose Apple, masih dalam keadaan terbungkus foam net (bahan empuk warna putih) baru dikemas plastik aman dan bersih. Saat membawa buah apel ini, saya tidak kawatir bercampur dengan bawaan lain. Buah dimasukkan koper tak perlu diplastik lebih dulu, saya tak risau berhimpit dengan botol minuman dan bungkus biscuit.
O'ya, untuk plastik pembungkus bukan sembarang plastik !
"plastik yang dipakai sunpride adalah khusus plastik food" jelas Sri Astusti Handayani selaku Produk Management PT.Sewu Segar Nusantara dalam sebuah acara Talkshow.
Lagi-lagi saya tidak perlu mengupas kulit (seperti Guava Crystal), langsung mengonsumsi demi mendapat serat terbaik. Ketika dikunyah, dagingnya terasa renyah dan empuk, gigi tak perlu bekerja ekstra.
-Apel memiliki kadar lemak rendah tetapi kaya serat, sanggup memenuhi 20 persen nilai asupan gizi harian-. Sangat  baik menahan rasa kenyang lebih lama, sehingga cocok bagi yang menjalani diet.

Melewati puasa di kampung, cukup mengasyikkan sambil mengonsumsi buah. Sembari mengenang perjalanan masa lampau, kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi.
Ada saran bagus dari ahli nutrisi, mengonsumsi buah sebaiknya sebelum makan utama (nasi). Makan buah setelah makan nasi, bisa menyebabkan perut kembung.
O'ya selain tiga buah Sunpride yang saya bawa, banyak lagi jenis buah lain detilnya ada di SINI dan di SINI
 
Aneka buah Sunpride - dokumentasi pribadi
Indonesia negeri yang kaya raya, sebagian besar tanaman buah bisa tumbuh di tanah pertiwi. Berdasarkan survey diet total seluruh Indonesia tahun 2015, dilakukan Balitbangkes Kementrian Kesehatan RI. Konsumsi sayur dan buah penduduk Indonesia sekitar  91 gram per hari, angka ini adalah setengah dari masyarakat Thailand atau seperlima masyarakat Singapura atau 518 gram per hari (sumber ; berita satu). Hal ini jelas mengindikasikan, bahwa masyarakat Indonesia kurang dalam hal konsumsi sayur dan buah.
Seorang kenalan pernah berkisah, saat ini sedang tugas di pedalaman Papua. Masyarakat pedalaman masih mengandalkan sistem barter, bahan makanan bisa sayur atau buah justru ditukar dengan rokok atau tembakau. Kisah ini menggambarkan, minimnya informasi menyebabkan masyarakat kurang aware terhadap manfaat buah dan sayur.
Padahal kalau kita mau, buah-buahan relatif dengan mudah bisa didapatkan atau ditanam. Kampanye konsumsi buah perlu didukung dan digalakkan, tentu buah-buahan lokal harus menjadi prioritas. Karena mengonsumsi buah lokal, selain menyehatkan tentu membantu petani buah Indonesia.
Hal ini sejalan dengan upaya PT Sewu Segar Nusantara (SSN), menerapkan sistem lokal partnership. Sistem ini memberi peluang bagi petani, terbuka wawasan tehnik menanam buah yang baik dan benar.
Ssampai saat ini produksi buah di SSN terdapat prosentase, lokal group 75%, lokal partnership  15%, impor 10%. Target pada tahun 2016, menggandeng 200 petani untuk berpartner. Upaya mulai SSN ini musti didukung, demi kesejahteraan petani buah Indonesia.
-o0o-
Tanpa terasa seminggu dilalui di kampung halaman,puas bisa bersua dengan kerabat handai taulan. Wajah teman lama semasa kecil mulai berubah, menyadarkan diri sendiri sudah bertambah umur (hehe). Bagi saya hal ini sudah sewajarnya, kehidupan terus berjalan maju meninggalkan masa lalu.

Yang lebih utama, adalah badan selalu sehat dan terpenuhi kebutuhan nutrisi. Sunpride selalu siap menghadirkan buah berkualitas, untuk mendukung kesehatan masyarakat Indonesia. (salam)

15 Jul 2016

Memulai Wirausaha, Siapa Takut !

"Kunci Wirausaha itu adalah segera MULAI", kalimat ini pernah diucapkan (alm) Bob Sadino
Saya pribadi sangat terinspirasi, satu kalimat dari pengusaha bergaya nyentrik ini. Keputusan berwirausaha memang bukan hal mudah, tapi kalau tidak dimulai sekarang terus kapan lagi.
Aneka froozen food- jualan di rumah (dokpri)
Saya termasuk nekad, mengambil keputusan resign saat karir di tempat kerja sedang bagus. Tapi bagi saya hidup adalah pilihan, harus berani keluar dari zona nyaman.
Beberapa usaha pernah saya jalani, tak terasa sudah melewati 5 tahun jatuh dan bangun demi kemandirian. Saya meyakini, betapa rejeki terhampar di muka bumi. Masalahnya siapkah kita menjemput, atau justru bermalas-malasan.

12 Jul 2016

Memaknai Mudik dari Masa Ke Masa

Kumpul bareng saudara saat lebaran (dokpri)
Kegiatan mudik sudah saya rasakan hampir seperempat abad, sejak keputusan merantau terpatri dalam hati. Pada awal tahun 90-an usai lulus dari SMU, prosesi mudik saya lakukan dengan begitu praktisnya. Sebagai seorang bujang yang sudah bekerja, terbilang tidak terlalu repot mengatur diri.
Malam menjelang esok sholat Idul Fitri, langsung mencari angkutan kota menuju terminal. Hanya tas ransel ukuran sedang dan tentengan buah tangan, saya berebut bus dengan penumpang lainnya. Berjajar bus antara kota di terminal Purabaya Surabaya, pilihan saya adalah Bus bertulis tujuan kota kecil Magetan.
Kalaupun jurusan kota asal sarat penumpang, mencari alternatif bus jurusan Solo atau Jogjakarta. Badan muda kala itu cukup gesit berpindah pindah, kaki ini lincah meloncat kesana kemari dengan ringannya. Sampai berhasil mendapati satu kursi duduk, yang akan menghantar menuju tempat tujuan. Sebagai pekerja rendahan tak bisa saya pilih bus executive, biasanya bus ekonomi atau kalau terpaksa patas AC menjadi tumpangan. Dalam perjalanan pulang terdengar riuh rendah, suara takbir bersahutan menyambut hari kemenangan datang.
Sejak tak lolos mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN), saya memutuskan bekerja terlebih dulu. Biaya kuliah di sekolah non negeri yang selangit, membuat hati ini ciut dan kasihan pada orang tua. Tahun kedua setelah memiliki penghasilan sendiri, akhirnya mengambil kelas malam di kampus swasta berbiaya terjangkau. Namun saya tak usai mensyukuri, betapa keadaan mengajari untuk hidup mandiri. Ketika mulai mengantongi penghasilan bulanan sekedarnya, setidaknya sudah tak menambah beban orang tua.
"Biar saja kita hidup pas pasan, yang penting jangan sampai terdengar orang tua" Nasehat kakak tertua suatu ketika.
Petuah ini yang benar saya pegang dalam tekad, tak pernah berkeluh kesah pada ayah dan ibu. Setiap hari pulang kampung tiba, tak pernah tangan ini dibiarkan hampa. Kain bahan kebaya atau mukena untuk ibu, terbungkus rapi menjadi satu dengan baju koko atau sarung buat ayahanda. Kadang kue kue kering dan sirup aneka rasa, menjadi pelengkap oleh oleh menjelang lebaran. Ada perasaan bungah menumbuh di sanubari, saat melihat senyum mengembang dari dua wajah bersahaja.
"Matur suwun yo le, mustinya tidak usah repot bawa oleh oleh segala" ujar ibu
"Kamu bisa pulang saja, sebenarnya sudah lebih dari cukup" ayah menimpali
Biasanya bingkisan yang tak seberapa, akan diganti bahkan lebih saat kembali ke perantauan. Kue kering, kacang telur, abon, atau makanan lain yang awet, terbungkus rapi dalam kardus. Siap diangkut ketika kembali ke rumahh kost, lumayan untuk mengurangi jatah pengeluaran sehari hari.
Tradisi mudik dari Kota Pahlawan terus saya jaga, meski karena pekerjaan yang sepenuhnya tepat waktu. Pernah suatu ketika pulang sore hari usai shalat ied, karena pagi hari masih menyelesaikan tugas. Otomatis sungkem pada orang tua dilakukan sendiri, menyusul setelah kakak sungkem pada pagi hari. Kebiasaan sungkem di keluarga, dilakukan pagi di lebaran pertama. Sedangkan pada lebaran hari kedua, saat beranjang sana ke tetangga dan rumah saudara.
****
Masih pada hitungan awal tahun 2000-an, saya berpindah tugas ke ibu kota. Mudik tetap menjadi tradisi dipertahankan, moda transportasipun mulai berpindah. Kala itu saya masih sempat antre dari subuh, demi mendapatkan sebuah tiket kereta eksekutif. Sahur terpaksa dilakukan didepan loket kereta, menunggu sampai jam tujuh petugas buka. Sholat subuhpun dilakukan bergantian, bekerjasama dengan pengantri yang berdekatan.
Pulang kampung tak sesimple saat dulu, musti dipersiapkan tiga bulan sebelumnya. Budget diatur sedemikian rupa, agar pengeluaran tak sampai kebobolan. Kalau sedang ada rejeki berlebih, memilih yang lebih cepat yaitu moda transportasi udara. Saya mensyukri apapun yang saya alami, persis ketika mudik saat bujangan dengan bus ekonomi.
Betapa perubahan akan terus terjadi dalam kehidupan, selama setiap kita manusia mau berusaha.
Kini setelah kami enam bersaudara berkeluarga, mulai terjadi pergeseran prosesi mudik. Saya bungsu dengan lima kakak, memiliki kesepakatan bersama. Membagi waktu lebaran secara bergantian, dengan keluarga mertua masing masing. Keluarga dari pihak istri menetap, pada kota yang berbeda dengan kampung halaman.
Sehingga satu lebaran kami berkumpul dirumah orang tua, lebaran tahun berikutnya berpisah di rumah mertua masing masing. Khusus keluarga kecil saya biasanya menyiasati, tetap pulang kampung pada dua atau tiga bulan setelah lebaran.  Meski demikian saya tetap mengatur keuangan lebih dini, mengingat empat tiket harus dibeli saat lebaran tiba. Keengganan saya menyetir roda empat jarak jauh, membuat saya tidak menggunakan mobil sebagai sarana mudik.
Dari pulang kampung ke pulang kampung berikutnya, sering saya merenungi perjalanan kehidupan. Mengapa budaya mudik terjadi di negri ini, dan betapa gerakan massal ini mempengaruhi semua sektor kehidupan.
Transportasi mengalami lonjakkan permintaan, kebutuhan bahan pokok apalagi. Pakaian, Makanan, Minuman, Barang Elektronik, Pulsa Celuller, Tempat Hiburan semua diburu oleh konsumen. Setiap orang ingin tampil lebih dari biasanya, memantaskan diri dihadapan sanak saudara. Meski kadang ada yang memaknai lain, dari sekedar mengedepankan nilai nilai silaturahmi. Tak bisa dipungkiri setiap orang berbeda, baik dari cara berpikir pun cara menyikapi keadaan.
***
Inilah kampung halaman saya (dokpri)
Satu hal tak pernah berubah dan selalu saya dapati, adalah senyum tulus dan bahagia dari orang tua. Kini setelah ayanda berpulang ke hadirat-NYA, ibu menjadi pusat kami anak anaknya. Sampai sekarang tidak pernah tangan ini hampa, membawa sekedarnya sebagai tanda bakti dan pengabdian.
Meski sungguh saya meyadari sepenuhnya, apapun yang dipersembahkan tak sanggup membalas kasih orang tua. Kemudian kalimat senada masih saja terdengar ditelinga, menjadi bukti bahwa memang itu yang keluar dari hatinya.
"Matur suwun yo le, mustinya tidak bawa oleh oleh segala" ujar ibu dengan suara parau
Ternyata kalimat belumlah selesai sampai di situ,"Kamu bisa pulang saja, sebenarnya sudah lebih dari cukup" kini kalimat dari ayahanda diucapkan oleh ibu.
Rasa haru seketika membucah, menyaksikan senyum itu mengembang. Garis wajah sepuh yang keriput, tak sanggup ditutupi dan dihindari. Rona bahagia yang sama dan terjaga hadir, setiap mendapati buah hatinya kembali pulang kepangkuan.
Bagi saya mudik lebih dari sekedar pulang, dan bersua dengan orang tua atau handai taulan. Mudik ibarat perjalanan kehidupan itu sendiri, sejauh kaki melangkah akhirnya akan kembali ke muasal. Kampung halaman adalah tanah tumpah darah, yang menghadirkan kekangenan untuk dijenguk kembali.

Setiap manusia kelak pasti akan mudik yang sebenarnya, yaitu pulang kembali ke alam kekal. Almarhum ayahanda saya telah melampauinya, dari mudik di alam fana dan kini mudik yang sesungguhnya. Sudah seyogyanya setiap mudik menumbuhkan kesadaran, bahwa setiap kita akan tiba pada mudik yang sejatinya mudik. (salam)  

11 Jul 2016

Mukena Lebaran untuk Ibunda

Illustrasi- sungkem- (dokpri)
Ramadhan baru saja menjejak di bumi, puasa juga belum tuntas sehari dijalani. Lelaki muda berbadan kerempeng, menyusuri jalan Slompretan Surabaya. Bangunan tua kokoh peninggalan Belanda, megah bercat putih kusam dan terkesan angker. Kelak akan menjadi saksi perjalanan, pria sederhana berbakti pada orangtua.
Bulan ini baru genap setahun mengabdi, di sebuah gudang  karpet dan gorden. Artinya ini adalah Ramadhan pertama, berstatus sebagai karyawan sebuah toko. Tugasnya sehari hari mengandalkan kekuatan fisik, menata barang masuk sekaligus menyiapkan pesanan. Sempat terbersit puasa tahun ini lebih berat, mengingat pekerjaan yang dilakoni. Namun menahan lapar dan haus, tak boleh dibatalkan untuk alasan pekerjaan.
Kerja yang tangah dijalani sungguh melenceng dari harapan, jauh dari tipical pekerjaan idaman. Saat masih bersekolah tergolong aktif berorganisasi, beberapa kali maju lomba tingkat Kabupaten bahkan provinsi. Prestasi akademis tak mengecewakan, nyaris setiap menerima raport masuk lima besar. Pernah muncul bayangan dibenak, suatu saat dinas di kantor mewah berpendingin. Berpenampilan rapi lengkap dengan dasi senada baju, menjalani waktu dari meeting ke meeting. Sepatu hitam disemir mengkilap, berjalan penuh rasa percaya diri.
Namun kenyataan pahit ditelan, sejak tak bisa masuk kampus negri pilihan. Kuliah menjadi impian istimewa, akan diraih pada waktu yang direncanakan. Rasanya bangku perguruan tinggi menjadi obsesi, untuk keluar dari "kepedihan" yang sedang dialami.
"Hanafi, pesanan karpet ini tolong siapkan" ujar kepala gudang "sepuluh tempat musti dikirim sore ini"
Lelaki muda usia dua puluhan menerima secarik kertas, memastikan stock pesanan masih ada. Setelah yakin bergegas ke gudang belakang, diikuti dua kuli mengemas dan mengangkut barang pesanan.
Gelondongan karpet menumpuk di rak besar, menuntutnya jeli mencari jenis pesanan. Semua karpet dan gorden sudah dipisahkan raknya, berdasar kategori agar mudah menemukan. Aneka motif karpet dan type warna harus dikenali, cukup melihat dari ujung gulungan. Hanafi bisa melampaui pada tiga bulan pertama, hafal hampir duapuluh motif, warna serta ukuran. Semua berkat ketekunan mengikuti seniornya, sembari membuka brosur memperhatikan gambar. Bahkan untuk motif bunga yang cukup rumit, bisa dikenali dari jenis serabut dan warna yang menempel di karpet.
Pekerjaan cukup menguras waktu dan tenaga, saat  stock barang yang dicari tinggal sedikit berada ditumpukkan paling bawah pula.
***
Hanya terpisah tiga bangunan di jalan yang sama, terdapat satu gudang kain cukup luas. Sering terlihat tumpukkan daster, sarung, mukena dan kain batik di tempat tersebut. Pekerja yang berada di sekitarnya, kerap membeli beberapa potong dengan harga discount khusus.
Hanafi sering melintasi gudang ini, saat hendak makan siang di warung emperan. Hingga tergerak hati, suatu saat mampir dan membeli.
"Mukena" gumamnya Hanafi dalam hati
Tekadnya mempersembahkan mukena bulat, menyisihkan gaji bulanan tak seberapa. Sebagai bungsu tak membuatnya manja, tempaan kenyataan telah membentuknya.
Puasa tahun ini memang jauh berbeda, siang hari tak sekedar menahan lapar dahaga. Yang berat menahan emosi menghadapi kuli, yang sering berkata kasar dan membangkang. Apalagi kalau dua truk barang datang, harus selesai hari itu juga. Fisik yang lelah ditambah godaan untuk marah, semakin sempurna ujian harus dihadapi.
Namun semua menguap menjelang senja, melintasi gudang kain mengingatkan niat. Tekadnya semakin kuat usai menghitung tabungan, lima lembar uang duapuluh ribuan sudah disiapkan. Pernah terbaca delapan puluh ribu di kertas gantungan, tepat pada tumpukkan mukena.  Selain terdapat angka ratusan ribu bahkan lebih, di atas tumpukkan mukena lainnya.
Seminggu sebelum mudik dipersiapkan waktu, sore menjelang jam pulang tiba. Mendatangi  gudang yang dimaksud, berharap membawa sepotong mukena.
Langkah penuh percaya diri diayunkan, sampai di depan pintu yang dituju. Bergegas mencari tumpukkan mukena, yang pernah dilihat sejak dua hari lalu. Beberapa kali pandangannya tertuju satu tempat, meyakinkan kalau penglihatannya tidak salah. Perlahan tapi pasti mulai luntur kegagahan, yang semula dimiliki saat kedatangan. Masih ada mukena di tumpukan lain, tapi harganya melebih uang yang disiapkan.
"mbak,  tadi pagi saya lihat harga delapan puluh ribu disini" Hanafi meyakinkan
"sudah habis tadi siang mas" balas petugas singkat
Tak ada kalimat lagi yang hendak diucapkan, kecuali berkecil hati dan langkahpun mundur teratur. Raut kecewa jelas tak bisa dibiaskan, menghiasai wajah Hanafi senja itu.
"kenapa mukamu di tekuk gitu" celetuk kepala gudang
"tidak apa-apa pak, kecapekan saja" elak Hanafi
"Bingkisan lebaran dibagikan besok, ini ada tambahan kamu isi ukuran bajumu" sang pimpinan menyodorkan kertas
Setiap lebaran seluruh pegawai mendapat parcel, khusus tahun ini mendapat tambahan. Baju koko untuk pegawai pria, dan mukena jatah karyawati. Seketika berputar pikiran hanafi, berniat hendak menukar baju kokonya.
"Pak, eeem kalau saya pilih mukena boleh?" ucap Hanafi hati-hati
"Kenapa ditukar, kamu mau pakai Mukena" ledek pimpinan sambil tersenyum
"Enggak Pak" Hanafi tersipu "buat ibu saya"
Ruangan di sudut gudang sejenak hening, boss gudang itu melihat bawahannya dan mengangguk.
"Yeeess" pekik Hanafi dalam hati.
Illustrasi- dokpri
***
Gema takbir bersahutan membelah angkasa, Hanafi siap mudik lengkap dengan tentengan. Parcel dari kantor dibawa pulang, tak ketinggalan mukena halus berenda cantik. Melihat tampilannya bisa ditaksir, harganya melebih celengan yang disiapkan.
Dalam bus sepanjang perjalanan pulang, tertanam satu pencerahan baru tentang keajaiban. Betapa semesta akan mengawal mahluk di pelatarannya, yang memiliki niat baik dan mulia. Ketidakmungkinan dalam batas logika, akan dilibas selama manusia gigih berupaya.
Mukena menjadi persembahan istimewa, yang setiap helai benang mengiringi harapan dan doa. Hari raya tak lagi sekedar hari kemenangan, tetapi sungguh membuncahkan hati. Lelaki anak ragil dari keluarga bersahaja, bisa membawa oleh oleh untuk ibunda.
"Matur suwun ya le..." kalimat ibu tersendat
"enggih buk.."balas Hanafi terbawa suasana

Embun bening mendadak hadir di sudut mata, segera ditepis sebelum meleleh.  

27 Jun 2016

Internet Sehat dalam Simfoni Kebersamaan #BukberBloggerVIVA

Penyerahan santunan dari Management Hotel Millenium kepada adik-adik yayasan (dokpri) 
Bulan Ramadhan 1437 H sudah masuk hitungan 10 hari terakhir, namun tak menyurutkan semangat Blogger berpuasa. Bertepatan pada hari Senin 27 juni'16, VIVA log mengadakan bukber di Hotel Millenium Jakarta Pusat. Mengajak adik- adik dari dua Yayasan, membuat acara semakin meriah dan penuh hikmah.
Saya datang cukup awal, bersama tiga blogger's lainnya menunggu lebih dulu di loby. Untung sesama blogger cukup akrab, jadi tak pernah mati gaya kalau berjumpa (hehehe)
Ibu Dewi selaku perwakilan management Hotel Millenium mengungkapkan "Acara bukber seperti sore ini rutin dilakukan setiap tahun di Hotel Millenium, tahun sebelumnya juga mengundang sebuah Yayasan dan berlangsung sukses. Semoga acara saat ini juga berjalan lancar" pungkas bu Dewi disambung -AMIN- oleh hadirin secara serentak.
Meyusul Bapak Ahmad Fauzi, dari management VIVA.co.id diwakili mas Dest" Kami ucapkan terimakasih pada management Hotel Millenium, acara ini sebagai penanda kerjasama perdana. Secara khusus juga mengucapkan terimakasih pada adik-adik, juga teman blogger yang mengisi kanal VIVAlog.co.id. berharap acara sore ini membawa kebaikan".
Acara Bukber bertema Simfoni Kebersamaan semakin meriah, adik-adik yang memenuhi meja sisi kanan panggung tak tampak kelelahan. Mereka tak segan, minta foto bersama denga blogger's. Tentu tak kami sia-siakan moment istimewa, berbagi bahagia bersama adik-adik panti.
Ibu Dewi perwakilan Management Hotel Millenium (dokpri)
Internet sehat
Ada dua kata yang akan dibahas, yaitu Internet dan Sehat.
Apa itu Internet? Tanya Bapak Shahdan Nurdin editor VIVA.co.id
Jangan salah lho ya, internet bukan singkatan dari INdomie TElur & koRNET (disambut tawa adik-adik).
Dalam sebuah penelitian, dari 250 juta  jumlah penduduk Indonesia. Terdapat 81 juta penduduk mengakses internet, 10% diantaranya diakses usia 12 tahun ke bawah. Artinya ada angka 8 juta anak-anak, mulai membuka situs-stus apa saja.
Mendadak saya merinding !!
Coba bayangkan, kalau anak-anak tidak didampingi orang dewasa dalam berinternet. Salah-salah meng-klik situs tak semestinya, mengkonsumsi informasi (gambar atau tulisan) yang tak selayaknya. Warnet sudah menjamur dimana-mana, hanya dengan tiga ribu rupiah bisa berselancar selama satu jam. Nah celah inilah, harus mendapat perhatian dari orang tua.
Saya termasuk ayah KEPO pada anak!! - hehe -
Kalau anak buka website lewat smartphone, saya pura-pura membaca buku dan duduk di sebelahnya (padahal sambil mengawasi). Kalau anak ingin ke Warnet, biasanya jagoan jelang puber ini minta uang untuk bayar sewa. Maka saya ambil jalan tengah, menyisihkan waktu mengantar dan ikut masuk ke bilik warnet.
Hasilnya cukup lumayan, sejauh pantauan saya anak membuka situs yang aman. Bahkan kalau ada teman di sekolah yang membuka situs tak layak, anak bercerita yang dialaminya pada saya. Dialog anak dan ayah benar saya terapkan, agar anak bisa menyerap tentang hal baik dan tidak baik.
"Internet adalah gudang informasi, semua informasi apa saja bisa dicari dan didapati di Internet" Ujar Pak Shahdan Nurdin " Khusus untuk anak-anak ada tiga hal, yang biasanya ingin didapat via internet yaitu Musik, Film dan Games. Waktu untuk membuka internet, anak-anak sering memanfaatkan waktu di rumah, sekolah dan perjalanan".
Dalam bahasa teknisnya, internet adalah Interconectet networking atau jaringan yang berjejaring dalam sebuah sistem. Untuk berinternet, pengakses bisa memanfaatkan komputer, laptop, tablet, smartphone.
Sementara Sehat, diartikan penggunaan internet harus membawa kemanfaatan.
Sehat bisa dalam arti fisik, yaitu melatih mata tangan dalam mengetik tombol di laptop. Kalau sudah terlatih, insting ini akan berjalan. Bisa mengetik tanpa melihat tombol, ujung jari ini seperti punya mata.
Sehat secara jasmani, bisa meningkatkan ilmu pengetahuan dan spiritualistas. Kalau sudah tercerahkan dengan ilmu pengetahuan, bisanya dapat meningkatkan ketakwaan.
Kalau digabungkan, arti Internet Sehat
Adalah bagaimana memanfaatkan teknologi Internet, agar menambah value bagi penggunanya. Perlu dilihat isinya/ content. Kalau contentnya sudah bagus, jangan lupa harus tahu cara dan waktu menggunakan internet.
Bisa lho contentnya bagus, tapi kalau tidak tepat waktunya akan salah !
Misalnya saat anak-anak mengaji, tapi malah membuka website sehingga ngajinya tidak konsentrasi. Atau membuka gambar makan sehat dan lezat, tapi dibuka siang hari saat berpuasa. Kalau tidak kuat, bisa-bisa tergoda membatalkan puasa.
Menutup presentasi dari Pak Shahdan Nurdin, diadakan kuis untuk adik-adik yayasan
Bapak Shahdan Nurdin editor VIVA.co.id (dokpri)
-0o0-
Ustad Herry Setiawan mengisi Tausiyah, sambil menunggu saat berbuka puasa.
Bulan Ramdahan adalah bulan istmewa, hanya orang-orang istimewa bisa merasakan. Termasuk bersama-sama anak yatim, berbagi bahagia dan  mengusap kepalanya. Rasulullah adalah manusia sempurna, ditinggal ayahanda sebelum beliau lahir ke dunia. Pada usia yang masih sangat belia, Rasulullah juga ditinggal oleh ibunda. Jadilah manusia pilihan itu yatim piatu sejak kecil, melampaui kehidupan penuh dengan ujian.
Maka Rasulullah sangat mencintai anak yatim,  dan menjanjikan bagi orang yang menyantuni anak yatim. Kelak bagi yang welas asih pada anak yatim, di Surga akan dekat dengan Rasulullah.
Saya melihat adik-adik dari yayasan, begitu semangat sepanjang acara. Mereka berhak menjadi anak-anak hebat dan unggul, kalau mendapat kasih sayang meski bukan dari orang tua kandung.
Akhirnya saat berbuka puasa tiba !
Seisi ruangan menikmati makanan pembatal, seperti kolak, ice buah dan makanan lain. Adik-adik paling semangat, mengambil ice cream rasa strawberry dan cokelat. Setelah mengambil seporsi buah, saya memilih sholat maghrib lebih dulu baru konsumsi makanan berat.

Pada ujung acara, management Hotel millenium menyerahkan paket kepada adik-adik yayasan. Sebagai penutup sesi foto bersama, Management Hotel Millenium, Team VIVA.co,id dan tentu saja blogger. Yuk blogger's, kita berinternet sehat (salam)