Home

22 Agu 2017

Menikmati Malam di Pinggir Pantai Tanjung Layar Bersama Pak Andre Vincent Wenas



Foto by  Nugraha Amijaya

Saya punya kegemaran berguru, pada siapa saja tanpa pandang bulu. Karena setiap orang memiliki keunikan, bisa menjadi tambang ilmu kalau kita mau menggalinya.

Pada program ‘Blogger on Vacation’ Semen Merah Putih, hari ketiga blogger melewatkan jelang malam di pinggir pantai Tanjung Layar di Bayah Banten.
Suasana pantai dengan ombak tenang, semakin seru dengan obrolan bersama Pak Andre Vincent Wenas, selaku Direktur Human Capital PT Cemindo Gemilang.


Obrolan berlangsung santai, sambil menikmati menu sea food di saung beralas tikar. Suara angin darat tidak terlalu besar, kerlip bintang membuat malam semakin sempurna.

Pak Andre telah menapaki karir cukup panjang, dimulai tahun 1989 sambil menyelesaikan skripsi di Universitas Padjajaran Bandung. Kala itu Andre muda, bekerja sebagai copy writer di advertising Agency bernama Hakuhodo.

Saya dulu pernah ke Pantai di Bayah, mencari lokasi untuk shooting iklan. Saat itu akses ke pantai masih susah, infrastrukturnya jauh berbeda dengan sekarang” kenang Pak Andre.

Sejenak saya membayangkan,  hari pertama perjalanan dari Rangkasbitung menuju Bayah.
Jalanan beton membelah hutan, mengantar rombongan blogger menuju Pabrik Semen Merah Putih (SMP).

Pada hari kedua saat menuju Pantai Sawarna, seorang tukang ojek berujar jalanan semen yang kami lewati adalah kontribusi SMP.
Setelah berkiprah di advertising agency, Pak Andre hijrah ke Astra International selama 7 tahun. Peraih gelar MBA, Bussines Administration dari Monash University, juga pernah berkarya di Group Salim kemudian di Garuda Food sampai tahun 2015.

Pak Andre pernah menjadi penulis tetap, di kolom global marketing majalah bulanan Marketing.
Selama dua tahun menyapa pembaca tabloid Kontan, menggawangi kolom konsultasi usaha. Pada 5 Oktober 2015 ditarik Semen Merah Putih, sehingga bisa bersua dengan blogger malam ini.
Ilmu management intinya sama, mau mobil, minuman, karet, makanan dan sebagainya hanyalah komoditi, prosesnya adalah bagaimana produk bisa dijual. Bisnis itu sederhana, bagaimana bisa mendapat revenue finance dan bagaimana harus menang di komponen market.” “Ujar Pak Andre Vincent Wenas.

Saya jadi ingat kelas ekonomi makro, ketika masih di bangku kuliah puluhan tahun silam. Agar sebuah product menang di komersial market, maka proses bisnis sebuah organisasi harus bagus.
Mulai dari perencanaan, ekseskusi, proses review, proses check ricek baik di ruang rapat atau lapangan kemudian action.

Sebagai Direksi Human capital SMP, Pak Andre bertugas memastikan orang  yang punya kompetensi ada di SMP.  
Setiap personal memiliki motivasi, sehingga bisa menjalankan bisnis proses dengan baik supaya bisa memberi service pada pasar.  
Kalau konsumen puas, otomatis akan memberi revenue yang baik,” tegas Pak Andre.
Bapak Andre Vincent Wenas -dokpri
-0o0-
Industri semen sudah ada mulai tahun 1900-an, saat itu Belanda memproduksi Semen Padang.
Kemudian terus berkembang seiring perkembangan jaman, saat ini menduduki 4 besar adalah Semen Indonesia Group, Indocement, Holcim dan Semen Merah Putih.

Produksi semen di Indonesia sebesar 100 juta ton/ tahun, dengan angka penerimaan pasar 65 -70 juta ton – artinya ada kelebihan kapasitas.

Anomali, investor asing tetap mau investasi, karena per kapita konsumsi sangat rendah dibawah 200 kilometer per kapita per tahun.  Konsumsi per kapita, menggambarkan potensi pembangunan fisik masih sangat besar terutama infrasturuktur. Seperti jalan, bangunan, bendungan, pelabuhan” penjelasan ini benar-benar merefleksikan keluasan pengetahuan beliau.

Setiap yang disampaikan Pak Andre, seketika mencerahkan ruang gelap di benak saya. Banyak pengetahuan baru saya raup, mengantar saya pada teori yang baru kali pertama didengar.

Keberadaan Jalan seperti teori belalai, kalau ada jalan apapun bisa dialirkan. Dengan adanya jalan, otomatis akan menyusul ada market dan akan terjadi transaksi ekonomi. Dengan membuka jalan, maka terjadi efek traffic ekonomi di kanan kirinya. Ada yang bikin hotel, sekolah, rumah sakit, ada perumahan, perkampungan, semua pembangunan membutuhkan semen

Sejarah industri semen sendiri dimulai sangat lokal, karena masalah utama semen adalah persoalan logistik, sehingga dibangun pabrik yang dekat dengan market.

Seperti Semen Padang memenuhi market Sumbar dan sekitarnya, pasar jawa Timur dikuasai Semen Gresik dan Semen Tonasa untuk pasar di Makassar.
Semen Merah Putih mendekat dengan market Banten,  mulai mengatasi persoalan logistik.

SMP mempunyai pelabuhan laut dalam, sangat memungkinkan kapal besar bisa bersandar. Dengan menyediakan kapal besar sendiri, otomatis bisa membawa semen dalam jumlah besar.

Masalah marketing sebenarnya bukan market tapi logistik, tantangan pengiriman adalah kapasitas angkut yang terbatas dan jadwal kapal yang tidak cocok. Dengan memiliki kapal sendiri, kita tidak tergantung jadwal kapal sehingga bisa melakukan pengiriman lebih banyak. Semen Merah Putih mencari pasar yang belum dilirik brand lain,  sehingga dari sisi logistik bisa menang lebih dulu.” ujar peraih MM, Management Science Institut Pengembangan Managemen Indonesia. 
Obrolan Santai Pak Vincent bersama Blogger -dokpri

Ketimpangan antara daerah di negeri ini, bisa diterobos melalui pembangunan infrastrukur, selain akan menaikkan perekonomian juga  memeratakan keadilan sosial.

Pak Andre  terlihat bersemangat, ketika mengisahkan rencana Pemda Lebak melakukan reaktifasi jalur kereta.
Rel kereta jalur Bayah, Saketi, Malimping, dibangun masa pendudukan Jepang dengan memperkerjakan romusha. Kalau jalur kereta sudah diaktifkan, niscaya akses perekonomian semakin terbuka dan membawa dampak pada sosial dan budaya masyarakat setempat.

Malam semakin meninggi, hembusan angin darat semakin kencang dan terasa dingin menyentuh pori pori.
Butiran butiran ilmu yang saya reguk, bagai pelita yang berpendar menuntun dari kegelapan.

2 komentar:

  1. Om, ini pabrik Semennya dan pemukiman dekat? Daerah Lebak ya? Baru dengar ada semen merah putih. Smoga kehadiran semen merah putih bisa meningkatkan taraf hidup masy sekitar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lokasi pabrik dan pemukiman warga di daerah yg sama namanya Bayah di Banten mak, di sekitarnya ada pantai yang kereeen namanya Sawarna, Tanjung Layar, pasir putih dsb

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA