11 Nov 2016

Menempuh Jarak 550 KM untuk Anak-Anak SOS Children's Villages

Press Confrence SOS Children's Villages -dokpri

Kalau mendengar usia dengan angka 55 tahun, apa yang terbayang di benak anda?
Sebagian kita mungkin berpikir, usia  tersebut adalah menjelang istirahat karena biasanya sudah pensiun. Kondisi fisik mulai melemah, tenaga tak lagi sepenuhnya fit. Sebagian besar mungkin ada benarnya, tapi ternyata tak sepenuhnya benar.
Mau bukti ?
Adalah Gatot Sudariyono (55 tahun), seorang pensiunan saat ini beliau juga berwiraswasta. Melihat penampilan lelaki lulusan ITB, saya tangkap kesan sehat dan semangat terpancar dari raut muka. Hal ini tentu tak lepas dari gaya hidup sehat, serta kegemarannya pada olah raga lari.

Siapa sangka saat masih aktif sebagai pekerja kantoran, Gatot sempat memiliki bobot tubuh 85 kg. Bermula saat berada di Tokyo, orang-orang sedang berlari untuk mempersiapkan event lari kelas dunia. Hal ini memantik semangat Gatot, mengikuti beragam event lari.
Setelah aktif berolah raga termasuk lari, kini 25 kg lemak berhasil dibuang dari tubuhnya. Kini aksi lari 550 KM dilakukan Gatot, dalam rangkaian perayaan 44 tahun SOS Childern's Villages Indonesia.
ki-ka ; Teguh (movit), Gatot Sudariyono, Greg Haditano Nitihardjo -dokpri

Apa itu SOS Childern's Villages ?
Adalah organisasi nirlaba, yang bergerak untuk memperjuangkan hak-hak dasar anak khususnya dalam pengasuhan. Berdiri sejak tahun 1949, sudah menyebar di 134 negara termasuk Indonesia. Bagi anak-anak yang kehilangan pengasuhan, SOS Childern's Villages memberikan pengasuhan berbasis keluarga.
SOS Children'sVillage Indonesia berdiri tahun 1972, sudah ada 8 Desa Anak (Childern's Villages), yaitu di Lembang, Jakarta, Bali, Flores, Semarang, Banda Aceh, Meulaboh dan Medan. Totak ada 1300 anak asuh, berada di 8 Desa Anak SOS tersebut.
Greg Hadiyanto Nitihardjo, selaku National Director SOS Childern's Villages Indonesia mengungkapkan dalam press confrence
"Banyak anak yang kehilangan keluarga dan orang tua, banyak pula pihak yang membantu namun tidak seratus persen seperti yang diharapkan anak. Anak-anak tidak  sekedar butuh selimut dan nasi, tapi yang paling dibutuhkan adalah orang yang menyayangi mereka. Apa yang ada dalam sebuah keluarga yang ideal, dicopy paste oleh SOS Childern's Villages. Yaitu dengan menghadirkan ibu asuh yang permanen, yang selalu ada dan mendampingi anak-anak  setiap hari. Konsep ini dibangun SOS Childern's Villages, agar anak-anak tidak kehilangan pengasuhan.
SOS Children's Villages Indonesia tidak dapat bekerja sendiri, diperlukan dukungan dari masyarakat, komunitas hingga pemerintah untuk mewujudkan mimpi anak sebagai generasi penerus bangsa. Kreatifitas publik dalam mendukung SOS Childern's Villages, adalah wujud kepedulian masyarakat dalam pemenuhan hak-hak anak"
-o0o-
Gatot Sudariyono, sosok yang peduli dengan pendidikan anak-anak Indonesia khususnya di SOS Childern's Villages. Aksi 'Run To Care 550KM for Childern' mengajak serta partisipasi publik mengumpulkan donasi dengan berlari.
Aksi lari ini sudah dimulai dari Penang 100 ultra Marathon (16-17 September 2016), ditempuh dalam 18 jam.  Akan dilanjutkan pada Jakarta 100 Ultra marathon dan Borobudur 116 Ultra marathon pada november ini. Ada rangkaian lari berikutnya, 'Coast to Coast Run'  adalah jalur yang dicanangkan pribadi, melintasi pantai Sindang Barang Cianjur melalui Cipanas Bogor dan berakhir di pantai Ancol berjarak 227 KM pada 23 Desember 2016. Donasi yang ditargetkan adalah 440 juta, seluruhnya diserahkan untuk biaya pendidikan anak-anak SOS Childern's Villages Indonesia.
"Berlari di atas 42 KM belum Ultra, sementara berlari di atas 100 KM baru Ultra. Berlari itu seperti teater, kalau teater sekitar 2 jam sementara lari bisa berdurasi 18 jam yang akan dishare pada audience. Saya punya 1000 jaringan, yang akan memviralkan foto setiap 10 KM disertai caption. Pelari bisa menjadi medium untuk donatur datu filantropis, bahwa medium ini harus diceritakan" papar Gatot Sudariyono.
Penyerahan donasi untuk SOS Children's Villages -dokpri
O'ya, Run To Care ini adalah kali kedua setelah agustus dilakukan Gatot. Aksi penggalanan dana serupa, sudah dilakukan oleh komunitas Obler (Oneng Blarian) dan KLM (Komunitas Lari Malam) berhasil mengumpulkan dana 26.490.122. Hal ini cukup sebagai bukti, bahwa pelari peduli pada masa depan anak-anak Indonesia.
Aksi Run To Care semakin menarik, akan diendorse oleh public figur Rebecca Rajman dan Dira Sugandi. Rebecca sendiri menyatakan siap, mendukung dengan lari 10 KM. Dira Sugandhi sendiri salut dengan aksi Gatot, selama ini juga peduli dengan penderita kanker. Bersyukur di Indonesia, masih banyak orang peduli dengan sesama.

Untuk mengetahui lebih detil tentang Run To care dan ingin berdonasi, silakan kunjungi www.sos.or.id. 

2 komentar:

  1. Waah senangnya kalau ada yan masih peduli sama sesama..
    Itu beneran Lari 550 Km mas ?

    jauh yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren banget Pak Gatot ini
      Tambah sehat selalu amin

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA