17 Des 2017

Indonesia Siap Menjadi Tuan Rumah Event Olah Raga Tingkat Asian untuk Penyandang Disabilitas



sumber ; indosport.com

Saat melintasi kawasan Senayan, saya (mungkin anda juga) menyaksikan, Gelora Bung Karno (GBK) sedang direnovasi besar-besaran. Rupanya Indonesia, tengah bersiap-siap menjadi tuan rumah Asian Para Games (APG) 2018 –selain Asian Games 2018.
APG 2018, adalah sebuah event olah raga akbar, khusus penyandang disabilitas. Indonesia adalah negara Asia Tenggara pertama, terpilih sebagai penyelenggara.

APG sendiri baru diselenggarakan tiga kali, pertama di China, kedua Korea dan menyusul Indonesia. Sekaligus, sebagai implementasi, Undang-undang Nomor 8 tahun 2016, mengenai Penyandang Disabilitas.

Sebagai tuan rumah, Indonesia siap kedatangan tamu, sekitar 3000 atlet penyandang disabilitas dan offisial dari 43 negara di Asia, anggota dari Asian Paralympic Committee.
Event akbar,  yang akan menyedot perhatian ini, mempertandingkan 18 cabang olah raga, dengan 582 nomor pertandingan. Seluruh cabang olah raga yang dipertandingan, akan dilagakan selama delapan hari, pada 6 – 13 Oktober tahun 2018.
Sebagaimana Asian Games 2018, APG 2018 juga tengah melakukan serangkaian persiapan. Yang sudah jelas terlihat, adalah pembangunan sarana prasarana di GBK –seperti yang kerap kita saksikan bersama, 
sumber youtube.com

Beberapa tahapan, saat ini juga sedang dilakukan, diantaranya adalah pra-sosialisasi APG 2018. Jurnalist dan Blogger, turut diundang dalam rangka pra- Sosialisasi APG 2018, oleh Indonesia 2018 Asian Para Games Organizing Committe (INAPGOC).
Saya beruntung, bisa hadir pada Jumat (15/12’17) di Summarecon Mall Serpong (SMS), berkesempatan mengenal apa itu APG 2018.
Tampak sebuah booth, berdiri di public area SMS, tak jauh dari pintu masuk Mall—paling kiri. Pada sisi kanan booth, terpasang standing banner, bergambar logo serta informasi perihal APG 2018.Tak ketinggalan, ada maskot burung dengan bulu putih paruh warna kuning –nanti dijelaskan di belakang.
Kegiatan pra-sosialisasi dengan format serupa, dijalankan di 20 titik di 15 - 16 kota besar di Indonesia. Yaitu Medan, Palembang, Batam, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung, Jogjakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Bali, Makasar, Samarinda, Ambon.
Andre Budiarjo, Ketua Penyelenggara APG 2018 -dokpri
Pada hari ini, secara serempak pra-sosialisasi di 4 kota, salah satunya di Tangerang” ujar Andre Budiarjo, selaku Ketua Penyelenggara APG 2018.
Menyusul, pada 18-19 Desember, pra-sosialisasi di 5 wilayah Jakarta. Kemudian pada 23- 24 Desember, akan ada workshop fotografi dan pameran di museum Seni Rupa dan Keramik di Kota tua. Tidak tanggung-tanggung, untuk workshop fotografi, menghadirkan narasumber Darwis Triadi dan Arbein Rambey.
Pra-sosialisasi terus digencarkan INAPGOC, sampai tahap sosialisasi jelang penyelenggaraan APG 2018.

Dengan harapan, masyarakat mulai mengetahui apa itu APG 2018. Kemudian masyarakat mengapresiasi, tertarik datang dan menyaksikan langsung atau tidak langsung APG 2018.
Terus terang, saya pribadi (sebelumnya) kurang tahu menahu APG. Dengan pra-sosialisasi semacam ini, menjadi sarana perkenalan sekaligus sebagai fungsi edukasi.
O’ya, masyarakat bisa terlibat lebih jauh sebagai volunteer APG. Kebutuhan volunteer cukup banyak, sekitar  delapan ribu. Cara mendaftar, silakan klik web http://2018apg.id/volunteer/  

Slogan APG 2018, adalah ‘The inspiring Spirit and Energy of Asia’ APG 2018. Membawa empat misi, yaitu determination, courage, equality and inspiration. Empat misi ini , sangat diharapkan dapat memperkenalkan tekad kuat dan kepercayaan diri para atlet, dalam menghadapi tantangan, baik fisik maupun mental.

Sekaligus mempromosikan kesetaraan dalam kehidupan, bahwa atlet penyandang disabilitas pun, berhak diberi ruang untuk unjuk prestasi.
Saya pastikan, atlet  APG 2018 yang berprestasi, akan mendapat reward dari Kemenpora,” tegas Andre Budiarjo
Slogan APG 2018, diperkuat dengan kehadiran maskot bernama Momo (Motivation and Mobility). Maskot yang terinspirasi dari hewan Elang Bondol. Elang Bandol sendiri, konon juga menjadi simbol masyarakat Jakarta yaitu di daerah Condet.
APG 2018, diharapkan meninggalkan, jejak fisik maupun non fisik.  Secara fisik, berupa fasilitas olahraga di Indonesia –dimulai dari GBK, didesign memenuhi syarat penyandang disabilitas. Hal ini penting, guna memberi kesempatan lebih luas, bagi siapapun bisa memanfaatkan sarana olah raga.
Saya membayangkan, saudara kita penyandang disabilitas, yang atlet lari memakai kursi roda. Pasti membutuhkan, lintasan yang lebih lebar, bisa bertanding sekaligus aman -- meminimalisir terjadi benturan.
Foto Session bersama Jurnalist -dokpri
Selain itu sarana olah raga lain, bagi atlet penyandang disabilitas, pada cabang olah raga sepak bola, senam, atletik dan sebagainya, pasti membutuhkan venue khusus. Belum lagi sarana prasana seperti elevator, ruang ganti, toilet, tentu membutuhkan ruang lebih lega menyesuaikan kebutuhan.
Demi kesiapan teknis dan non teknis, INAPGOC mendapat kunjungan perwakilan beberapa federasi international olah raga. Pada 6 – 8 Desember 2017,  INAPGOC telah menginformasikan perkembangan tentang persiapan APG 2018.
Saya semakin tidak sabar, ingin menjadi bagian APG 2018. Sebagai saksi sejarah,  lahirnya atlet penyandang disabilitas Indonesia berprestasi.  

8 komentar:

  1. saya semangat memberi dukungan untuk mereka para atlet penyandang disabilitas, dengan kekurangan mereka, Pasti bisa memberikan prestasinya untuk Bangsa Indonesia.Oh ya semoga berjalan lancar ya acaranya dan proses renovasi nya.

    BalasHapus
  2. Ada kebanggaan tersendiri indonesia menjadi tuan rumah, semangat sodara disabilitas jgn pernah anggap remeh mereka

    BalasHapus
  3. Indonesia punya banyak atlet paragames yang berkualitas... semoga dengan menjadi tuan rumah, para atlet dari Indonesia semakin bersemangat...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga atlet Para games Indonesia sukses

      Hapus
  4. Bangga banget Indonesia jadi tuan rumah APG.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA