24 Mar 2015

Bukan Sembarang Cinta [Resensi Novel]



Cover Novel (dokpri)

Judul Novel     : No Ordinary Love (Beri Cinta Sedikit Waktu)
Penulis             : Ita Sembiring
Penerbit           : Jogja Great Publisher
Halaman          : 200 Hal
Cinta menjadi tema abadi tak berpenghabisan, untuk diangkat dalam sebuah karya. Mungkin sudah tak terhitung lagi, berapa banyak novel, lagu, film yang memasang tema cinta. Kreatifitaslah yang akan menentukan, akankah tema cinta menjadi menarik, biasa, atau justru membosankan. Dengan mengangkat cinta dari berbagai sudut padang, niscaya menjadi tampilan yang berbeda.
Remo lelaki muda dan tampan blasteran Prancis, sedang menjalin hubungan dengan Ligaya. Sebegitu dalam cintanya lelaki sabar dan tekun ini, meniti hari dengan perempuan pujaan. Meskipun kenyataan tak mengenakkan dialami, Ligaya belum mampu melupakan Dello Langit. Cinta pertama Ga panggilan sayang Ligaya, pada sutradara film nyentrik yang dikenalnya. Namun petaka dialamai Ligaya yang sedang kasmaran, Dello membut pengakuan yang mengejutkan. Pria berambut gondrong ini ternyata beristri dengan satu anak, akhirnya cinta terpaksa tak dilanjutkan. Alasan klise tak ingin meninggalkan keluarga, tapi kenapa masih main api juga ya.
Ligaya bukan berarti tak mencintai Remo, secara tak sengaja sering membandingkan. Dua lelaki yang berbeda sifat dan pendirian, yang pernah dan sedang mengisi hatinya. Setiap pergi ke suatu tempat atau makan atau sekedar panggilan dari Remo, kebetulan mengingatkan Ga ada Dello. Hingga akhirnya Remo merasa jengah, memilih untuk menyudahi hubungan. Remo yang berperangi tidak temperamen, memutuskan berpisah dengan baik baik. Sebuah selimut bergambar hati dan sebuah CD lagu "selimut Hati" dari group band Dewa, dipersembahkan saat putus cinta dengan Ligaya. Tak seperti cerita sinteron, keduanya berpisah baik baik dan menjadi teman.
Putusnya hubungan Ligaya dan Remo, membuka kesempatan perempuan lain mengisi hati Remo. Satu nama Fey adalah perempuan teman sekantor, sejak lama memendam hasrat dengan Remo. Namun perempuan manis ini cukup pintar, membungkus perasaan sehingga tak terlalu nampak. Terlebih saat lelaki yang ditaksir masih berstatus pacar Ligaya, Fey tetap menahan dirinya sendiri. Hubungan keduanya bak sahabat, sering ngobrol dan berbagi kisah. Remo tak sungkan menggoda Fey dengan sebutan jomblo, termasuk curhat soal kekasihnya si Ligaya. Hingga akhirnya kesempatan terbuka bagi Fey, mengisi hati Remo pasca putus dengan Ligaya. Saat yang dinanti akhirnya tiba, Remo megungkapkan maksud hati pada Fey. Ibarat Pucuk dicinta ulampun tiba, Fey menerima dengan tangan yang terbuka.
Menjalin hubungan dengan Remo tak seindah bayangan, Fey musti menelan kekecewaan sikap Remo. Sementara Ligaya mulai dilandai kecewa, telah mengabaikan Remo dari hatinya. Pada bagian akhir Novel ini pembaca akan mengetahui, keputusan Remo yang berada dipersimpangan dua perempuan.
****
Penulis Bersama Ibu Ita Sembiring (dokpri)

Cerita yang dituangkan Ita Sembiring sang penulis, cukup ringan dan meghibur. Setting Bali yang dipilih menjadi latar, cukup membawa imajinasi pembaca pada keindahan Pulau Dewata. Nama tokoh sangat mewakili generasi masa sekarang. Ligaya, Fey, Punia, Remo, Dello, adalah nama yang sangat enak di dengar. Setiap judul sub bab dibuat unik, memakai nama tempat dan waktu sebagai patokan cerita. Entah di Pantai, Mall, atau lokasi lain, lengkap dengan jam terjadinya. Sejauh saya membaca banyak novel, baru sekali menjumpai cara yang lain ini.
Selain sebagai penulis Ita Sembiring juga sebagi dosen dan public speaking, karakter ini terasa dalam gaya penulisan. Bahasa tulis yang dipakai mengalir cukup enak, pembaca dibuat geli pada bagian tertentu. Tingkah konyol Fey saat hendak meraih hati Remo, diiringi kesebalan pada Ligaya. Meski nyata nyata naksir pada lelaki teman kantor ini, tapi masih jaim tak melupakan adat sebagai orang timur. Saat monolog Fey di dalam hatinya, adalah kalimat kalimat lucu yang membuat pembaca tersenyum.
Bok Signing bu Ita S (dokpri)

Saya peribadi pernah hadir di kelas ibu Ita sembiring, yang begitu cair dan hangat suasananya. Tak jarang ketika bu Ita sedang di depan kelas, memakai kalimat dan gerak tubuh yang luwes. Kami dalam satu kelas tak bisa menahan tawa, saat menyimak penjelasan beliau. Pada novel ini saya menjempai karakter tersebut, sehingga membuat cerita tak membosankan dan terasa lebih hidup.
Cinta memang perlu kesabaran dan ketelatenan, dan tentu butuh sedikit waktu. Itu pesan yang ingin disampaikan penulis, dan memang benar adanya. Novel yang berjudul "No Ordinary Love", bisa menjadi referensi bagi pembaca. Tak harus anak muda saja, bagi kaum dewasa tak ada salahnya "melahap" novel ini. untuk Ibu Ita Sembiring sukses selalu, ditunggu karya selanjutnya. (salam)

11 Mar 2015

Menjadi Ayah Sejati [Resensi Buku]


Buku Semua Ayah Adalah Bintang (dokpri)
Peran ayah bukan peran sembarangan, memikul tanggung jawab utama keluarga. Mencari nafkah demi istri dan anak anaknya, menjadi nahkoda penentu arah kapal keluarga. 
Setiap lelaki sudah semestinya bangga, fitrah kehidupan menyematkan tugas utama. Bahwa menjadi ayah (juga suami), laksana membentangkan jalan mulia. 

8 Mar 2015

Perjalanan Menjadi Orang Tua (Resensi Buku)


Buku "matahari Odi Bersinar Karena Maghfi" (dokpri)

Tak ada orang tua tak menginginkan, memiliki putra putri yang soleh dan solehah. Tumbuh dan berkembang sehat dalam keutuhan, baik fisik maupun mental. Anak  anak yang menempuh jalan tak berkelok, bisa menjadi kebanggaan hati orang tua. Pun kelak ketika ayah dan ibu berusia lanjut, buah hati penuh perhatian dan sepenuh sayang. Melapangkan dada untuk memeluk hangat, dua orang sepuh yang mulai ringkih badannya. 

22 Feb 2015

Guava Crystal Persembahan Untuk Camer


Guava Crystal Sunpride (dokpri)
Bagi siapa saja perlu mempersiapkan diri, tampil terbaik terlebih pada kesan pertama. Manusia memang diciptakan berpasangan,  demi keberlangsungan keluarga dan keturunan. Mengesankan diri baik adalah penting, agar orang lain nyaman menerima kehadiran kita. Saya merasakan sendiri bagaimana deg degan, saat pertama berkenalan dengan calon mertua (camer). Beberapa hari sebelum hari H, sudah berpikir apa yang harus dipersiapkan. Bawaanpun menjadi prioritas, agar pantas dan orang tua calon istri terkesan. Browsing artikel pendukung sebagai referensi, bagaimana cara bisa diterima dengan baik camer.
Hari yang dinanti akhirnya tiba, mulai sabtu pagi sudah bersiap diri. Membeli bawaan dipersembahkan pada tuan rumah, tak elok rasanya datang dengan tangan hampa. Setelah berdiskusi dengan calon istri, sepakat segera pergi membeli buah. Selain praktis dan simpel, buah mudah bisa didapat di mana saja. Sengaja memilih buah jambu klutuk atau guava crystal, karena camer ternyata senang buah tersebut. Alasannya juga cukup masuk akal, jambu klutuk mengandung serat, kaya vitamin A untuk kesehatan mata. Calon istri bercerita kebiasaan ibunya, membuat juss atau langsung makan jambu klutuk. Seminggu bisa dua kali belanja di pasar, buah kegemaran untuk stock di rumah.
Karena tak ingin bingung dan salah pilih , sampai di toko buah berketetapan hati tanpa rasa ragu. Memilih buah jambu dengan label sunpride, selain kualitasnya terjamin namanya sudah terkenal. Saya sendiri cukup familiar dengan produk Sunpride, yang berada di bawah bendera PT Sewu Segar Nusantara.
Menurut informasi yang saya dapatkan di website,  Sunpride bekerja sama dengan Universitas Padjajaran dan Asosiasi Logistik Indonesia, mengembangkan sistem rantai pasok sayuran dan buah.  Martin M. Widjaja, Managing Director Sunpride mengatakan, berharap kerjasama yang dilakukan lebih membantu para petani binaan. Sehingga lebih meningkatkan kesejahteraan petani, serta meningkatkan hasil panen. Sehingga  kendala yang dihadapi oleh para petani lokal, yaitu bersaing dengan produk hortikultur impor dapat lebih terbantu dan memiliki hasil panen yang bersaing. (sumber www.sunpride.co.id )
Calon mertua menerima saya dengan tangan terbuka, oleh oleh segera berpindah tangan. Melihat yang saya bawa buah jambu kegemaran, senyum terkembang di bibir tuan rumah. "Wah jambunya segar dan cantik, terima kasih ya Nak", saya mengangguk takzim mengamini. Obrolan dan basi basi berjalan lancar, pertemuan pertama bisa dikategorikan sukses.

Buah Pisang Sunpride (dokpri)


Setelah malam itu saya merasa mendapat tempat, kunjungan berikutnya berjalan lancar. Tak lupa saya sertakan buah tangan, entah pisang, jeruk, salak atau sesekali kue. Setelah mulai akrab dan tak canggung, niat melamar terlontar disambut baik.  
Tak jarang calon mertua mengundang saya, untuk datang saat acara keluarga dilangsungkan. Entah arisan keluarga atau kondangan, ketika sebagian besar saudara berkumpul. Moment istimewa seperti ini menjadi kesempatan emas,  bagi saya  mengenal lebih banyak saudara. 
Pohon Jambu Klutuk (dokpri)

Akhirnya kami menikah dan berumah tangga, dua buah hati hadir menjadi pelipur lara. Sepuluh tahun waktu berlalu dengan cepatnya, ibu mertua masih saja senang buah guava crystal, bahkan menanam pohon jambu di halaman. Saat hari libur  keluarga kami berkunjung, ibu mertua membuat Jus jambu untuk anak anak. Selain kaya manfaat bagi kesehatan, Juss jambu berkhasiat membantu penyembuhan demam berdarah dengue (DBD). Pernah satu cucu yang diluar kota terserang DBD, selain berobat ke Rumah sakit, Ibu mertua membuatkan juss jambu. Terbukti cucu lekas pulih, kembali bermain dan ceria dengan saudara sepupu.
******
Sebagai bangsa yang besar, sudah semestinya menamakan jiwa patriot. Mencintai segenap jiwa terhadap negri sendiri, dengan banyak cara sesuai kemampuan. Yang paling mudah dilakukan siapa saja, adalah mencintai produk dalam Negri. Tentu dengan cara membeli, memakai atau mengkonsumsi semua produk dalam negri.
Gerakan 100 %  Aku Cinta Indonesia (ACI), dari Kementrian Perdagangan RI perlu direspon positif. Gerakan ini untuk menggugah rasa bangga,  terhadap produk Indonesia. Bertujuan meningkatkan pemahaman dan mendorong masyarakat, dalam menghargai, mencintai dan menggunakan produk dan jasa-jasa dalam negeri. Logo dari gerakan ini adalah spirit masyarakat, untuk lebih mencintai brand/produk local. Karena brand/produk tersebut tidak hanya dapat membantu para pelaku bisnis namun dapat meningkatkan perekonomian bangsa agar lebih maju kedepannya. Lebih mandiri, lebih kokoh dibanding brand/produk lain di pasaran. Berawal dengan menggunakan, lalu menjadi peduli, lalu beranjak mencintai, kemudian menjadi pengguna sejati brand/produk lokal. (sumber ; http://www.kemendag.go.id)
Bidang Pengawasan Kemanan Pangan dan Bahan Berbahaya  Badan Pengawas Obat dan Makanan tertanggal 23 januari 2015.Saya pribadi termasuk penikmat dan pecinta buah lokal, sejak masa di kampung halaman hingga kini di tanah rantau. Apalagi baru baru ini beredar kabar, tentang bakteri listeria monocytogenes yang terdapat pada buah impor. Khusus Apel jenis Granny smith dan Gala dalam kemasan Bidart Bros, yang diimpor dari California Amerika Serikat. Masayarakat dilarang mengkonsumsi dua jenis buah, demi kesehatan diri dan anggota keluarga. Keputusan pelarangan tersebut berdasarkan, surat Deputi Bidang Pengawasan Kemanan Pangan dan Bahan Berbahaya  Badan Pengawas Obat dan Makanan tertanggal 23 januari 2015.

Majah Gatra terbit 12- 18 Feb 20015 (dokpri)

Bakteri listeria ini cukup bahaya, terutama pada orang dengan sistem imun rendah. Selain bisa terjangkit meningitis, pada pasien HIV AIDS bisa meninggal. Sedang pada  orang sehat, infeksi listeria dapat menimbulkan gejala ringan. Seperti nyeri otot, demam, mual dan muntah, sampai diare.
Untk amannya tak salah cepat beralih, mengkonsumsi buak buahan lokal. Bagi saya buah lokal telah menjadi bagian dalam kehidupan, beberapa nama buah bahkan memiliki history. Contohnya buah jambu klutuk atau guava crystal, telah membantu saya mengambil hati camer. Saya yakin anda juga memiliki kesukaan terhadap satu buah, atau mungkin memiliki kisah dibalik buah. Alangkah lebih bijak mencintai dan mengkonsumsi buah lokal, secara tidak langsung membantu petani negri sendiri. Kalau bukan kita semua yang peduli, siapa lagi yang membantu saudara kita para petani. (salam)