Tampilkan postingan dengan label sosial. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sosial. Tampilkan semua postingan

11 Nov 2016

Menempuh Jarak 550 KM untuk Anak-Anak SOS Children's Villages

Press Confrence SOS Children's Villages -dokpri

Kalau mendengar usia dengan angka 55 tahun, apa yang terbayang di benak anda?
Sebagian kita mungkin berpikir, usia  tersebut adalah menjelang istirahat karena biasanya sudah pensiun. Kondisi fisik mulai melemah, tenaga tak lagi sepenuhnya fit. Sebagian besar mungkin ada benarnya, tapi ternyata tak sepenuhnya benar.
Mau bukti ?
Adalah Gatot Sudariyono (55 tahun), seorang pensiunan saat ini beliau juga berwiraswasta. Melihat penampilan lelaki lulusan ITB, saya tangkap kesan sehat dan semangat terpancar dari raut muka. Hal ini tentu tak lepas dari gaya hidup sehat, serta kegemarannya pada olah raga lari.

6 Mei 2016

Melangitkan Cita-Cita di Negeri Sampah

Berapa usia ideal anak untuk masuk PAUD ?
Saya yakin jawaban anda sama dengan saya, usia sekitar empat atau lima tahun. Jawaban anda tidak salah, karena pertimbangan usia sekolah memang begitu.
Siang ini Rabu 4/5'16 saya menjumpa anak-anak, berada tak jauh dari TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sampah Bantar Gebang- Bekasi.
(kiri-kanan) Ahmad, Faqih dan Alif, anak-anak Paud Tunas Mulia Bantar Gebang- Bekasi (dokumentasi pribadi)
Anak-anak ini memakai celana training dan kaos lengan panjang, berwarna merah marun berpadu sleret warna kuning di bagian pinggir.  Pada kaos bagian belakang atas, tertulis "PAUD Tunas Alam" Bantar Gebang Bekasi.
Tiga nama anak saya ketahui setelah berkenalan, mereka adalah Ahmad 6 tahun, Faqih 7 tahun dan Alif 6 tahun. Mereka masih PAUD bukan TK, kalau anak saya atau anda mungkin usai 6/7 sudah TK B atau ada yang kelas satu SD.  Dari tiga anak itu saya ajak bercanda, sembari main tebak-tebakkan membaca. Ahmad usia 6 tahun, lumayan lancar membaca tulisan di atas buku notes saya. Sementara Alif agak terbata-bata, Faqih harus mengeja huruf per huruf dibantu dua temannya.
Bisa jadi anak-anak lain di wilayah ini, masih kesulitan membaca karena tidak memiliki kesempatan belajar.
Nadham Dwi Subekti selaku pendiri sekolah Tunas Mulia, mengakui kepeduliannya berangkat dari rasa keprihatinan. Orang tua di daerah TPA, enggan menyekolahkan anak-anaknya. Kebanyakan anak-anak dari kecil diajak menjadi pemulung, yang nyata-nyata dianggap menghasilkan uang dengan cara instan.
Banyak penemuan barang di TPA oleh pemulung, yang membuat mereka tergiur. Pernah mendapati uang di bundel dibungkus dalam plastik, entah sengaja atau tidak dibuang pemiliknya (bisa jadi uang panas). Atau kalau sedang nasib mujur, menemukan emas dalam bentuk perhiasan.
Namun pada waktu berlainan, ditemukan barang menjijikkan seperti potongan tubuh manusia atau mayat bayi. Selain itu masalah sosial dan kebiasaan juga terjadi, seperti terjadi longsor sampah, larangan sekolah, makanan sampah, pernikahan dini.
Oo0oO
Wings Corporation, perusahaan penghasil produk- produk makanan, minuman, perawatan rumah dan perawaran tubuh, melalui Yayasan Wings Peduli Kasih. Mendukung sepenuhnya upaya Pak Nadham, untuk kehidupan yang lebih baik warga Bantar Gebang melalui jalur pendidikan.
Dalam rangka hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei, Wings Peduli Kasih bersama Econity90 sebuah yayasan sosial anggotanya lulusan Fak Ekonomi UI tahun 90. Secara khusus memberi bantuan, berupa pendirian fasilitas bangunan permanen kelas baru untuk Sekolah Alam Tunas Mulia - Sumur Batu - Bantar Gebang Bekasi.
Pada kesempatan yang sama diluncurkan, buku "Impian dari Negeri Sampah" karya Nadham Surbekti. Dalam buku ini ditulis 43 kisah nyata, kehidupan sehari-hari warga Bantar Gebang dikiaskan dengan "Negeri Sampah". Buku yang akan dijual secara luas ini, royalti sang penulis akan digunakan untuk kegiatan di sekolah Tunas Mulia.
Usai pengguntingan pita, dilanjutkan meninjau kelas baru. (ki-ka) ; Nadham Surbekti, Rahmat Susanta, Hirajati Natawirya, Gabriella da Silva dan Topik Aji Mulya  (dokumentasi pribadi)
Prosesi pengguntingan pita, dilakukan Direksi PT Sayap mas Utama yaitu Hirajati Natawirya, Perwakilan Econity90 Rahmat Susanta dan Nadham Subekti sebagai pendiri sekolah. Turut mendampingi prosesi peresmian, Topik Aji Mulya, selaku Lurah Sumur Batu bantar Gebang dan Gabriella da Silva selaku Public Relation Head PT. Sayap Utama.
Setelah prosesi singkat di depan tangga, kami masuk ke kelas Sekolah Tunas Mulia. Bangunan kelas terdiri dari dua ruang, disekat dengan pintu lipat bercat putih.
Mendadak saya membayangkan Ahmad, Faqih, Alif dan teman-temannya mereguk ilmu di kelas ini. Wajah-wajah polos dan ceria belajar, untuk menuju perubahan masa depan tunas bangsa ini. untuk anak seusia tiga nama yang saya kenal tersebut, smestinya sudah lancar membaca sehingga bisa belajar ilmu lainnya.
Gunungan Sampah tampak begitu keluar dari Kelas (dokumentasi pribadi)
Begitu keluar dari ruang kelas, saya bisa saksikan langsung gunungan sampah tak jauh dari Sekolah Tunas Mulia. Konon sampah inilah, merupakan "sumbangan" dari warga Jakarta. Dalam sehari bisa mencapai empat sampai tujuh ton sampah, dikirim dengan truk besar ke tempat di hadapan saya.
"saya terinspirasi dengan kisah yang ada di buku Pak Nadham, semoga langkah kecil yang dilakukan Wings dapat membantu memotivasi anak-anak Bantar Gebang, khususnya Sekolah Tunas Mulia untuk belajar lebih giat dan kami menghimbau masyarakat lain di luar sana dari perusahaan maupun instansi pendidikan untuk turut serta memberikan sumbangsih dalam bentuk moral dan materi kepada anak sekolah Tunas Mulia demi masa depan generasi penerus bangsa yang lebih baik. Kami juga mengapresiasi para guru, pahlawan tanpa jasa yang telah mengajar anak-anak dengan kasih dan tulus ikhlas" Ujar Aristo Kristandio Representative Yayasan Wings Peduli Kasih
Nadham yang kami temui secara terpisah mengungkapkan, "satu hal penting yang harus ditanamkan pertama kali, adalah keinginan atau cita-cita. Kalau mereka punya mimpi, akan membangkitkan semangat menggapainya".
Akhirnya kami sampai ujung acara, mobil yang mengantar kami ke tempat ini sudah siap membawa kembali ke Jakarta. Semangat Pak Nadham dan anak-anak di Tunas Mulia, mengingatkan saya pada lagu dalam film Laskar Pelangi. "Mimpi Adalah Kunci Untuk Kita Menaklukkan Dunia" (salam) 
Tak Boleh terlewatkan adalah Wefie (gambar dari FB Elisa Koraag)

29 Feb 2016

Share Our Happines #BloggerCare1



Master
Menjelang tahun 2000 ada lagu menyentuh, dibawakan dengan merdu oleh Neno Warisman dan Aulede Gemintang berjudul Share Our Happines. Isinya berkisah tentang ajakan berbagi, dikemas dengan syair dan lirik indah. Lagu ini dibuat dwi bahasa, namun sangat mudah dipahami.
Berikut sedikit penggalan syair. (MP3-nya gagal saya upload)
Lihat itu siapa di kananmu
Lihat itu siapa di kirimu
Di jalan-jalan yang buntu
Siapa gerangan itu
-----
Mereka saudara -saudara kita
Anak-anak yang papa
Yang sibuk bekerja siang dan malam
Hadapi kenyataan
dsb
Kepedulian musti diasah, dengan cara berbagi kepada sesama. Berbagi tak harus uang, tapi sekedar senyumanpun bisa jika mampunya hanya itu (inti dari lagu ini).
Namun sejauh yang pernah saya alami, sejatinya berbagi tak membuat harta berkurang lho. Hukum alam diciptakan begitu adil, terbuka pintu tak terduga bagi para penderma. Bukankah berinfaq, ibarat menanam satu biji yang tumbuh tujuh batang setiap batang berbuah seratus.
Nah bagi penggiat media social (baca blogger), saya yakin pasti followernya mencapai ribuan. Mengapa medsos tidak didayakan, untuk menyebarkan informasi bermanfaat pula. Setiap hari friendlist di FB atau follower di Twiter dan IG, akan membaca Time Line yang ada di wall medsos anda.
Bayangkan, satu status di medsos dibaca ribuan orang. Misalnya nih lima persen saja memberi respon, pasti akan memberi dampak signifikan.
Eits , ini tulisan arahnya kemana ya?
Begini Kawan's, ada saudara kita di Master (Masjid Terminal) Depok sedang berupaya keras. Demi mempersembahkan sekolah gratis, bagi pedagang asongan, anak jalanan, pengamen serta kaum marjinal lainnya. Teman-teman di Master, pasti membutuhkan dukungan dari banyak pihak termasuk anda.
Nah kalau informasi keberadaan Master, disebarkan disetiap medsos blogger. Betapa banyak yang membaca, tentu memberi peluang menggerakan hati kaum dermawan. Anda jangan ketinggalan ikut berpatisipasi, caranya cukup mudah. Hanya klik tautan ini https://ktbs.in/ecwal  , kemudian sebarkan ke medsos anda (mudah kan). Kita tidak tahu, dari klik siapa akan menuntun langkah dermawan.
Yuk tak usah menunda, segera lakukan sekarang.

23 Feb 2016

Janji Bagi Penuntut Ilmu #BloggerCareBacth1


"Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat"  QS. Al-Mujadilah ayat 11.

Dok. Kitabisa

Betapa keutamaan orang berilmu dan beriman sangat ditekankan, sebagai awal membentuk pribadi yang tangguh. Karena "seorang muslim yang kuat lebih baik daripada muslim yang lemah".
Halangan yang ada, bukan alasan menyurutkan langkah dalam menuntut ilmu. Contohnya saudara kita Dzulfikar Akbar (Dodo),  pengamen yang menjadi mahasiswa di FE UI jurusan Ekonomi Syariah. Tekad kuat lelaki bersahaja ini, mendapat support penuh oleh Master atau Masjid Terminal di Depok.  Master adalah tempat anak jalanan, pengamen, pedagang asongan, menuntut ilmu secara gratis.  Mereka juga berhak meraih masa depan, yang lebih baik dari keadaannya sekarang.
Kalau bukan kita, siapa yang peduli?
Yuk kawan bergandeng tangan, meringankan beban saudara kita yang membutuhkan. Tak harus mengeluarkan uang pribadi, kita bisa manfaatkan jaringan yang dimiliki.
Caranya ?
Cukup klik tautan ini https://ktbs.in/ecwal , kemudian sebarkan ke medsos anda. Semakin banyak tingkat keterbacaan, semakin besar peluang dermawan tergerak hati.
Satu cuplikan puisi karya Cak Nun, berjudul "Doa Pesakitan" semoga menjadi penyemangat berbuat kebaikan.
"Sungguh, Tak ada yang lebih penting dari hidup yang sejenak ini. Kecuali berlomba berlari, melihat telapak kaki siapa lebih dulu sampai di halaman rumah-NYA" (salam)


16 Feb 2016

Sedang Tuhanpun Cemburu #BloogerCareBatchI


Illustrasi- dokpri

Kalau membaca judul "Sedang Tuhanpun Cemburu", mungkin anda teringat satu judul buku?
Saya termasuk satu diantara pembaca, yang  menggemari tulisan karya Emha Ainun Nadjib atau akrab disapa Cak Nun. Buku-buku beliau saya koleksi sejak kuliah, beberapa kisah tersimpan rapi di ingatan.  Buku berjudul "Sedang Tuhanpun Cemburu", masuk kategori hitz di hati saya.
Sejatinya Tuhan begitu menyayangi ummatNYA, saking sayangnya tak ingin berjauhan. Dalam buku ini diistilahkan Tuhan Cemburu, ketika kita manusia menduakannya dengan selainNYA.
Maka ketika manusia lalai, disentil dengan ujian dan cobaan. Semata agar mendekat berdoa dan memohon, kemudian kembali terjalin kemesraan. Tuhan menyapa manusia dengan caraNYA, melalui fenomena alam pun kehidupan keseharian. Bisa dengan hujan deras atau nestapa kaum papa, konon pada situasi ini doa mustajab.
Maka bermunajatlah saat saat air tumpah dari langit, juga berdermalah pada kaum dhuafa niscaya mereka kan mendoa.
Dokumen Pribadi
Empati, itu kuncinya !
Perasaan dekat dengan Tuhan bisa diasah, melalui kepedulian dengan sesama yang kurang beruntung. Lewat saudara yang menderita sakit atau yang telah tiada, menjadi moment mengingatkan diri sendiri.
Master atau Masjid Terminal di Depok, menjadi tempat menuntut ilmu bagi saudara kita yang terpinggirkan. Pedagang asongan, anak jalanan dan saudara kita yang kekurangan, belajar di Master demi masa depan yang lebih baik. Namun kondisi Master saat ini, masih sangat membutuhkan uluran tangan kita.
Bantuan tak selalu berupa materi, bisa lewat networking agar menyebar dengan cepat.  Yuk ikut berpatisipasi, dengan Klik https://ktbs.in/ecwal  , lalu sebarkan ke medsos anda. Dari klik mana yang berhasil mengetuk dermawan, kita tak akan pernah tahu.
Khairunnas Anfauhum Linnas, Sebaik- baik manusia adalah yang bermanfaat. (salam)



9 Feb 2016

Teori Marketing dalam Berdonasi [Klik & Share]


Donasi dengan cara Klik & Share (dokpri)
Saya berlatar belakang marketing iklan, kerap menerapkan strategi dan relatif menampakkan hasil. Kala itu kami memberi nama, strategi "tebar jala" atau "tanam jagung" (bisa saja marketing lain menamai dengan istilah beda).
Intinya begini!
Saat ingin mendapatkan iklan, seorang marketing sebaiknya mengirim penawaran ke sebanyak-banyaknya calon pemasang iklan. Karena dengan banyak penawaran dikirim, kemungkinan mendapatkan order semakin besar.
Ibaratnya, kalau seorang marketing hanya menanam 5 butir jagung/penawaran. Maka ketika tiga butir ditotol ayam dan dua butir tidak tumbuh, maka punah sudah harapan mendapat order. Tapi ketika seratus butir jagung yang di tanam, kemudian lima atau sepuluh butir ditotol ayam. Tak perlu kawatir kawan,  masih ada kemungkinan dari sembilan puluh butir jagung sisanya.
Nah, berdonasipun juga bisa menerapkan strategi "tanam jagung" lho. Caranya mudah, tanpa merogoh kocek Sendiri. Tapi kalau secara pribadi ingin berdonasi, tentu tak masalah.  
Hanya dengan Klik & Share ke medsos anda masing-masing, maka memungkinkan tingkat keterbacaan semakin tinggi. Kalau saja berhasil meraih (misal) 10.000 pembaca, tentu (insyaallah) memperbesar kemungkinan dermawan membaca dan tergerak hati.
00oo00
Saat ini Master atawa masjid Terminal di Depok, sedang giat-giatnya membenahi gedung serta fasilitasnya. Bertekad memberi pendidikan gratis, bagi anak jalanan, pedagang asongan dan kaum papa. Kesempatan emas berderma terbuka, tentu dengan cara masing-masing. Membutuhkan ongkos yang pasti tidak sedikit, terasa berat apabila ditanggung sendiri.
Sejauh ini Master sudah mengantar langkah  Dzulfikar Akbar (Dodo), pengamen ini sedang berkuliah di FE UI jurusan Ekonomi Syariah. Masih banyak "Dodo- Dodo" yang lain, membutuhkan uluran tangan kita.
Yuk berkontribusi, dengan Klik https://ktbs.in/ecwal  , lalu sebarkan ke medsos anda.
Kita tak akan pernah tahu, dari klik siapa berhasil mengetuk nubari orang berhati malaikat di luar sana. (salam)