13 Jan 2018

Memilih Hidup Sehat itu Tidak Mahal !



Seporsi Nanas Honi Sunpride- dokpri


Tubuh manusia, diciptakan begitu luar biasa. Bisa beradaptasi dengan segala situasi, memiliki sistem imun atau kekebalan. Daya tahan tubuh sangat bisa dijaga, dengan memperhatikan asupan diserap tubuh, juga gaya atau pola hidup yang diterapkan.

Misalnya, mengatur makanan yang dimasukkan dalam lambung. Dengan memilih dan memilah, makanan dan atau minuman yang bermanfaat atau tidak bila dikonsumsi.
Misalnya (lagi), mengatur setiap aktivitas tubuh. Kapan sebaiknya aktif bergerak, dan kapan waktunya beristirahat.

Kalau dua hal (asupan dan aktivitas) tersebut seimbang dan baik, saya yakin bonusnya adalah sehat. Ya, kesehatan adalah dambaan setiap orang.

Kerapkali, kita dibuat terlena ketika badan sedang sehat. Makan dan atau minum sesuka dan semaunya, tak memikirkan dampaknya.
Apa yang terlihat enak dan diingini, tanpa pikir panjang langsung ‘disikat.’ Tak peduli, apakah makanan disantap menguntungkan diri atau merugikan.

Maka, kalau orang bilang “Sehat itu Mahal”, kalimat ini memang tidak salah. Akan berlaku, apabila yang mengatakan sedang menderita sakit.
Proses penyembuhan dari sakit, membutuhkan biaya tidak sedikit –apalagi kalau sakitnya parah--. Ada yang rela menjual harta benda, demi mendapatkan kesehatan kembali.

Namun, kalau tubuh kita sedang sehat. Sejatinya, kesehatan itu justru (relatif) tidak mahal. Tergantung, bagaimana setiap orang menjaga kesehatannya.

Coba bandingkan, seporsi makanan junk food. Harganya sekitar (misal) tigapuluh ribu. Kalau membeli Paket, plus ice cone cokelat, kentang, dibandrol (misal) empatpuluh ribu.
Anda pasti bisa menakar, seberapa sehat makanan junkfood. Ayam diolah dengan cara ditepung dan digoreng, ditambah minuman softdrink dengan pemanis buatan.

Sekarang, bandingkan dengan membeli buah. Saya pernah menemui, sekotak nanas Honi Sunpride sudah diiris bersih dalam box bening. Kala itu sedang ada promo, harga sekotak tidak sampai limabelas ribu.
dokumentasi pribadi
Contoh lagi, Pisang Cavendish Sunpride, satu cluster tidak lebih mahal dibanding seporsi makanan junk food.  Jadi, memilih sehat sejatinya lebih ekonomis. Justru untuk menjadi sakit, ternyata perlu membayar lebih mahal.

Perihal aktivitas fisik, saya pernah dari Tangsel ke daerah jakarta Pusat. Dengan naik motor, perlu mengisi BBM (rata-rata) duapuluh ribu.
Sedangkan dengan naik TransJakarta, pergi dan pulang hanya tujuh ribu. Sementara menggunakan  commuter line, cukup merogoh kocek enamribu.

Menggunakan transportasi publik, ‘memaksa’ diri untuk berjalan dan berlari. So, kalori bisa terbakar dan badan bisa lebih enteng dan sehat.

Oke, mungkin kita tidak bisa total, meninggalkan junk food atau menikmati rasa malas. Sesekali makan di restoran cepat saji, sesekali malas tidak jalan atau lari tidak masalah. Asal jangan keterusan.

Jadi, kalau bilang sehat itu mahal. Berarti ada yang salah, dengan gaya hidup dan pola konsumsi saat sedang sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA