Startup Report 2017 - gambar atas (dailySocial.id), gambar bawah dokpri |
Perkembangan
tehnologi digital, tidak bisa dibendung lagi. Orang tidak perlu bersusah payah,
demi memenuhi kebutuhan keseharian (contoh paling simple transportasi)
Data
yang dilansir Daily Social, menunjukkan, bahwa ekonomi digital Indonesia sedang
bertumbuh. Market yang besar –ditilik dari populasi--, tercatat di akhir tahun
2017, 177.9 juta pengguna internet via mobile, 132.7 juta user via laptop dan
(ini angka luar biasa) 130 juta aktif bersosial media.
“Power Lunch , Startup Review Now and
Future,” sebuah acara keren yang saya datangi. Benar-benar membuka wawasan,
tentang perkembangan sekaligus prediksi industri digital di Indonesia.
Diadakan
di kawasan Senopati, Kamis 8 Feb’18, menghadirkan narasumber expert, yaitu Rama Mamuaya, CEO of DailySocial dan Danny Wirianto CMO of GDP Venture and
Angle Investor.
DailySocial.id, media teknologi yang focus pada informasi, edukasi dan riset inovasi. Menjadi sumber dan penyedia data mengenai industri teknologi, membantu korporasi mengadopsi teknologi, melalui digital transformation dan corporate inovation.
“e-commerce salah satu industri yang dari
beberapa tahun lalu hot banget di Indonesia.Meski ada yang bilang industri e-commerce agak badly,
tapi sebenarnya grownya masih lumayan, dengan pemain lokal dan asing .” Ujar Rama
Market
e-commerce di indonesia, pada tahun
2017 menyentuh angka $ 7 juta—dilihat dari berbagai data salah satunya data
dari amazon.
Pada
tahun 2022 diprediksi naik cukup singnifikan, dua kali lipat atau di angka $ 15
juta dollar. Secara kooperasi, e-commerce
di Indonesia akan berpengaruh terhadap ekonomi negara.
Meski
masih dalam hitungan jari, (setidaknya ada) dua e-commerce lokal berhasil masuk dalam jajaran e-commerce unicorns. Tercatat nama Tokopedia dan Bukalapak, sementara
untuk kategori aplikasi ada gojek dan grab --total ada 4--.
FYI ; Unicorn adalah gelar yang diberikan pada suatu perushaan digital yang memiliki nilai valuasi (nilai dari suatu startup, bukan sekedar pendanaan yang diraih dari investor) lebih dari $ 1 miliar .
Fintech atau Financial technologi, salah satu instrument yang memiliki peranan
besar, dalam mempermudah transaksi ekonomi digital.
Seiring
dengan regulasi fintech yang semakin jelas, disertai teknologi pendukung yang
semakin canggih.
Gojek
dengan Gopay-nya, menguasai fintech aplikasi
sebesar 50%. Sementara e-money dan tcash, menyusul di urutan kedua dan ketiga yaitu
di angka 46% dan 40%.
Berada
di prosentase 25% kebawah, tercatat ada Flazz, Line Pay, OVO, Brizzi. Sementara
nama di luar yang saya sebutkan, berebut tempat di kisaran 4%.
Dampak
dari tahun politik-- Pilkada 2018 dan Pilpres 2019, bidang bisnis digital media
berpotensi mengalami pertumbuhan.
“Uang
Politik,” akan disebar untuk kepentingan “belanja” kebutuhan politik. Mesin
partai dan politikus, melirik media sebagai alat untuk mempengaruhi opini
konstituen.
Selain
fintech dan media, startup
tehnologi kesehatan semakin berkembang. Contohnya BPJS, kini mulai mengembangkan aplikasi
untuk antrian dan konsultasi dokter.
Rupanya
keluhan pasien –pengguna BPJS--, perihal panjangnya antrean direspon sangat
cepat, dengan membuat startup kesehatan—keren ya.
“Setiap tahun
DailySocial.id mencoba mengumpulkan semua informasi mengenai ekosistem industry teknologi
di Indonesia, dan mengemasnya dalam bentuk laporan singkat
yang diharapkan bisa membantu
para stakeholder untuk bias melihat gambar besar pergerakan industri di Indonesia.” tambah Rama Mamuaya
Detil
annual report selanjutnya, silakan klik DailySocial.id (tersedia soft copy Startup Report 2017 )
-00o00-
Tak bisa dipungkiri, salah satu kendala ekonomi digital adalah keterbatasan talent. Kemudian tantangan regulasi, mempertemukan deal antara investor dan founder.
Investor cenderung menunggu, tidak ada gunanya menggelontorkan dana ke startup yang belum matang.
Danny Wirianto CMO of GDP Venture and Angle Investor,
memercayai perlunya memegang informasi
sebelum memutuskan sebuah investasi.
FYI : GDP Venture, adalah venture builder berdiri tahun 2010, memiliki focus pada dunia digital baik komunitas, media, commerce dan perusahaan yang menyediakan solusi di industry konsumen internet di Indonesia.Tidak hanya focus sebagai venture capital, juga memberikan kontribusi dalam memajukan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Danny Wirianto CMO of GDP Venture & Angle Investor -dokpri |
“Data
sangat penting, sebagai panduan dalam membuat sebuah keputusan. DailySocial.id, membuat panduan untuk membantu
mengukur sebarapa potensi sebuah prospek bisnis.” Ujar Danny pada sessi kedua.
Pedoman
investor dalam mengambil keputusan, salah satu faktornya adalah melihat tren.
Indonesia sangat mudah dibaca, hanya melalui berita di media selanjutnya
melihat efeknya.
Investor
melihat tren media, memadukan dengan keinginan masyarakat. Kemudian Investor akan memprediksi dari
fenomena tersebut.
“Walaupun setiap hari kami pasti membaca laporan
yang ada dan melihat tren investasi dari dalam maupun luar negeri,
tapi laporan tahunan ini sangat kami tunggu karena merupakan suatu executive summary tentang pergerakan industri
startup beserta ekosistemnya
di tahun yang lalu beserta prediksi perkembangannya
di tahun berikutnya,” lanjut
Danny.
Banyak
Unicorn memilih tinggal di Singapore, padahal pengembangannya sebagain besar di
Jakarta. Alasannya simple, infrastruktur di Singapore sudah jadi, Unicorn tidak
pusing dengan kemacetan atau masalah transportasi.
Hal
serupa juga terjadi di Indonesia, unicorn lebih memilih tinggal di Jakarta
daripada di daerah. Beberapa kota besar di daerah, terkendala dengan akses
internet yang belum stabil.
Sementara
yang bisa dilakukan DailySocial.id, adalah menumbuhkan semangat
entrepreneurship di daerah. Fenomena yang sedang terjadi, talent yang memulai
startup di daerah, setelah maju baru pindah ke Jakarta.
Bagaimana supaya startup bisa dilirik
investor?
Danny
membocorkan 4 keyword, yaitu; starup yang membantu membuat duit, hemat duit, hemat
waktu, paltfoam atau ekosistem yang membuat ketergantungan.
Seperti
gojek, traveloka, Facebook dan beberapa startup lain, bisa menjawab empat
persoalan tersebut.
Gojek,
membantu orang menambah income–tanpa
persyaratan rumit seperti melamar pekerjaan. Lebih hemat membayar gojek
daripada angkot—sudah jelas--, Gojek sudah
pasti lebih hemat waktu. Ekosistem yang merupakan dampak Gojek tidak
dihindarkan, seperti lahirnya Gofood, Goclean, GoBox, Gosend dan seterusnya.
Indonesia
punya market yang besar, masalahnya adalah startup –kadang-- salah berpikir
tentang profit melalui kalkulasi yang salah.
95%
startup gagal kurang dari 3 tahun, artinya hanya 5% survive lebih dari 3 tahun
tapi belum tentu bertumbuh.
Sepuluh
tahun lagi, tidak bisa menjamin startup yang sekarang berjaya akan tetap
survive. Yang bisa survive bukan paling gede, tapi yang bisa beradaptasi dengan
perubahan yang cepat.
“Kami berharap laporan tahunan kami ini bisa bermanfaat bagi stakeholder untuk mendapatkan informasi
yang berguna yang dapat dimanfaatkan untuk memajukan ekosistem teknologi
di Indonesia,” tutup Rama.
Ikut beginian saya jadi mgerti nih soal star up.
BalasHapusJadi melek startup ya om
HapusDua nara sumbernya emang kece, selaim memang sudah bergerak dan terlebih berada di circle utama perkembangan startup di Indonesia.
BalasHapusTrimakasih bang
HapusSekarang makin banyak aja startup. Tapi memang yang akan bertahan pastinya melalui berbagai tantangan
BalasHapusSeleksi alam yg bekerja
HapusWahaaaa, menarik banget baca ulasan acara ini
BalasHapusThanks for sharing ya
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Trimakasih sudah berkunjung
Hapusterimakasih
BalasHapus