Tampilkan postingan dengan label Buah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Buah. Tampilkan semua postingan

23 Jul 2016

Bicara Pisang, Ya Sunpride ! #BuahPastiSunpride

Rasanya sudah bukan lagi rahasia, brand Sunpride melekat dengan produk buah-buah berkualitas. Kalau mau bicara lebih spesifik lagi, Sunpride selalu identik dengan Pisang Cavendish. Melihat tampilan Pisang Cavendish yang cantik, dijamin orang langsung jatuh hati.
Pisang Cavendish Sunpride (dokpri)
Ibu Sri Astuti Handayani, selaku Product Management" memberi pencerahan tentang produk Sunpride. Pada acara talkshow, bersama aneka komunitas dan blogger Kompasiana.
PT. Sewu Segar Nusantara (selanjutnya SSN) berdiri tahun 1995, awal berdiri masih focus pada buah Pisang Cavendish. Pada tahun 2003 berkembang, ekspansi pada buah lokal lainnya. Baru pada tahun 2005 menambahkan buah impor, hingga saat ini terdapat total 33 item buah.
Komposisi produk lokal 75% dari perkebunan di Lampung, 15 %  hasil dari lokal partnership, sisanya buah impor sebesar 10 %.  Sedangkan prosentase 90% adalah Pisang Cavendish, maka wajar Sunpride identik cavendish. Kemudian 6% untuk nanas Honi, baru sisanya 4 % diisi buah Guava.
Produck group terdiri dari, Cavendish Banana, Honi Pineaple dan Guava Crystal. Produck lokal partnership mencakup  Melon, Pisang Mas, Pepaya California dan Jeruk baby. Buah diluar nama yang sudah saya sebut, adalah buah yang diimpor dari beberapa negara. (lebih detil ada di SINI dan SINI )
Saya sempat bertanya-tanya, apakah buah-buahan mengena musim?
"kami melakukan proses pembibitan dan penanaman sendiri sehingga ketersediaannya terjaga" jelas Ibu Sri Astuti
Lebih spesifik Produk Sunpride
  • ditanam di kebun sendiri dan sister company 
  • Panen sepanjang tahun 
  • Penerapan standar penanaman dan Proses Pasca Panen
  • Kualitas Terjaga
Dengan standard yang diterapkan, saya kira tak berlebihan jika konsumen jatuh hati dan melekat di benak Buah Pasti Sunpride.
Kita bahas yuk tentang Pisang Cavendish ya.
Khusus Pisang Cavendish, ditanam diatas lahan seluas 2.200 hektare. Pembibitan dilakukan dengan metode kultur jaringan, sampai masa panen membutuhkan waktu sekitar satu tahun.
Proses panen tidak sembarangan eksekusi lho !
Setandan buah pisang yang siap panen, tak boleh jatuh ketika terpisah dari pohonnya. Hal ini untuk menjaga kualitas, buah jatuh menyebabkan bonyok/ empuk. Artinya saat pemotongan butuh dua orang, satu orang memotong lainnya menangkap agar pisang tak menyentuh tanah.
Setelah terlepas dari pohon, setandan Pisang Cavendish digendong sampai tempat sortir. (kaya bayi ya)
Proses pencucian menggunakan air yang secara berkala diganti, tujuannya membersihkan getah agar pisang terlihat bersih cerah serta bebas jamur. Pisang Sunpride dipilih dan dipilah dengan teliti, sesuai standart untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Pada proses pensortiran, pisang dikelompokkan berdasar ukuran atau besar kecilnya buah. Setiap proses yang dilewati terdapat quality Control, sehingga setiap butir Pisang Cavendish dichek secara ketat.
O'ya, selain persisir, Pisang Cavendish ada yang dijual single. Setiap satuan pisang cavendis, dibungkus plastik khusus.
Sri Astuti HandayaniProduct Management & Arahman AsmaraManager Suply Chain Management  (SCN) dalam Kompasiana Nangkring - dokumentasi pribadi

Standart Product meliputi
  • Kemanisan
  • Tingkat Kematangan
  • Kualitas
  • Pisang Cavendish yang tampil menawan, dijamin bebas obat kimia atau disuntik apalagi diberi pewarna.

"Tidak mungkin disuntik, bayangkan Pisang tumbuh 2.200 hentar masak harus disuntik satu-satu " Ujar ibu Astuti bersemangat.
Hasil panen sunpride ditest secara berkala, setiap enam bulan sekali sample dikirm ke Scofindo. Hal ini dilakukan, untuk menjaga product Sunpride benar-benar aman. Test product Sunpride pada tahun ini, sudah dilakukan pada bulan april 2016.
(back to topic)
Selanjutnya tahap pematangan/Ripering, berfungsi untuk mendapatkan pisang dengan kualitas pematangan baik sesuai permintaan konsumen.  Proses ripering dibutuhkan pengetahuan, serta ketrampilan tehnik pematangan yang baik. Kontrol suhu dan kondisi kelembaban udara saat pematangan, terus pemantauan secara ketat.
Proses Distribusi Sunpride
Bapak Arahman Asmara, selaku Manager Suply Chain Management  (SCN) PT. SSN, juga hadir pada acara yang sama. Beliau mengulas dari sisi enginering atau suply management,  yang ternyata sangat rumit namun menarik untuk disimak.
Bayangkan saja !
Buah yang sudah terpisah dari pohon, kemudian melalui proses berhari-hari. Pada sisi lain, harus dijaga kesegaran tapi tanpa bahan pengawet dan sentuhan kimia.
Dalam mengenal sifat dan karakteristik buah, secara umum buah membutuhkan hal yang seragam. "Yaitu kelembaban udara (H2o), temperatur, sirkukasi udara, kebersihan, cara simpan, O2 (oksigen) CO2 (Karbondioksida). Kondisi-konidisi ini yang perlu dijaga, mulai dari kebun sampai tangan konsumen" Pak Arahman menjelaskan dengan cukup detil "Buah Sunpride dijaga dalam kelembaban tinggi sekitar 90%, hal ini berlawanan dengan sistem pendingan yang lazimnya ada".
Pak Arahman juga memberi analogi sederhana, sehingga saya mudah memahami
Misalnya 4-5 orang naik mobil ke Bandung, jendela mobil ditutup dan ac dinyalakan maka sampai tujuan lemas.  Hal ini bisa terjadi, karena dalam mobil kurang oksigen (O2), pada saat yang sama kita membuang Karbondioksida (Co2).  Kondisi ini sama untuk kasus buah, perlu dikelola antara oksigen dan karbondioksida dengan baik.
Eits ada kasus terkait dengan pengelolaan suhu kendaraan.
Kasus terkini dan masih sangat aktual, meninggalnya pemudik yang terjebak macet di Tol Brebes Exit. Dalam keterangan resmi, disampaikan Achmad Yurianto, selaku Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes,
"kondisi kabin yang relatif sempit serta tertutup dengan pemakaian AC terus menerus akan menurunkan oksigen serta naiknya CO2"
Screen Short akun FB Kemenkes (dokpri)

Nah Sunpride sangat aware, memperlakukan buah sebegitu hati-hati. Sistem dipacking house,  juga dijaga kelembaban suhu karena tidak menggunakan bahan pengawet.
Tahap pengiriman juga sangat hati-hati, tak lepas dari kontrol tetap menjaga kelembaban. Suhu selalu dipantau, mobil juga dicontrol lewat GPS sehingga terprediksi waktu tempuh termasuk kondisi lalu lintas. Misalnya buah memerlukan waktu pengiriman dua hari, maka Sunpride mempersiapkan buah tahan lebih dari dua hari perjalanan.
Power suply tidak boleh mati/ shutdown, sehingga dari sisi listrik terus dipantau. Jadi tak hanya mengandalkan listrik dari PLN, tapi juga memiliki Genset sendiri.
Sistem IT diterapkan untuk memberikan informasi, selama perjalanan ada tap temperatur. Selama diperjalanan ada saat buah yang ditusuk termometer, untuk memantau suhu buah. Setiap buah membutuhkan suhu yang berbeda, seperti pisang  butuh 14- 16 derajad saja tidak boleh kurang tidak boleh lebih.
Sunpride ingin terus mendekat dengan konsumen, seperti saat ini sudah ada di Balikpapan.
"Sunpride bukan hanya sekedar jualan buah, ditanam panen lalu dijual. Lebih dari proses yang pada umumnya, ada proses sangat rumit melibatkan teknologi tetapi bukan kimia. Semua diterapkan, demi menjaga kesegaran buah Sunpride" tegas ibu Lutfi Aswawi Marcomm Manager SSN.
Aneka buah Sunpride - dokumentasi pribadi
Semua methode transportasi diterapkan, 250 kapal ASDP, 3000 Kapal Pelra, 260-an Kapal Perintis, 14.300 kapal Niaga. Sementera Other Delivery Methods, menggunakan Railway transportasion.
Semua proses transportasi sangat di perhatikan, dari sisi Managing Multi Temperatur.
Wah, saya semakin melek dan paham!
Mengapa Sunpride bisa tampil begitu perfect, ternyata memang melalui kerja keras dan kerja sama team yang solid. Teringat sebuah kalimat "Hasil Tak Pernah Mengkhianati Usaha", nah upaya maksimal SSN adalah sebuah contoh nyata. Buah dengan label Sunpride sebagai hasil nyata, selalu identik dengan jaminan mutu.

Kini tidak perlu bimbang dan ragu, mengatakan dengan penuh keyakinan #BuahPastiSunpride (salam)

2 Agu 2015

Catatan Sunpride; Antara Buah dan Kegiatan [My 7 Days Fruits Diary]



Sabtu 26 Juni 2015
Acara Kompasaiana Nangkring bersama Sunpride
Dr. Grace Judia dan Ibu Lutfhie dalam acara bersama Sunpride (dokpri)

Kemeriahan acara bersama Sunpride masih melekat di benak, bertempat di Hotel Ibis Slipi menghadirkan dua narasumber kredibel. Banyak ilmu saya dapati dari Pakar Nutrisi Dr. Grace Judio, dan informasi bermanfaat dari Ibu Luthfie Aswawie Marcomm Manager PT. Sewu Segar Nusantara (SSN). Termasuk pengumuman digelarnya Blog writing competition, dengan tema "My 7 Days Fruits Diary". Saya mulai membayangkan beberapa nama buah dipersiapkan, mengikuti ketentuan yang ditetapkan penyelenggara.

Rabu 1 July 2015
Nyaris setiap pagi saya rutin berselancar di dunia maya, selain membiasakan diri menulis juga mencari informasi. Website www.sunpride.co.id tak lupa saya sambangi, akhirnya yang ditunggu datang juga. Pengumuman resmi dari PT. SSN terpublish, kabar  Blog Writing and Fruit Summit 2015Saya membaca seksama isi pengumuman, tak lupa mencermati ketentuan dan periode lomba. Segera menyusun jadwal selama sepekan, mengonsumsi buah  sebagai bahan tulisan.

28 Jul 2015

Melon Segar Saat Berbuka

(Day 5) Senin 6 July 2015
Buah Melon (dokpri)
Hari kelima dalam "My 7 Days Fruits Diary", saatnya mengonsumsi Melon.
Tak terasa puasa masuk hari ke duapuluh, berarti sudah masuk sepuluh hari terakhir Ramadhan. Selain ibadah musti lebih ditingkatkan, kesadaran gaya hidup sehat perlu diperhatikan.  Gaya hidup sehat bisa ditempuh dengan banyak cara, satu diantaranya  dengan rutin mengkonsumsi buah.  
Eits tapi tunggu dulu,  jangan lupa konsumsi buah lokal ya..!!
Mengonsumsi buah lokal selain sehat, sebagai perwujudan rasa cinta tanah air. Membeli buah hasil panen petani Indonesia, sama artinya membantu kesejahteraan saudara sebangsa. 

22 Feb 2015

Guava Crystal Persembahan Untuk Camer


Guava Crystal Sunpride (dokpri)
Bagi siapa saja perlu mempersiapkan diri, tampil terbaik terlebih pada kesan pertama. Manusia memang diciptakan berpasangan,  demi keberlangsungan keluarga dan keturunan. Mengesankan diri baik adalah penting, agar orang lain nyaman menerima kehadiran kita. Saya merasakan sendiri bagaimana deg degan, saat pertama berkenalan dengan calon mertua (camer). Beberapa hari sebelum hari H, sudah berpikir apa yang harus dipersiapkan. Bawaanpun menjadi prioritas, agar pantas dan orang tua calon istri terkesan. Browsing artikel pendukung sebagai referensi, bagaimana cara bisa diterima dengan baik camer.
Hari yang dinanti akhirnya tiba, mulai sabtu pagi sudah bersiap diri. Membeli bawaan dipersembahkan pada tuan rumah, tak elok rasanya datang dengan tangan hampa. Setelah berdiskusi dengan calon istri, sepakat segera pergi membeli buah. Selain praktis dan simpel, buah mudah bisa didapat di mana saja. Sengaja memilih buah jambu klutuk atau guava crystal, karena camer ternyata senang buah tersebut. Alasannya juga cukup masuk akal, jambu klutuk mengandung serat, kaya vitamin A untuk kesehatan mata. Calon istri bercerita kebiasaan ibunya, membuat juss atau langsung makan jambu klutuk. Seminggu bisa dua kali belanja di pasar, buah kegemaran untuk stock di rumah.
Karena tak ingin bingung dan salah pilih , sampai di toko buah berketetapan hati tanpa rasa ragu. Memilih buah jambu dengan label sunpride, selain kualitasnya terjamin namanya sudah terkenal. Saya sendiri cukup familiar dengan produk Sunpride, yang berada di bawah bendera PT Sewu Segar Nusantara.
Menurut informasi yang saya dapatkan di website,  Sunpride bekerja sama dengan Universitas Padjajaran dan Asosiasi Logistik Indonesia, mengembangkan sistem rantai pasok sayuran dan buah.  Martin M. Widjaja, Managing Director Sunpride mengatakan, berharap kerjasama yang dilakukan lebih membantu para petani binaan. Sehingga lebih meningkatkan kesejahteraan petani, serta meningkatkan hasil panen. Sehingga  kendala yang dihadapi oleh para petani lokal, yaitu bersaing dengan produk hortikultur impor dapat lebih terbantu dan memiliki hasil panen yang bersaing. (sumber www.sunpride.co.id )
Calon mertua menerima saya dengan tangan terbuka, oleh oleh segera berpindah tangan. Melihat yang saya bawa buah jambu kegemaran, senyum terkembang di bibir tuan rumah. "Wah jambunya segar dan cantik, terima kasih ya Nak", saya mengangguk takzim mengamini. Obrolan dan basi basi berjalan lancar, pertemuan pertama bisa dikategorikan sukses.

Buah Pisang Sunpride (dokpri)


Setelah malam itu saya merasa mendapat tempat, kunjungan berikutnya berjalan lancar. Tak lupa saya sertakan buah tangan, entah pisang, jeruk, salak atau sesekali kue. Setelah mulai akrab dan tak canggung, niat melamar terlontar disambut baik.  
Tak jarang calon mertua mengundang saya, untuk datang saat acara keluarga dilangsungkan. Entah arisan keluarga atau kondangan, ketika sebagian besar saudara berkumpul. Moment istimewa seperti ini menjadi kesempatan emas,  bagi saya  mengenal lebih banyak saudara. 
Pohon Jambu Klutuk (dokpri)

Akhirnya kami menikah dan berumah tangga, dua buah hati hadir menjadi pelipur lara. Sepuluh tahun waktu berlalu dengan cepatnya, ibu mertua masih saja senang buah guava crystal, bahkan menanam pohon jambu di halaman. Saat hari libur  keluarga kami berkunjung, ibu mertua membuat Jus jambu untuk anak anak. Selain kaya manfaat bagi kesehatan, Juss jambu berkhasiat membantu penyembuhan demam berdarah dengue (DBD). Pernah satu cucu yang diluar kota terserang DBD, selain berobat ke Rumah sakit, Ibu mertua membuatkan juss jambu. Terbukti cucu lekas pulih, kembali bermain dan ceria dengan saudara sepupu.
******
Sebagai bangsa yang besar, sudah semestinya menamakan jiwa patriot. Mencintai segenap jiwa terhadap negri sendiri, dengan banyak cara sesuai kemampuan. Yang paling mudah dilakukan siapa saja, adalah mencintai produk dalam Negri. Tentu dengan cara membeli, memakai atau mengkonsumsi semua produk dalam negri.
Gerakan 100 %  Aku Cinta Indonesia (ACI), dari Kementrian Perdagangan RI perlu direspon positif. Gerakan ini untuk menggugah rasa bangga,  terhadap produk Indonesia. Bertujuan meningkatkan pemahaman dan mendorong masyarakat, dalam menghargai, mencintai dan menggunakan produk dan jasa-jasa dalam negeri. Logo dari gerakan ini adalah spirit masyarakat, untuk lebih mencintai brand/produk local. Karena brand/produk tersebut tidak hanya dapat membantu para pelaku bisnis namun dapat meningkatkan perekonomian bangsa agar lebih maju kedepannya. Lebih mandiri, lebih kokoh dibanding brand/produk lain di pasaran. Berawal dengan menggunakan, lalu menjadi peduli, lalu beranjak mencintai, kemudian menjadi pengguna sejati brand/produk lokal. (sumber ; http://www.kemendag.go.id)
Bidang Pengawasan Kemanan Pangan dan Bahan Berbahaya  Badan Pengawas Obat dan Makanan tertanggal 23 januari 2015.Saya pribadi termasuk penikmat dan pecinta buah lokal, sejak masa di kampung halaman hingga kini di tanah rantau. Apalagi baru baru ini beredar kabar, tentang bakteri listeria monocytogenes yang terdapat pada buah impor. Khusus Apel jenis Granny smith dan Gala dalam kemasan Bidart Bros, yang diimpor dari California Amerika Serikat. Masayarakat dilarang mengkonsumsi dua jenis buah, demi kesehatan diri dan anggota keluarga. Keputusan pelarangan tersebut berdasarkan, surat Deputi Bidang Pengawasan Kemanan Pangan dan Bahan Berbahaya  Badan Pengawas Obat dan Makanan tertanggal 23 januari 2015.

Majah Gatra terbit 12- 18 Feb 20015 (dokpri)

Bakteri listeria ini cukup bahaya, terutama pada orang dengan sistem imun rendah. Selain bisa terjangkit meningitis, pada pasien HIV AIDS bisa meninggal. Sedang pada  orang sehat, infeksi listeria dapat menimbulkan gejala ringan. Seperti nyeri otot, demam, mual dan muntah, sampai diare.
Untk amannya tak salah cepat beralih, mengkonsumsi buak buahan lokal. Bagi saya buah lokal telah menjadi bagian dalam kehidupan, beberapa nama buah bahkan memiliki history. Contohnya buah jambu klutuk atau guava crystal, telah membantu saya mengambil hati camer. Saya yakin anda juga memiliki kesukaan terhadap satu buah, atau mungkin memiliki kisah dibalik buah. Alangkah lebih bijak mencintai dan mengkonsumsi buah lokal, secara tidak langsung membantu petani negri sendiri. Kalau bukan kita semua yang peduli, siapa lagi yang membantu saudara kita para petani. (salam)

19 Feb 2015

Buah Lokal, Antara Nostalgia dan Cinta


Pohon Rambutan (dokpri)

Saya ingat ketika  belum genap sepuluh tahun, ayah mengajak berkunjung ke rumah Pakde. Berdua dengan Kakak mengkeret hati, duduk di kursi tamu tak berani beranjak. Rumah  dengan  model Joglo, dikelilingi papan berkayu jati dengan plitur mengkilap.   

Dua rumah berhimpitan, menambah kesan luas dan megah. Terdapat halaman untuk menjemur hasil panen, di belakang terhampar kebun cukup luas. Pakde seorang petani berada dan disegani, sawahnya luas di beberapa tempat. Tak jarang terlihat tumpukan karung berisi gabah, memenuhi teras dan separuh rumah depan.