Tampilkan postingan dengan label kuliner. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kuliner. Tampilkan semua postingan

16 Des 2016

Mengeksplor Kuliner Khas Thailand

Restaurant Khas Thailand di Jakarta -dokpri
Saya termasuk orang yang tidak pemilih, dalam hal konsumsi makanan. Sejak kost pada awal kuliah, makanan warung menjadi menu keseharian. Lidah ini tidak anti terhadap aneka citarasa, semua jenis makanan masuk asal tidak berbahaya saja--hehehe.
Saat bekerja sebagai marketing di sebuah media, saya berkesempatan menikmati menu-menu restoran. Kantor menyediakan budget lunch meeting, untuk menjamu client besar yang akan deal kontrak kerjasama. Sayang banget kalau tidak dimanfaatkan, dana ditarik management kalau tidak habis dipakai.
Alhasil lidah ini mulai kenal, bagaimana rasanya makanan Chinese food, Jappanese food, Italian Food dan lain-lainnya. Namun ada yang membuat perasaan mengganjal, masih pengin menikmati bagaimana lezatnya Tom Yum.
Siapa sih tak kenal Tom Yum, menu Thailand yang sudah populer di seluruh dunia. Hidangan khas yang digemari wisatawan ini, memiliki campuran rasa asam dan pedas. Seperti soup pada umumnya, akan lebih lezat disantap dalam keadaan panas.
Mengamati gambar Tom Yum di majalah, saya terpesona dengan warna kuah yang kuning kemerahan. Bumbu-bumbu diiris ukuran sedang namun menyolok, berhasil menghantar rasa pedas dan asamnya.
Melihat bumbu tom yum, tampak ada serai, cabai, daun jeruk purut, lengkuas, jeruk nipis, kecap ikan dan beberapa bumbu lainnya. saya menarik kesimpulan, selain rasa sedap menyertakan sifat obat dan bahan herbal.
Seperti cabai bisa untuk obat batuk, membantu sistem pernafasan, melancarkan sirkulasi darah dan jantung. Jeruk nipis berfungsi untuk mencegah batuk, flu, bahkan untuk mengobati penyakit kudis.
Tom Yum, makanan popular dari Thailand -dokpri
Sementara untuk bahan utama dipakai udang, kaya akan kandungan kalsium untuk tulang. Nutrisi yang dikandung udang atau seafood pada umumnya, sangat bermanfaat untuk asupan tubuh kita.
Amazing !
Bak dicinta ulampun tiba, doa yang saya munajatkan terkabulkan. Bersama anak dan istri mendapat kesempatan, bersantap siang di Restauran Khas Thailand di Jakarta Selatan. Beberapa menu khas yang akan diorder sudah dihapal, daaan...Tom Yum menjadi makanan paling diincar.
Masuk ke dalam restaurant, saya seperti diajak memasuki suasana khas negeri gajah putih. Pada tembok terdapat mural, bergambar karakter gajah dan gedung pencakar. Bahan dasar papan cukup mendominasi, teraplikasi pada pintu, dinding, meja kursi dan jendela. Semua dilapisi dengan cat tipis, sehingga beberapa bagian papan tampak aslinya.
Tak lama kami dipersilakan duduk, pelayan memberikan daftar menu yang ada di restaurant. Lembar demi lembar menu ditelusuri, memilih menu khas yang belum pernah disantap. Pelayan mencatat apa yang kami sebutkan, dalam hitungan menit satu persatu pesanan datang.
"Silakan Pak" ucap pelayan sambil meletakkan di meja
Satu mangkuk besar berisi Tom Yum, kini ada di meja depan tempat saya duduk. Tak sabar ingin segera mencecap nikmat, menu dengan cita rasa autentic negara asalnya. Penampakkan Tom Yum, persis seperti yang pernah dilihat di foto. Rasanya seperti ingin "balas dendam", perutpun mendadak lapar bahkan sangat lapar.
Serbuuuu..!
Udang dengan ukuran besar mencuat, jamur bulat tak mau kalah merebut perhatian. Bumbu- bumbu diiris memanjang, berpadu dengan kuah yang rasanya asam pedas. Satu persatu bahan utama nangkring sebentar di cekungan sendok, dalam hitungan detik pindah ke mulut. Tak ingin sedikitpun terlewatkan citarasa, demi melepaskan penasaran yang tersimpan lama. Sungguh menggugah selera, sampai-sampai keringat meleleh saat menyantapnya.
"Sruuu....t " kuah terakhir sudah masuk ke mulut.
Mangkok saji yang semula penuh, hanya menyisakan irisan bumbu dan residunya. Puas bisa menyantap Tom Yum, yang diolah chef restaurant khas Thailand.
Phad Thai -dokpri
Phad Thai menjadi pesanan saya berikutnya, penampilannya seperti mie goreng pada umumnya. Mie kuning dengan potongan tahu agak berminyak, bumbunya terasa sangat berani. Pada piring yang sama bersanding, tauge,  plus biji cabe, kacang deplok sedikit kasar dan jeruk nipis.
Sementara istri memesan Ghai Hor Bai Toey, potongan ayam dibungkus daun pandan kemudian dibakar. Saat daging ayam digigit, terasa bumbu meresap dan tekstur daging berubah lembut. Cukup ditekan dengan ujung sendok, daging ayam mudah terurai. Satu porsi berisi tiga potong ayam, cukup untuk sekedar mencoba menu baru.
Pesanan berikutnya Pad Prik Pow Talay, menu dengan irisan seafood dicampur irisan mangga dan irisan bawang bombai. Menu ini langsung menjadi favorit, terlebih ada kuah kental seperti bercampur tepung maizena, menyatu dengan tumisan seafood.
Kuliner Khas Thailand -dokpri
Ghai atau potongan ayam dibakar, di-marinate dengan jeruk nipis. Bumbunya juga sangat berasa, kulit ayampun dengan mudah bisa dikelupas. Rasanya sedikit pedas blackpepper, terasa menempel dilidah setelah selesai menyantap.
Eit's ada snack diberi nama Man Cham, kalau kita di Indonesia meyebutnya dengan singkong kukus.  Daging singkong sangat lembut disiram sauce santan kental, memadukan rasa sedikit asin plus gurih mampir di lidah. Satu piring sajian Man Cham, bisa menjadi menu penutup diakhir hidangan utama.
Green Latte Hot -dokpri
Untuk minuman kami memesan Rayong, minuman dengan buah peach-nya yang segar. Khusus untuk anak memesan Samui, potongan melon dicampur jeruk plus leci ditambah sirup. Green Tea Latte Hot  dipesan istri, yaitu teh hijau dicampur susu sehingga rasa sepat dari teh berkurang. Masih ada satu gelas Krabi kami nikmati, yaitu minuman dingin rasa sereh bercampur hangat rasa jahe.
Rasanya benar-benar puas, menjelejah citarasa menu khas Thailand. Ujung lidah tidak terlalu kaget, meski hampir semua menu diolah dengan bumbu sangat berani.

Saya jadi berandai-andai, suatu saat bisa menikmati semua makanan langsung di Thailand. Semoga saja kesempatan emas menghampiri, sehingga lebih leluasa bereksplorasi kuliner. -salam-

30 Okt 2016

TOP White Coffe Antara Dunia Mode dan Gaya Hidup

ki-ka : Tan Yen Man, (Maketing Manager TOP White Coffe)- Abimana Aryasatya (Brand Ambassador Top WHite Coffe) Adi Taroe Pratjeka (Coffe Expert) Keysa Moedjenan, (Creative Director Lotuz) -dokpri
Bagi sebagian orang, kopi tidak bisa lepas dalam keseharian. Ada yang merasa kepala pusing, kalau lidah tidak bersentuhan dengan rasa kopi terutama di pagi hari. Ada juga orang selalu setia, menjadikan kopi teman bergadang. Konon kopi bisa menghilangkan kantuk, sekaligus menjadi sahabat yang mengantarkan ide-ide "liar".
Pada acara Jakarta Fashion Week (JFW) 2017 di Senayan City, TOP White Coffe hadir sebagai the official coffe. Saat perjalanan menuju lokasi JFW, saya mencari korelasi Kopi dengan fashion. Bagaimana posisi TOP White Coffe, sehingga menjadi bagian JFW 2017.
Saat acara Talkshow berlangsung, barulah rasa penasaran itu terjawab dengan sendirinya.
Apa hubungan Kopi dan Fashion?
TOP white Coffe mempertegas posisi Kopi, sebagai atribut lifestyle dari kaum urban. Khusus JFW 2017  TOP White Coffe membuat tumbler eksklusif, menemani model dan designer dalam menciptakan maha karya. TOP White Coffe berkolaborasi dengan brand fashion Lotuz, untuk menampilkan peragaan busana di JFW 2017.
Tan Yen Man, selaku Maketing manager TOP White Coffe menyampaikan "TOP Coffe hadir lebih kekinian dan menjawab kebutuhan pasar dengan gaya hidup yang praktis dan semakin modern. Abimana Aryasatya didapuk menjadi brand ambassador untuk mewakili kepribadian TOP White Coffe yang muda, bersemangat dan menginspirasi orang lain."
Perlu diakui, Kopi memang sudah menjadi gaya hidup kaum urban. Rasa dan aroma yang khas, membuat kopi cocok untuk segala suasana.  Kopi tidak lagi hadir dengan air yang panas, kini ada juga Kopi disajikan dengan air dingin.
Berdasarkan data dari LPEM UI tahun 2013, kopi menjadi minuman kedua terbesar dikonsumsi orang Indonesia. Konsumsi kopi domestik mencapai 1 kg/kapita/ tahun, sedang angka peminum kopi mengalami pertummbuhan. Data dari ICO (International Coffe Organisation) menunjukkan, peminum kopi di Indonesia naik > 8% daripada dunia 6%.
"Indikasi ini bisa dilihat, dari tren ngopi di kedai mahal dan menikmati kemudahan kopi di rumah tinggal.  Dulu, Kopi identik dengan minuman orang tua. Sekarang jaman bergeser, Kopi bisa dinikmati anak-anak muda dan remaja. Kopi sebagai minuman yang fun. Bukan lagi minuman orang tua yang serius. Bagi peminum kopi pemula, tersedia pilihan Kopi dicampur gula dan creamer. Rasa kopinya lebih halus dan manus, White Coffe bisa menjadi pilihan " Ucap Adi Taroe Pratjeka selaku Coffe Expert.
Abimana Aryasatya selaku Brand Ambassador mengamini, "Sebagai pekerja kreatif, sering menjadikan kopi sebagai teman berpikir dan memunculkan ide-ide seru. Nyawa seperti belum "ngumpul" kalau belum ngopi".
Mengapa memilih TOP White Coffe?
"Citarasa TOP White Coffe otentik, meski minum berkali-kali nggak bikin perut cranky" sambung Abimana."
Sesi Talkshow TOP White Coffe di Jakarta Fashion Week 2017 -dokpri
O'ya, dalam sepuluh tahun terakhir industri kopi semakin bergairah. Produksi kopi olahan berkembang, menawarkan kopi yang praktis tanpa kehilangan citarasa kopi ali. TOP White Coffe  menghadirkan citarasa khas white coffe sesungguhnya, dengan rasa kopi yang tetap tasteful. Minum kopi lebih aman, tanpa menimbulkan rasa tidak nyaman di perut.
Keysa Moedjenan, Creative Director Lotuz, akan menampilkan koleksi Summer 2017 di ajang JFW 2017. Persembahan pada kolaborasi dengan TOP White Coffe, terinspirasi dari budaya Brasil yang festive dan bold.
"Warna-warna rancangan saya ambil dari warna alam kota Bahia Brazil, itu yang akan saya tampilkan pada peragaan busana di JFW 2017. Saya percaya setiap orang memiliki personal style yang otentik. Nah, sifat keotentikan ini yang dikembangkan menjadi karya yang menginspirasi" Ujar Keysa Moedjenan.
Suasana Talkshow TOP White Coffe di JFW 2017 -dokpri
Pada ajang bergengsi ini juga, Kesya merancang busana yang akan diperagakan oleh Abimana Aryasatya. Bagi Kesya yang baru pertama merancang busana pria, menganggap sebagai sebuah tantangan. TOP White Coffe menginspirasi Kesya berani melangkah, mencoba hal baru dan keluar dari zona nyaman.
Terus terang, dari sessi talkshow ini saya terbuka pikiran. Bahwa inspirasi bisa digali kapan saja, apalagi ditemani TOP White Coffe yang menjadi favorit. -salam-

14 Sep 2016

Kuliner "Ndeso" Tapi Ngangeni


Setelah hampir seperempat abad jauh dari tanah kelahiran, belum penah saya jumpai makanan khas kampung halaman. Kampung terpencil yang asri dan damai, perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Secara teritorial berada di wilayah Kabupaten Magetan, kota ini sempat menanjak nama ketika sosok Dahlan Iskan kala itu menjadi mentri.
Mbah pemilik angkringan - dok group WA
Kuliner ini benar-benar khas, belum saya jumpai meski dimanapun termasuk ibukota Jakarta. Sampai saya menaruh curiga, jangan jangan hanya di Magetan diolah makanan khas ini. Setiap kali bersua kawan lama di medsos, tak ayal kekangenan kampung halaman menyeruak. Saat  membahas tentang kuliner, makanan jenis ini menjadi bahan obrolan.
Satu teman yang masih bermukim di Magetan, berbaik hati pergi ke angkringan membeli seporsi dan difoto. Tak ketinggalan nenek penjualnya, dijadikan obyek bidikan fotografer amatir. Semakin sempurna kekangenan, pada kampung halaman dan makanan masa lalu.
Konon empunya warung satu garis keturunan, resep bumbu rahasia diwariskan secara alami. Saat anak pemilik angkringan menginjak remaja, lazimnya mulai diajak berjualan setiap malam. Sang anak membantu pekerjaan apapun, mulai menggoreng, menyediakan bumbu, menjadi waiters bahkan mencuci gelas dan piring. Nah pada moment panjang inilah, ilmu meramu bumbu ditularkan. Bukankah cara efektif transformasi ilmu, dengan praktek secara langsung.
Seiring perjalanan melihat dan praktek, niscaya mahir menguleg bumbu. Hal ini biasanya dibarengi terbentuk insting, utamnya dalam menakar bumbu. Ketika urusan bumbu yang notabene menjadi ruh masakan dikuasai, pertanda kesiapan sang anak menjadi pemegang tongkat estafet.
Pada tahap ini generasi pendahulu, perlahan bersiap mengambil masa pensiun. Kelanggengan angkringan tak lagi dikawatirkan, mengingat keahlian yang sama sudah dipegang penerusnya.
Adalah tepo tahu, makanan sederhana yang  selalu memantik kekangenan. Setiap kesempatan mudik, makanan murah meriah saya temui usai maghrib. Biasanya dijual diemperan toko yang sudah tutup, tepatnya di seberang lapangan bola atau pasar desa.
Tepo atau istilah populernya lontong, di daerah kami dimasak dengan cara lama menggunakan pawon (tungku). Sejak dulu sampai era kekinian, tampilan tepo begitu konsisten. Berbalut daun pisang, dibentuk seperti piramida bertubuh tambun. Proses masak memakan waktu tak sebentar, tepo "bertapa" dalam kuali gelap berjelaga mulai malam hingga pagi.
Saya pernah melihat Ibu masak tepo, saat anak anaknya pulang kampung. Beras yang sudah dibungkus daun pisang, mulai masuk kuali sekitar jam 20.00 - 21.00 sampai keesokan hari. Pada saat proses memasak tepo, stabilitas api terus dijaga agar tak terlalu kebesaran atau kekecilan. Karena masak dengan tungku, maka sumber panas dari kayu bakar. Nah kayu inilah yang ditarik ulur, sehingga panasnya tetap terjaga. Jangankan saat api masih nyala, pun setelah menjadi bara tingkat panas diperhatikan agar tepo matang maksimal.
Biasanya setelah tepo dinyatakan matang, agar tetap tanak tak segera diangkat dari tempatnya. Kuali dibiarkan nonkrong diatas mulut pawon, sampai bara api padam dengan sendiri. Kalau bara lenyap menjadi abu, barulah tepo siap dientas dari posisi semula. Daun pisang berubah warna hijau matang (seperti bungkus arem arem), rasa tepo menjadi khas karena zat hijau daun (klorofil) menempel di bagian pinggir tepo.
Saat dihidangkan, tepo diiris setengah lingkaran atau persegi empat tak sama sisi. Agar tak terlalu besar, rata-rata ketebalan tepo sekitar 1 - 2 cm. Barulah dicampur seperti serbuk, ditimpa gorengan tahu dan tempe diiris bentuk dadu. Langkah selanjutnya disiram air bawang dan bumbu, kemudian disiram lagi kecap kental manis. Saat kecap berbaur ari bawang, kekentalannya berubah menjadi encer.
Tampilan Tepo Tahu 

Pada bagian penutup, ditaburi bawang goreng, kacang goreng, potongan selada dan tauge. Kalau pengin lebih lengkap lagi, paling atas ditutup dengan telor ceplok (optional). Entahlah kenapa disebut tepo tahu, padahal ada campuran tempe juga. Tahu-tahu saya harus bilang nama itu, karena ibu juga yang memberi informasi.
Masalah harga jangan kawatir, seporsi tepo tahu lengkap tak perlu merogoh kantong terlalu dalam, Satu porsi dibandrol lima atau enam ribu rupiah, kalau tidak pakai telor pasti sedikit dibawah angka tersebut. Harga relatif murah ini cukup konsisten sesuai jaman, dulu tahun 80-an waktu generasi pertama pembuat tepo tahu mematok harga 100 - 200 rupiah. Pada periode 90-an harga berubah sekitar seribu - duaribu rupiah, naik lagi sekitar tiga - empatribu dan update harga sekarang masih tetap digolongkan kategori murah.
Saat ini penjual tepo adalah generasi seusia saya, dulu sang penjual saat SD tiga tingkat di atas saya. Memebli diangkringan tepo tahu, bagi saya adalah nostalgia. Tak hanya menikmati sepiring tepo tahu, tapi berbagi cerita dengan penjualnya.

Mungkin anda juga punyai makanan khas, yang tak didapati di perantauan. Bisa jadi anda bernasib sama, didera perasaan kangen dan terbayang bayang. Dengan kuliner yang kesannya "ndeso", tapi tetap saja ngangeni. 

8 Sep 2016

Nikmati Citarasa Kari Khas Jepang di A&W Restoran

Personel JKT 48 sebagai Brand Ambassador A&W Restorant -dokpri
Masih di awal bulan September, A&W Restoran Gerai Cipete terlihat berpenampilan beda. Jurnalist dan blogger tampak datang, menjadi saksi persembahan terbaru. Saya pribadi memang penggemar menu A&W, mulai dari ayam goreng lezat yang beda dengan tempat lainnya, Root Beer dengan rasa sangat khas tak ada di restoran manapun, tentu saja kentang keriting yang Yummy. Masih ada lagi, Burgernya juga tak kalah lezat lho.

11 Agu 2016

New Concept di Wendy's Gandaria City

Wendy's gandaria City -dokpri-

10 Agustus 2016
Hari Rabu ini istimewa, bertepatan dengan pembukaan restoran Wendy's ke 50 di Gandaria City (GanCit). Saya menyaksikan ada yang berbeda, dibanding dengan beberapa store Wendy's yang pernah saya datangi.
Yup, Wendy's mengangkat konsep design modern industrial. Konsep yang diusung tampil maskulin, namun tetap alami dan berkesan modern. Dominasi warna abu-abu, hitam, putih, serta sentuhan merah sebagai warna signature Wendy's. Ditunjang interior yang berbeda, furniture modern minimalis serta penataan cahaya ruangan yang nyaman. Tak ketinggalam digital menu board, sehingga tampil sangat kekinian.

26 Jun 2016

Tepek Ikan & Tumis Buncis Ebi yang Istimewa

Illustrasi- Black Garlic siap diantar ke konsumen (dokpri)
Menu sahur di keluarga kecil kami, identik dengan sajian minim kuah. Sejak berumah tangga, Istri tak pernah masak soup atau sayur asem pada dini hari. Rasanya tak sinkron dengan situasi, ketika bangun tidur perut langsung diisi dengan olahan sayur segar.
Tepek Ikan dengan Tumis Buncis Ebi menjadi solusi, apalagi cara pengolahan relatif mudah.
Mudah ?
Iya benar MUDAH, karena kami memesan dari Black Garlic (BG). Setiap kotak  BG ukuran sedang, berisi dua menu lengkap dengan lembar panduan pengelohan. Bumbu dan bahan sudah ditakar pas, sekali masak cocok untuk keluarga kecil porsi 2 - 4 orang.
Cukup membaca dan mengikuti panduan memasak, sembari mengeksekusi bahan yang sudah ada. Bumbu halus BG, Gula Jawa, santan, BG Tepek Ikan, Nanas potong kotak semua sudah disiapkan BG. Sedang untuk menu kedua, BG Bumbu Halus Buncis, BG Bumbu pelengkap, Ati ampela rebus, Baby buncis dan tomato chery. (untuk garam dan gula bisa ditambah sesuai selera)
Semua bahan tinggal dimasukkan berurutan,  bahkan gambar saat bahan dimasak juga ditampilkan. Tak sampai tigapuluh menit semua siap, praktis dan tak repot apalagi sahur mata penginnya masih merem.
TARAAA !!!!
Pukul 4 wib membangunkan anak-anak, saya sendiri sudah bangkit dari ranjang sebelum istri bangun.
Makan sebelum sholat subuh terasa nikmat, hidangan minim kuah terasa bersahabat dengan pencernaan. Sulung yang sudah terbiasa puasa, terlihat lahap menyantap Tepek Ikan dan Tumis Buncis Ebi. Sementara adiknya yang duduk di TK A, sedang latihan puasa setengah hari ikut disuapi ibunya.
Tepek Ikan dan Tumis Buncis Ebi (dokumentasi pribadi)
Anda bisa lho menikmati menu istimewa seperti kami, tanpa perlu repot belanja bahan sekaligus bumbu dan printilan secara terpisah. Satu menu istimewa bisa anda dapatkan dalam satu paket, tak kawatir ada bumbu yang kurang.
Spesial bahan seperti daging, ayam atau ati ampela dan sejenisnya, dijamin tak perlu diempukkan tersendiri. Semua sudah ready, yang menakjubkan hasil masakan anda layaknya olahan Cheff terkenal.
Pesannya gampang !
Cukup klik saja www.BlackGarlic.id, anda bisa pilih menu yang ada dan memesan. Kini saatnya anda bisa, memasak hidangan sesulit apapun sekelas restaurant ternama. (salam) 

17 Jun 2016

Solusi Masak Praktis Saat Berbuka & Sahur

Box Black Garlic - dokumentasi pribadi
Jelang ashar di bulan Ramadhan, adalah saat sibuk bagi ibu rumah tangga menyiapkan menu berbuka. Jam genting mendekat berbuka, biasanya badan lemas tenaga tinggal sisa-sisa. Bisa dibayangkan saat energi mulai habis, siapapun pasti enggan berpikir berat.
"Ayah, ntar mau buka pake apa?" tanya istri bersiap masak
"sudah beli makanan jadi saja" usul saya
Sebagai suami ada rasa iba, melihat istri repot memasak di dapur. Belum lagi kalau di tengah-tengah, ada saja bumbu atau bahan lain yang kelupaan dibeli. Alhasil masakan jadi kurang lengkap, tentu harus disiasati dengan mengganti dengan bahan lain.
Beli di warung tak terjamin juga lo kebersihan, kebetulan istri pernah mendapati hal tak mengenakkan. Ibu penjual di warteg, tak mencuci cabe saat akan membuat sambal. Kala itu istri melihat sendiri, cabe dari plastik langsung dituang saja.
Kesibukan di dapur, terjadi lagi pada dini hari mempersiapkan makan sahur. Bangun tidur wajah masih ada aroma bantal, di sisi lain ada kewajiban masak makanan. pasti bukan perjuangan ringan, masak sembari menahan kantuk.
Eit's tunggu dulu !
Ada Black Garlic,  solusi memasak sehat dijamin NO PORK ! NO MSG ! NO PRESERVATIVE ! 
Memasak menjadi praktis dan mudah, semua bahan dan bumbu sudah disiapkan team Black Garlic (BG). Setiap minggu anda bisa memilih ragam menu istimewa, yang dipersembahkan oleh Pakar Kuliner ternama William Wongso.
Seluruh bahan baku masakan sudah ditakar, kemudian dibungkus dengan bersih dan hygenis.  Dikemas dalam box berpendingin, untuk menjaga kesegaran bahan baku.
-00-
Minggu pertama bulan Ramadhan, keluarga kami memesan dua paket menu special. Pertama Daging Sapi Kawedanan dengan Tumis Toge, kedua Gulai Terjun dengan Tumis Ati Ampela.
Istri semula tak yakin, bisa memasak menu dengan aneka bumbu yang tak dihapalnya. Berangkat dari rasa penasaran, tak mengurungkan niat memesan dua menu tersebut.
Ketika order kami sampai di tangan, melihat tampilan paket BG sangat meyakinkan konsumen. Baik dari sisi kebersihan, apalagi keamanan bahan makanan terkesan mutlak sebagai jaminan. Kardus pada bagian luar, melapisi box berbahan sterofoam di dalamnya. Packaging seperti kami saksikan sendiri, kecil kemungkinan bahan di dalamnya terkontaminasi udara di luar box.
Bahan menu "Daging Sapi Kawedanan" dan "Tumis Toge" lengkap dengan bumbu-bumbu (dokumentasi pribadi)
Tak sabar istri membukanya, ingin menyimpan semua bahan dalam lemari es. Semua bahan dibungkus plastik, khusus daging dibungkus dengan cara vacum (kedap udara). Sungguh detil dan memudahkan istri, bumbu sudah siap pakai tak perlu diulek lagi.
"Bawang, cabe, kecap  sudah ditakar pas" gumam istri
Terselip kertas lembar panduan, berisi langkah-langkah memasak. Bahan mana yang harus dieksekusi lebih dulu, kemudian bumbu mana yang harus dicampurkan.
Jarum pendek mendekati angka lima, ibadah puasa baru masuk hari ketiga. Istri bersiap bak chef profesional, memasak menu BG yang sudah dipesan. Semua bahan dikeluarkan dari bungkus, mulailah Daging sapi Kawedanan dan Tumis Toge dimasak.
Satu persatu langkah diikuti, saat masak ketakjuban istri semakin membulat saja.
"Wah, dagingnya sudah empuk" ujar istri
Artinya tak perlu proses dari awal,  utamanya untuk mengempukkan daging. Semua bahan BG benar-benar siap masak, begitu sampai di konsumen. Sementara untuk tingkat kepedasan, istri punya takaran sendiri. Tiga cabe yang tersedia dikurangi satu, pada dasarnya kami memang kurang suka terlalu pedas. Sungguh serba praktis dan tidak ribet, tai tetap sehat tidak seperti masakan instant lainnya.
-TARAAAAA-
Dua menu BG siap menemani berbuka puasa, dimasak  hanya dengan sekitar tigapuluh menit. Waktu setengah jam, terbilang singkat untuk masakan yang menurut istri tak mudah mengolahnya. Melihat tampilan sungguh meyakinkan, tak sabar segera menikmati
Adzan maghrib berkumandang, kami sekeluarga menyegerakan berbuka puasa. Pertama minum beberapa teguk air, tak langsung santap makanan berat. Kebiasaan ini kami terapkan, makan nasi setelah sholat maghrib. Hal ini cukup efektif, agar menikmati makanan utama bisa santai karena sudah sholat.
Menu berbuka puasa siap disantap (dokumentasi pribadi)
Benar saja, lidah ini tidak bisa berbohong !
Daging Sapi Kawedanan yang kami santap, begitu nikmat dan menggoda selera makan. Bagaimana tidak, serat daging sapi begitu mudah terurai. Anak-anak begitu lahap makan, apalagi si kecil yang kelas TK baru berlatih puasa.
"Bunda hanya menambah garam dan gula secukupnya" jelas istri
BG sungguh sebagai solusi, terlebih bagi anda wanita karir yang sibuk tak punya waktu masak. Apalagi bulan puasa seperti sekarang, sangat menghemat tenaga tak menyita waktu istirahat. (salam) 

9 Apr 2016

Waroeng Tung Tau nan Legendaris di Pangkalpinang


Pengalaman saya, setiap berkunjung di satu daerah selalu ada ikon kuliner. Baik itu berupa makanan khasnya, atau yang tak kalah menarik adalah tempatnya. Maka tak heran kalau ada kalimat, "Gak ke Pangkalpinang kalau gak ke Waroeng Tung Tau" (atau ke tempat lainnya).
Kopi Tung Tau di Pangkalpinang (dokumentasi pribadi)
Spesial kunjungan Kelas Blogger, menyempatkan mampir ke Waroeng Tung Tau di jalan Soekarno Hatta Pangkalpinang. Lokasinya sangat strategis, berada di pusat keramaian sangat mudah dijangkau. Tak jauh terdapat tempat penginapan dan pusat pertokoan, tempat yang tepat untuk bersantai dan menikmati secangkir kopi.
Waroeng Tung Tau
Berdiri sejak tahun 1938, menjadi waroeng kopi legendaris dan tertua di Sungai Liat. Menu utamanya Kopi O (kopi hitam) dan roti panggang tradisional. Kalau menilik tahun berdirinya, berarti sejak masa kolonial Belanda ya guys. 7 tahun sebelum kemerdekaan, dan saat ini sudah dikelola pada generasi ketiga.
Do you know, nama Tung Tau diambil dari nama pendirinya. Saat ini Waroeng Tung Tau semakin berkembang, sudah memiliki tiga cabang semuanya di Pangkalinang. Hebatnya, warung pertama masih bertahan dilokasi yang sama sejak didirikan tahun 1938.  Lokasi kegendaris perdana, yaitu di jalan Muhidin Sungai Liat Bangka. Sementara tiga cabang tersebar, di Jl. Taniwen, Jl. Depati Hamzah dan Jl Soerkarno Hatta (yang dikunjungi kelas blogger)
Satu kunci yang membuat Tung Tau melegenda,  yaitu mempertahankan citarasa serta tradisi pengolahannya.
Kopi Tung Tau
Terbuat dari 100% biji kopi asli, memiliki citarasa khas dibanding kopi lainnya. mempertahankan cara pengolahan tradisional, tetap dipertahankan sampai tiga generasi.
Penyajiannya juga unik, menggunakan cangkir berlabel Tung Tau dan kue semprong. Bagi penggila kopi sangat recomended, apalagi rasa kopinya sangat  tajam dan nendang.
Roti Panggang Tung Tau
Roti dan selai dibuat sendiri, dengan resep dan cara pembuatan yang sama selama puluhan tahun. Bahan yang digunakan, adalah bahan alami tanpa pengawet.
Roti Panggangnya lembut dan yummy (dokumentasi pribadi)
Wedang Uwuh (dokumentasi pribadi)
Untuk menu banyak pilihan, tak hanya kopi lho guys. Aneka juice disajikan, pun minuman seperti teh tarik, kopi tarik, wedang uwuh dan aneka mminuman pilihan ada juga. Sementara untuk roti bakar, terdapat pilihan selai sesuai selera. Roti bakar keju, strawberry, cokelat, srikaya dan masih banyak lainnya.
Pelayan sibuk mengantar pesanan pelanggan (dokumentasi pribadi)

Kelas Blogger sedang berkunjung ke Waroeng Tung Tau Pangkalpinang (dokumentasi pribadi)
Saya yang penasaran semakin tak sabar, setelah roti keju pesananan datang. Tekstur rotinya sangat lembut, kejunya setengah lumer menyatu dengan roti.  Cocok disantap saat hangat, rasanya seperti nempel dilidah.
Kelas Blogger ketagihan, dua kali kami berkunjung di Waroeng Tung Tau. Saat menjelang senja, dan sebelum subuh kembali berkunjung.
Anda penasaran?
Yuk ke Pangkalpinang, jangan lupa mampir ke Warung Tung Tau. (salam)
Kelas Blogger

11 Feb 2016

Grand Opening Outlet ke 3 MartabakKu Menteng


Grand Openening Martabakku Menteng, Ki-Ka; Pak Dhani (owner), Pak Agfa (manager) Pak Endar (Chief) dokpri
Martabakku Menteng membuka Outlet baru, di Jalan Cipete Raya no 3 Cilandak Jakarta Selatan. Lokasi ini menjadi cabang ketiga, setelah yang pertama di Menteng dan cabang kedua di Gandaria Kebayoran baru Jakarta Selatan. Pemilihan lokasi memang sangat diperhatikan, terutama untuk kemudahan konsumen menjangkau.
Ibu Hesti Kumala, selaku Marketing Promotions Martabakku Menteng. Membuka acara Grand Opening, dengan menyampaikan harapan agar Martabakku Menteng bisa terus berkembang dan mendapat tempat di hati penggemar Martabak.
Sebagai penanda grand Opening, Bapak Agfa selaku manager Martabakku Menteng menyerahkan potongan tumpeng kuning pada Pak Dhani selaku owner dan Pak Endar Chief.
Blogger dan rekan journalis diundang, sebagai saksi grand opening cabang tiga. Tak lupa mencicipi, Martabak unggulan khas Martabakku Menteng. Setiap meja terdiri tiga/ empat orang, mendapat satu porsi dipotong menjadi 12 bagian.
Berikut Matabak yang saya nikmati, disajikan masih hangat Fresh From the oven ;
MANTEB (Martabak Manis Tebal Basah) KOMPLIT.
Sangat menggoda selera, terutama bagi pecinta kombinasi Wijen- Keju- Meises- Kacang (biasa/spesial)
Mantep (dokpri)
RED VELVET
Warna merahnya benar berani, mengingatkan pada buah strawberry. Eits tunggu dulu, yang ini tidak ada strawberrynya sama sekali. Sore itu Kami disuguhi Red velvet versi komplit, kombinasi Keju+Meisis + Kacang.
Red Velvet (dokpri)
Selain versi komplit, ada macam-macam pilihan Red Velvet atau Red velvet Series.
Red Velvet + (Cream Cheese + Oreo) ; (Skippy+Meisis+Keju) ; (Nutella + Keju + kacang) ; Toblerone + Keju + Kacang) ; Ovomaltine + Keju + kacang) ; Cadbury + Keju + Kacang)
SINFULLY DELICIOUS
Kali ini hitam legam, namun tetap saja menggunggah selera. Kami menikmati Black Komplit (Keju +Meises+ Kacang)
Black (foto dipinjam dari FB Kurnia Amelia
Nah ini dia Black Series, BLACK + (Skippy+Meises+Keju) ; (Nutella +Keju+Kacang) ; ( Toblerone+Keju+kacang) ; (Ovomaltine + Keju + Kacang) ; (Cadbury+Keju+Kacang)
MARTABAK TELOR
Martabak Telor (dokpri)
Variasinya banyak kawan's
MARTEL (Martabak telor Doang) ; MARYAM (Matabak Telor Daging Ayam) ; MARSAP (Martabak Telor Daging Sapi) ; MARSOS (Martabak Telor Sosis Ayam) ; MARTUN (Martabak Telor Ikan Tuna) ; MARNET (martabak Telor Kornet)
O'ya bagi anda penggemar martabak, Martabakku Menteng menyediakan Kartu member. Dengan kartu keanggotaan, bisa mendapatkan discount saat bertransaksi. Spesial saat pemegang kartu ulang tahun, jumlah discount yang dipersembahkan juga spesial. Yuk segera merapat, ke Jl Cipete Raya 3 Cilandak Jakarta Selatan. (salam)