16 Des 2016

Mengeksplor Kuliner Khas Thailand

Restaurant Khas Thailand di Jakarta -dokpri
Saya termasuk orang yang tidak pemilih, dalam hal konsumsi makanan. Sejak kost pada awal kuliah, makanan warung menjadi menu keseharian. Lidah ini tidak anti terhadap aneka citarasa, semua jenis makanan masuk asal tidak berbahaya saja--hehehe.
Saat bekerja sebagai marketing di sebuah media, saya berkesempatan menikmati menu-menu restoran. Kantor menyediakan budget lunch meeting, untuk menjamu client besar yang akan deal kontrak kerjasama. Sayang banget kalau tidak dimanfaatkan, dana ditarik management kalau tidak habis dipakai.
Alhasil lidah ini mulai kenal, bagaimana rasanya makanan Chinese food, Jappanese food, Italian Food dan lain-lainnya. Namun ada yang membuat perasaan mengganjal, masih pengin menikmati bagaimana lezatnya Tom Yum.
Siapa sih tak kenal Tom Yum, menu Thailand yang sudah populer di seluruh dunia. Hidangan khas yang digemari wisatawan ini, memiliki campuran rasa asam dan pedas. Seperti soup pada umumnya, akan lebih lezat disantap dalam keadaan panas.
Mengamati gambar Tom Yum di majalah, saya terpesona dengan warna kuah yang kuning kemerahan. Bumbu-bumbu diiris ukuran sedang namun menyolok, berhasil menghantar rasa pedas dan asamnya.
Melihat bumbu tom yum, tampak ada serai, cabai, daun jeruk purut, lengkuas, jeruk nipis, kecap ikan dan beberapa bumbu lainnya. saya menarik kesimpulan, selain rasa sedap menyertakan sifat obat dan bahan herbal.
Seperti cabai bisa untuk obat batuk, membantu sistem pernafasan, melancarkan sirkulasi darah dan jantung. Jeruk nipis berfungsi untuk mencegah batuk, flu, bahkan untuk mengobati penyakit kudis.
Tom Yum, makanan popular dari Thailand -dokpri
Sementara untuk bahan utama dipakai udang, kaya akan kandungan kalsium untuk tulang. Nutrisi yang dikandung udang atau seafood pada umumnya, sangat bermanfaat untuk asupan tubuh kita.
Amazing !
Bak dicinta ulampun tiba, doa yang saya munajatkan terkabulkan. Bersama anak dan istri mendapat kesempatan, bersantap siang di Restauran Khas Thailand di Jakarta Selatan. Beberapa menu khas yang akan diorder sudah dihapal, daaan...Tom Yum menjadi makanan paling diincar.
Masuk ke dalam restaurant, saya seperti diajak memasuki suasana khas negeri gajah putih. Pada tembok terdapat mural, bergambar karakter gajah dan gedung pencakar. Bahan dasar papan cukup mendominasi, teraplikasi pada pintu, dinding, meja kursi dan jendela. Semua dilapisi dengan cat tipis, sehingga beberapa bagian papan tampak aslinya.
Tak lama kami dipersilakan duduk, pelayan memberikan daftar menu yang ada di restaurant. Lembar demi lembar menu ditelusuri, memilih menu khas yang belum pernah disantap. Pelayan mencatat apa yang kami sebutkan, dalam hitungan menit satu persatu pesanan datang.
"Silakan Pak" ucap pelayan sambil meletakkan di meja
Satu mangkuk besar berisi Tom Yum, kini ada di meja depan tempat saya duduk. Tak sabar ingin segera mencecap nikmat, menu dengan cita rasa autentic negara asalnya. Penampakkan Tom Yum, persis seperti yang pernah dilihat di foto. Rasanya seperti ingin "balas dendam", perutpun mendadak lapar bahkan sangat lapar.
Serbuuuu..!
Udang dengan ukuran besar mencuat, jamur bulat tak mau kalah merebut perhatian. Bumbu- bumbu diiris memanjang, berpadu dengan kuah yang rasanya asam pedas. Satu persatu bahan utama nangkring sebentar di cekungan sendok, dalam hitungan detik pindah ke mulut. Tak ingin sedikitpun terlewatkan citarasa, demi melepaskan penasaran yang tersimpan lama. Sungguh menggugah selera, sampai-sampai keringat meleleh saat menyantapnya.
"Sruuu....t " kuah terakhir sudah masuk ke mulut.
Mangkok saji yang semula penuh, hanya menyisakan irisan bumbu dan residunya. Puas bisa menyantap Tom Yum, yang diolah chef restaurant khas Thailand.
Phad Thai -dokpri
Phad Thai menjadi pesanan saya berikutnya, penampilannya seperti mie goreng pada umumnya. Mie kuning dengan potongan tahu agak berminyak, bumbunya terasa sangat berani. Pada piring yang sama bersanding, tauge,  plus biji cabe, kacang deplok sedikit kasar dan jeruk nipis.
Sementara istri memesan Ghai Hor Bai Toey, potongan ayam dibungkus daun pandan kemudian dibakar. Saat daging ayam digigit, terasa bumbu meresap dan tekstur daging berubah lembut. Cukup ditekan dengan ujung sendok, daging ayam mudah terurai. Satu porsi berisi tiga potong ayam, cukup untuk sekedar mencoba menu baru.
Pesanan berikutnya Pad Prik Pow Talay, menu dengan irisan seafood dicampur irisan mangga dan irisan bawang bombai. Menu ini langsung menjadi favorit, terlebih ada kuah kental seperti bercampur tepung maizena, menyatu dengan tumisan seafood.
Kuliner Khas Thailand -dokpri
Ghai atau potongan ayam dibakar, di-marinate dengan jeruk nipis. Bumbunya juga sangat berasa, kulit ayampun dengan mudah bisa dikelupas. Rasanya sedikit pedas blackpepper, terasa menempel dilidah setelah selesai menyantap.
Eit's ada snack diberi nama Man Cham, kalau kita di Indonesia meyebutnya dengan singkong kukus.  Daging singkong sangat lembut disiram sauce santan kental, memadukan rasa sedikit asin plus gurih mampir di lidah. Satu piring sajian Man Cham, bisa menjadi menu penutup diakhir hidangan utama.
Green Latte Hot -dokpri
Untuk minuman kami memesan Rayong, minuman dengan buah peach-nya yang segar. Khusus untuk anak memesan Samui, potongan melon dicampur jeruk plus leci ditambah sirup. Green Tea Latte Hot  dipesan istri, yaitu teh hijau dicampur susu sehingga rasa sepat dari teh berkurang. Masih ada satu gelas Krabi kami nikmati, yaitu minuman dingin rasa sereh bercampur hangat rasa jahe.
Rasanya benar-benar puas, menjelejah citarasa menu khas Thailand. Ujung lidah tidak terlalu kaget, meski hampir semua menu diolah dengan bumbu sangat berani.

Saya jadi berandai-andai, suatu saat bisa menikmati semua makanan langsung di Thailand. Semoga saja kesempatan emas menghampiri, sehingga lebih leluasa bereksplorasi kuliner. -salam-

8 komentar:

  1. Aku suka pad Thaaiiiiiiiii ... :9

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu phad thai minyaknya yg basah gt ya mas'e. Aku tetep Tom Yum is the best

      Hapus
  2. Ibuku jago bikin tomyum, sayang seafood kan mahal ya di Jakarta jd klo bikin ngirit2 gtu dah...

    BalasHapus
  3. tom yam nya itu yg bikin ehmmmm ... ngiler

    BalasHapus
  4. Kapan - kapan pengen coba aahhh

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA