8 Okt 2017

Situasi Lingkungan Kerja dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Jiwa



outsmartstress(dot)com

Kalau kita amati dan perhatikan, saat ini Ibukota sedang berbenah untuk moda transportasi baru MRT. Sementara waktu, masyarakat harus bersabar dengan kemacetan parah di beberapa titik.
Saya termasuk merasakan, ketika naik moda transportasi TransJakarta. Ruas jalan di perempatan Lebak bulus menyempit, akibat penggalian tanah untuk pondasi MRT. Bayangkan, dari Pondok Indah sampai Lebak Bulus, bisa memakan waktu tempuh sekitar dua jam.

Stress, pasti dong, apalagi kalau sedang buru-buru. Bagaimana dengan pekerja kantoran, yang waktunya sudah ditetapkan jam delapan sampai jam lima sore. Sudah dijalanan stress, sampai di kantor setumpuk pekerjaan sudah menanti.
Pada lingkungan kerja di manapun, kita tidak bisa menghindari situasi sebagai pemicu stress. Kalau kondisi stress tidak dikelola, lama-lama bisa mengganggu kesehatan jiwa.
WHO sebagai organisasi dunia yang concern terhadap kesehatan, sangat memperhatikan aspek kesehatan jiwa. Dalam rangka hari Kesehatan Jiwa Dunia 2017, dikedepankan tema lebih spesifik ‘Kesehatan Jiwa di Tempat Kerja.’
-0o0-
Dalam rangka memperingati ‘Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2017,’ Kementrian Kesehatan RI mengajak blogger, menyosialisasikan pentingnya masyarakat aware pada kesehatan jiwa.
Seperti kita ketahui, pada setiap tahap kehidupan manusia, ada ratusan situasi dihadapi yang berpotensi menimbulkan stress.
Dr.dr. Fidiansjah, Sp. KJ, MPH selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza -dokpri
Dr.dr. Fidiansjah, Sp. KJ, MPH selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, dalam acara temu blogger menyampaikan,”Secanggih apapun teknologi, kalau sumber daya manusia tidak berkualitas, maka tidak ada manfaatknya. Evolusi pengembangan sumber daya manusia, menjadi bagian dari management perubahan. Outputnya, meningkatnya layanan publik, reformasi birokrasi, anti KKN dan profesionalisme SDM dengan semangat integritas, etos kerja dan gotong royong.”
Tapi perlu kita sadari bersama, bahwa kesehatan tidak hanya menekankan pada sehat fisik. Sehat paripurna adalah sehat mental, sehat fisik,  spiritual dan sehat sosial. Akan pincang kalau hanya sehat fisik saja, tetapi masih sakit jiwa atau lainnya.
Sakit fisik dan sakit jiwa tidak bisa dipisahkan, tapi jangan selalu dihubungkan, bahwa sakit jiwa identikkan dengan gila.
Kondisi cemas, stress, panik, ketakutan adalah indikasi gangguan kesehatan jiwa yang berdampak pada kesehatan fisik. Data dari Riskesdas 2016, menunjukkan 6 dari 100 penduduk ternyata mengalami stress.
Tiba-tiba, saya teringat lagu Indonesia Raya. Pada lirik, “Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya,” W.R Supratman sang pencipta lagu ternyata benar-benar genius, menata lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan memperhatikan aspek fisik dan jiwa.
Apa Tujuan Peringatan Hari Kesehatan Jiwa 2017
Peringatan Hari Kesehatan Jiwa, yang jatuh pada setiap tanggal 10 oktober. Untuk tahun 2017, bertujuan ‘meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan jiwa. Jangan ada stigma, bahwa sakit jiwa identik dengan gila.’
Bagaimana menghindari indikasi kesehatan jiwa, tidak lain melalui curhat sebagai metode menghindari gejala depresi.
Depresi bisa berhubungan dengan pekerjaan, sehaingga antara pimpinan dan karyawan musti ada wahana menyampaikan uneg-uneg. Tampat kerja yang sehat, akan membuat pekerja sehat. Semua kondisi perlu dimaintenance secara komprehensif, melalui pendekatan yang lebih efektif.
-0o0-
dr. Eka Viora Sp. KJ, selaku Ketua Pengurus Pusat Persatuan Dokter Spesialist Kesehatan Jiwa Indonesia -dokpri
dr. Eka Viora Sp. KJ, selaku Ketua Pengurus Pusat Persatuan Dokter Spesialist Kesehatan Jiwa Indonesia, sebagai narsum kedua dalam acara temu blogger, mengemukakan,” Kesehatan jiwa di tempat kerja, berkaitan dengan produktifitas di tempat kerja. Permasalahan di tempat kerja bisa berdampak dengan kondisi di rumah, yang jadi korban anaknya. Kalau kesehatan jiwa ditempat kerja tidak dikenali, maka upaya mengatasi permasalahan sulit dilakukan.”

Sejatinya bekerja baik untuk kesehatan jiwa, tapi lingkungan kerja yang buruk, tentu tidak baik untuk kesehatan jiwa.
Setiap tempat kerja, perlu mempromosikan upaya kesehatan jiwa bagi pekerjanya. Sehingga, pekerja tidak sering absen dan mengeluh, berdampak pada penurunan kinerja. Komunikasi antara atasan dan bawahan, atau sesama rekan kerja perlu dihidupkan.
Apalagi, akibat beban kerja, lembur, tekanan dan target, tindak kekerasan, bully sesama teman kerja, semua situasi akan mempengaruhi emosi.
Kalau emosi tidak stabil, dampak pada ketahanan fisik dan perilaku. Sementara pada kondisi fisik yang rentan, bisa berakibat sakit maag, diabet dan sakit fisik lain.
Konflik interpersonal, rendah diri, antar pekerja, akan dimanifestasikan dalam bentuk kemarahan dan protes. Dampaknya, kinerja menjadi buruk, integritas menurun, moral rendah, komitmen rendah, perputaran staf sangat cepat.


rubyhytotherapi(dot)com
Stress ibarat sebuah proses adaptasi, tentu menimbulkan reaksi pada tubuh, fisik dan pikiran. Stress dibangkitkan stresor internal, seperti frustasi, sedih, benci, iri. Stress juga bisa dibangkitkan oleh stresor dari luar diri, seperti dibohongi, dikhianati, kehilangan dan lain sebagainya.
Bagaimana mengelola Stress ?
  • Kenali penyebabnya
  • Ketahui teknik mengelola stress
  • Perbaiki kualitas hidup
  • Konflik di tempat kerja, membuat karyawan tidak bekerja secara optimal. Produktifitas menurun, terkait dengan dengan situasi tidak sehat di tempat kerja.
Kalau sudah stress, bisa saja memicu praktek gaya hidup tidak sehat. Seperti merokok, banyak makan manis, berlemak, alkohol, narkoba, tentu akan berdampak pada produktifitas.
Maka kenali stress, kemudian kelola dengan cara positif, sehingga tidak berdampak pada hal negatif dan memperngaruhi kesehatan.
So, apa pesan peringatan hari kesehatan jiwa dunia?
Memberi pesan semua pemangku kepentingan, untuk pengadaan sarana pengelolaan kesehatan jiwa.

6 komentar:

  1. Dulu lingkungan tempat syaa bekerja asik banget makanya saya betah. Menghadapi Senin selalu bersemangat, Jadi sy setuju banget kalau lingkungan kerja harus dibikin nyaman untuk para karyawannya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya benar, lingkungan kerja sangat berpengaruh pada kesehatan jiwa

      Hapus
  2. menghindari konflik sama teman kantor, hidup nyaman tenteram tanpa stress

    BalasHapus
  3. Aku stress, ajak aku jalan-jalan dong, plissss

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA