22 Feb 2015

Guava Crystal Persembahan Untuk Camer


Guava Crystal Sunpride (dokpri)
Bagi siapa saja perlu mempersiapkan diri, tampil terbaik terlebih pada kesan pertama. Manusia memang diciptakan berpasangan,  demi keberlangsungan keluarga dan keturunan. Mengesankan diri baik adalah penting, agar orang lain nyaman menerima kehadiran kita. Saya merasakan sendiri bagaimana deg degan, saat pertama berkenalan dengan calon mertua (camer). Beberapa hari sebelum hari H, sudah berpikir apa yang harus dipersiapkan. Bawaanpun menjadi prioritas, agar pantas dan orang tua calon istri terkesan. Browsing artikel pendukung sebagai referensi, bagaimana cara bisa diterima dengan baik camer.
Hari yang dinanti akhirnya tiba, mulai sabtu pagi sudah bersiap diri. Membeli bawaan dipersembahkan pada tuan rumah, tak elok rasanya datang dengan tangan hampa. Setelah berdiskusi dengan calon istri, sepakat segera pergi membeli buah. Selain praktis dan simpel, buah mudah bisa didapat di mana saja. Sengaja memilih buah jambu klutuk atau guava crystal, karena camer ternyata senang buah tersebut. Alasannya juga cukup masuk akal, jambu klutuk mengandung serat, kaya vitamin A untuk kesehatan mata. Calon istri bercerita kebiasaan ibunya, membuat juss atau langsung makan jambu klutuk. Seminggu bisa dua kali belanja di pasar, buah kegemaran untuk stock di rumah.
Karena tak ingin bingung dan salah pilih , sampai di toko buah berketetapan hati tanpa rasa ragu. Memilih buah jambu dengan label sunpride, selain kualitasnya terjamin namanya sudah terkenal. Saya sendiri cukup familiar dengan produk Sunpride, yang berada di bawah bendera PT Sewu Segar Nusantara.
Menurut informasi yang saya dapatkan di website,  Sunpride bekerja sama dengan Universitas Padjajaran dan Asosiasi Logistik Indonesia, mengembangkan sistem rantai pasok sayuran dan buah.  Martin M. Widjaja, Managing Director Sunpride mengatakan, berharap kerjasama yang dilakukan lebih membantu para petani binaan. Sehingga lebih meningkatkan kesejahteraan petani, serta meningkatkan hasil panen. Sehingga  kendala yang dihadapi oleh para petani lokal, yaitu bersaing dengan produk hortikultur impor dapat lebih terbantu dan memiliki hasil panen yang bersaing. (sumber www.sunpride.co.id )
Calon mertua menerima saya dengan tangan terbuka, oleh oleh segera berpindah tangan. Melihat yang saya bawa buah jambu kegemaran, senyum terkembang di bibir tuan rumah. "Wah jambunya segar dan cantik, terima kasih ya Nak", saya mengangguk takzim mengamini. Obrolan dan basi basi berjalan lancar, pertemuan pertama bisa dikategorikan sukses.

Buah Pisang Sunpride (dokpri)


Setelah malam itu saya merasa mendapat tempat, kunjungan berikutnya berjalan lancar. Tak lupa saya sertakan buah tangan, entah pisang, jeruk, salak atau sesekali kue. Setelah mulai akrab dan tak canggung, niat melamar terlontar disambut baik.  
Tak jarang calon mertua mengundang saya, untuk datang saat acara keluarga dilangsungkan. Entah arisan keluarga atau kondangan, ketika sebagian besar saudara berkumpul. Moment istimewa seperti ini menjadi kesempatan emas,  bagi saya  mengenal lebih banyak saudara. 
Pohon Jambu Klutuk (dokpri)

Akhirnya kami menikah dan berumah tangga, dua buah hati hadir menjadi pelipur lara. Sepuluh tahun waktu berlalu dengan cepatnya, ibu mertua masih saja senang buah guava crystal, bahkan menanam pohon jambu di halaman. Saat hari libur  keluarga kami berkunjung, ibu mertua membuat Jus jambu untuk anak anak. Selain kaya manfaat bagi kesehatan, Juss jambu berkhasiat membantu penyembuhan demam berdarah dengue (DBD). Pernah satu cucu yang diluar kota terserang DBD, selain berobat ke Rumah sakit, Ibu mertua membuatkan juss jambu. Terbukti cucu lekas pulih, kembali bermain dan ceria dengan saudara sepupu.
******
Sebagai bangsa yang besar, sudah semestinya menamakan jiwa patriot. Mencintai segenap jiwa terhadap negri sendiri, dengan banyak cara sesuai kemampuan. Yang paling mudah dilakukan siapa saja, adalah mencintai produk dalam Negri. Tentu dengan cara membeli, memakai atau mengkonsumsi semua produk dalam negri.
Gerakan 100 %  Aku Cinta Indonesia (ACI), dari Kementrian Perdagangan RI perlu direspon positif. Gerakan ini untuk menggugah rasa bangga,  terhadap produk Indonesia. Bertujuan meningkatkan pemahaman dan mendorong masyarakat, dalam menghargai, mencintai dan menggunakan produk dan jasa-jasa dalam negeri. Logo dari gerakan ini adalah spirit masyarakat, untuk lebih mencintai brand/produk local. Karena brand/produk tersebut tidak hanya dapat membantu para pelaku bisnis namun dapat meningkatkan perekonomian bangsa agar lebih maju kedepannya. Lebih mandiri, lebih kokoh dibanding brand/produk lain di pasaran. Berawal dengan menggunakan, lalu menjadi peduli, lalu beranjak mencintai, kemudian menjadi pengguna sejati brand/produk lokal. (sumber ; http://www.kemendag.go.id)
Bidang Pengawasan Kemanan Pangan dan Bahan Berbahaya  Badan Pengawas Obat dan Makanan tertanggal 23 januari 2015.Saya pribadi termasuk penikmat dan pecinta buah lokal, sejak masa di kampung halaman hingga kini di tanah rantau. Apalagi baru baru ini beredar kabar, tentang bakteri listeria monocytogenes yang terdapat pada buah impor. Khusus Apel jenis Granny smith dan Gala dalam kemasan Bidart Bros, yang diimpor dari California Amerika Serikat. Masayarakat dilarang mengkonsumsi dua jenis buah, demi kesehatan diri dan anggota keluarga. Keputusan pelarangan tersebut berdasarkan, surat Deputi Bidang Pengawasan Kemanan Pangan dan Bahan Berbahaya  Badan Pengawas Obat dan Makanan tertanggal 23 januari 2015.

Majah Gatra terbit 12- 18 Feb 20015 (dokpri)

Bakteri listeria ini cukup bahaya, terutama pada orang dengan sistem imun rendah. Selain bisa terjangkit meningitis, pada pasien HIV AIDS bisa meninggal. Sedang pada  orang sehat, infeksi listeria dapat menimbulkan gejala ringan. Seperti nyeri otot, demam, mual dan muntah, sampai diare.
Untk amannya tak salah cepat beralih, mengkonsumsi buak buahan lokal. Bagi saya buah lokal telah menjadi bagian dalam kehidupan, beberapa nama buah bahkan memiliki history. Contohnya buah jambu klutuk atau guava crystal, telah membantu saya mengambil hati camer. Saya yakin anda juga memiliki kesukaan terhadap satu buah, atau mungkin memiliki kisah dibalik buah. Alangkah lebih bijak mencintai dan mengkonsumsi buah lokal, secara tidak langsung membantu petani negri sendiri. Kalau bukan kita semua yang peduli, siapa lagi yang membantu saudara kita para petani. (salam)

19 Feb 2015

Buah Lokal, Antara Nostalgia dan Cinta


Pohon Rambutan (dokpri)

Saya ingat ketika  belum genap sepuluh tahun, ayah mengajak berkunjung ke rumah Pakde. Berdua dengan Kakak mengkeret hati, duduk di kursi tamu tak berani beranjak. Rumah  dengan  model Joglo, dikelilingi papan berkayu jati dengan plitur mengkilap.   

Dua rumah berhimpitan, menambah kesan luas dan megah. Terdapat halaman untuk menjemur hasil panen, di belakang terhampar kebun cukup luas. Pakde seorang petani berada dan disegani, sawahnya luas di beberapa tempat. Tak jarang terlihat tumpukan karung berisi gabah, memenuhi teras dan separuh rumah depan. 

29 Jul 2014

Secangkir Tarapuccino Pemantik Penasaran (Resensi Novel)



Judul Novel        : A Cup of Tarapuccino
Secangkir Cinta, Rindu dan Harapan
Penulis                 : Riawani Elyta, Rika Y. sari
Penerbit              : Indiva

Bermula dari sebuah kuis di twiter memunculkan akun  saya @agunghandoyo sebagai  satu diantara dua pemenang yang berhak mendapat sebuah buku dari akun @sayapsakinah. Saya pribadi penyuka buku sejak lama, koleksi buku saya lumayan beragam di dominasi novel dan aneka fiksi lainnya. seminggu sejak pengumuman sebuah paket datang diantar Pak Pos dari penerbit Indiva, adalah sebuah novel berjudul “A Cup of Tarapuccino- secangkir cinta rindu dan harapan”, seolah ingin menyenangkan pihak pengirim saya ingin melahap isi novel ini segera setelah menyesaikan buku yang sedang saya baca. Selanjutnya mempersembahkan resensi ini (semoga berkenan)
Sengaja saya merubah pola baca saya yaitu langsung membuka halaman demi halaman dari awal tanpa membaca sinopsis  yang  ada di cover belakang. melihat judulnya saya menyimpulkan isi bukunya tetang percintaan, namun dari design cover termasuk pemilihan warna yang cenderung warna tua terbetik pertanyaan apa ada hubungannya dengan kisah detiktif ?

Tokoh

Tara, Raffi, Hazel adalah central dari sekian tokoh yang hadir dalam cerita menarik ini. masing masing memilik karakter yang kuat ketiganya memiliki latar belakang pegangan religius yang bagus untuk patokan anak muda jaman sekarang. Tara yang sepupu Raffi adalah partner yang mengelola bread time di kota Batam berdua tipe pegusaha muda yang paham aturan agama, makanan atau tepatnya bahan makanan mana yang halal yang subhat atau yang haram sangat dicermati, maka apabila ada kandungan dalam bahan baku dalam produk rotinya diindikasi tak halal bagi Tara dan Raffi keadaan tidak bisa ditolerir, sikap inilah yang menjadi pangkal masalah hingga cerita ini berkembang sedemikian menarik.
Hazel adalah sosok muda yang kreatif dan gesit, dengan latar belakang keluarga yang kurang harmonis ternyata justru membentuknya menjadi pribadi yang tangguh, perpisahan kedua orang tua kandungnya kemudian menjadi bagian dari keluarga baru sang ayah adalah bukan hal mudah. Ibu tiri yang baik hati jauh dari yang digambarkan di sinetron tv membuat Hazel merelakan diri menjadi kakak (tiri) yang baik untuk ketiga adik dari perkawinan kedua sang ayah.
 
Jalan cerita

Cerita dimulai dari masa sekarang Hazel yang mempunyai usaha kuliner kedatangan tamu Tara yang ternyata pernah punya cerita di masa lalunya. Alur di buat mundur kebelakang pada akhirnya menjadi pembaca mafhum Hazel menjadi usahawan seperti sekarang. Semasa kuliah Hazel yang aktif di banyak kegiatan termasuk Rohis kampus harus pontang panting meneruskan kuliah sambil bekerja sana sini, ayahnya yang berpulang meninggalkan tanggung jawab yang berat, ibu tiri dan ketiga adiknya menyandarkan nasib di pundak Hazel selain itu warisan sang ayah yang sangat membebani adalah hutang bernilai besar dari rentenir yang semakin hari angkanya membengkak karena bertumbuh bunga.
Dalam hal asmara Hazel masuk kategori ikhwan yang kokoh memegang prinsip tak mau pacaran, adalah Rheina teman sekampus yang bermaksud memperkenalkan Hazel dengan seorang gadis yang sejalan dengan pikiran mahasiswa sederhana ini yaitu seorang akhwat. Perkenalan dengan sang akhwat terpaksa gagal dan Hazel keburu Drop Out (do) dari kampus akibat focus pada pekerjaan karena kekurangan biaya. Masa berganti Hazel menjadi pengunjung setia di Bread time, kehadirannya rutin setiap pagi di kursi sudut membuat Tara sang owner cukup terusik dengan kehadiran pelanggan satu ini. perubahan mimik dan cara bicara keteika menyebut nama lelaki satu itu diendus Raffi, bermula saat peluncuran mini magazine hendak mengundang pelanggan setia ini. mini magazine ternyata menjadi pintu masuk bagi Hazel bergabung di dalam bread time keahlian fotografi, design dan layout sejalan dengan kebutuhan tenaga di breadtime.
Meski hubungan Tara dan Hazel masih terjaga secara profesional, tetap saja getaran dawai halus di relung hati masing masing tak bisa dihindarkan. Tara tetapsaja getaran dawai halus di relung hati masing masing tak bisa dihindarkan. Tara tetap menjaga intensitas pertemuan dengan cara sms bahkan dengan menulis di kertas roti perihal ide tentang isi mini magazine yang akan terbit, tapi tetap saja Raffi menangkap kejanggalan itu.
Temuan tentang kandungan zat haram dalam bahan pembuatan roti di breadtime mengusik hati Tara dan Raffi setelah meeting dengan bulat menghentikan suplay dari Calvin & co sebagai pemasok bahan di Bread time, sikap keukeuh dari Tara dan Raffi pada pendiriannya berbuah serangan dari Calvin & Co, bermula dari hal yang terkesan di luar masalah, mobil pengantar dari toko meubel yang hendak mengantar kursi dan meja pesanan Tara ditabrak lorri pada perjalanan ke Ruko tempat breadtime hingga puncaknya kotak snack yang dipesan PT Blitz menjadi petaka, orang yang makan isi kotak itu keracunan dan harus masuk rumah sakit, tak berhenti disitu kabar cepat menyebar hingga masuk media lokal. Reputasi Breadtime menjadi terpuruk.
Bumbu cerita

Kisah asmara yang disajikan kedua penulis, sangat rapi tidak vulgar dan terkesan dewasa, bahwa jodoh sudah ada yang menakdirkan adalah sebuah keniscayaan. Tara yang mendebat Raffi saat menjatuhkan Hazel memang tak bisa dijelaskan dengan sekedar logika, bahwa Hazel berbohong saat mengakui tuduhan Raffi dan Tara tahu itu kebohongan benar benar menjadi wilayah insting dan rasa. Rangkaian pengelolaan bisnis bread time dan perdagangan illegal menjadi cerita yang saling menguatkan, rasa sakit hati partner seolah menjadi tema central novel kemudian dibungkus dengan kisah rindu dan harapan. Setelah semua reda tak disangka muncul kembali teman semasa kuliah Rheina yang dulu hendak memperkenalkan Hazel dengan teman akhwatnya ternyata  tak lain adalah Tara.
Ending cerita dibuat menggantung sehingga pembaca dipersilakan meneruskan sendiri, saya yang semula berharap pertemuan Hazel dengan Tara di restaurant tepi laut berakhir dengan sebuah lamaran, ternyata tak ada kalimat itu sampai di lembar terakhir buku ini. pun bagaimana dengan reaksi Rafii apakah membalas ketertarikan Rheina padanya juga tak dijelaskan.
Hanya satu yang saya sempat mengusik pertanyaan kenapa nama Ahmadiaz Syah Reza harus dipanggil Hazel, kemudian basic agama Diaz alias Hazel yang terbilang lumayan kenapa tak sejalan dengan keputusannya menjadi bagian dari komplotan penyelundup.
Selebihnya novel ini sukses membuat saya sebagai pembaca tak bisa menebak endingnya, dan membuat saya sebagai pembaca enggan meletakkan novel ini sebelum tamat sampai tulisan terakhir. Sukses untuk Riawani Elyta dan Rika Y sari, semoga terus memperkaya khasanah perbukuan di Indonesia, terimakasih juga buat Penerbit Indiva.