2 Apr 2016

Bersama Lebih Terjangkau, Prinsip Arisan Mapan


Sebagaian besar masyarakat Indonesia,  saya yakin sudah tak asing dengan kata Arisan.  Mulai dari kalangan sosial ekonomi bawah, sampai kalangan Sosialita bisa saja melakukan kegiatan ini. Aneka macam bentuk motif ada dibaliknya, namun sebenarnya esensinya sama yaitu kebersamaan.
Acara Blogger Gathering Pt Ruma, tampak Bapak Hendra Tjanaka sedang presentasi,  beliau selaku Chief of Marketing  and sales  PT. Ruma (dok foto dari FB Mapan)
Arisan keluarga, biasanya menjadi ajang silaturahmi atau sarana berkumpul antar saudara. Arisan RT atau antar tetangga, lazimnya  tempat saling mengenal dan lebih akrab dengan penghuni di satu lingkungan. Semakin atas tingkat sosial ekonomi, biasanya mulai bergeser kepentingan.


Kalau anda pernah menyaksikan film Arisan disutradari Nia Dinata, berkisah tentang istri orang-orang kaya. Kegiatan ini dimaknai lain, sebagai ajang bersosialisasi dan memiliki motif terselubung (baca pamer). Semua tergantung individu masing-masing, tak ada aturan baku yang mengatur tentang kegiatan arisan.
Tapi tetap saja, ada unsur kebersamaan dan saling membantu dalam kegiatan Arisan
Arisan Mapan
Kami blogger's mendapat kesempatan hadir, dalam acara Blogger Gathering Arisan Mapan. Bertempat di kantor yang beralamat di jalan Bulungan, kami mendapati banyak pengetahuan  baru tentang Arisan Mapan.
Memasuki lantai lima gedung Ruma, membaca-baca brosur dan katalog yang tersedia. Benak saya langsung tertuju pada kejadian keseharian yang kerap dijumpa, bapak-bapak tertatih memikul aneka macam perabot di keranjang yang super besar (pasti berat).
"Parabot-Parabot-Parabot" begitu sang bapak menawarkan dagangan.
Saya pernah mengamati, si pedagang berhenti di tempat teduh langganannya. Ibarat pepatah "ada gula ada semut", ibu-ibu langsung datang menyerbu.  Berpakaian daster seadanya, ada yang sambil menggendong anak balita.  Mendekat dagangan kemudian memilih-milih, bertukar cerita apa saja. Sambil pulang ada yang membawa panci, ada juga wajan, ember, bak cucian, peralatan makan, dan aneka barang ditawarkan. Si bapak mengambil buku catatan, sigap mendata nama pembeli dengan sistem pembayaran disepakati.
Proses Simbiosis Mutualisme terjadi, pedagang laku barangnya dan pembeli terbantu karena membayar sedikit demi sedikit (tak merasa berat).
Konsep Arisan Mapan
"Gotong royong" itulah kata tepat, untuk mendasari hadirnya Arisan Mapan. Sesama anggota bisa saling membantu, untuk mendapati barang yang diidam-idamkan. Arisan Mapan, adalah produk layanan arisan barang yang memudahkan masyarakat meraih barang yang diimpikan dengan lebih mudah, aman dan nyaman.
Apalagi kalau di daerah terpencil masih di Pulau Jawa pula, barang yang sama tapi harga jauh berbeda dengan di kota. Banyak faktor yang menyebabkan, satu diantaranya sulitnya akses atau distribusi barang ke daerah tersebut. Mahalnya biaya pengiriman, mengakibatkan naiknya harga barang.
Alhasil saudara kita yang di daerah pelosok, terpaksa tak bisa menikmati setiap barang yang diingini dengan harga terjangkau.
00o00
Pak  Aldi Haryopratomo, selaku CEO PT.Ruma,  berkisah tentang Ketua Arisan di daerah Cilegon. Teh Yayat  semula hanya berjualan minuman juice di toko kecilnya, kemudian berkembang jualan pulsa hanphone dan rekening listik. Dengan produk yang terbatas penghasilan juga terbatas, tentu peluang untuk berkembang sangat terbatas.
Sampai  akhirnya bergabung sebagai ketua arisan, mengumpulkan tetangga sepakat membeli barang yang dibutuhkan dengan sistem arisan.
Pada video testimoni, Teh Yayat merasakan manfaat bergabung bersama Arisan Mapan. Tak perlu menyetok barang, apalagi ruang di toko juga terbatas. Selain itu tak perlu memikirkan ongkos kirim barang, semua ditanggung oleh Arisan Mapan. Teh Yayat sendiri sudah punya 10 kelompok Arisan (setiap kelompok min 5 orang), dengan perputaran uang sekitar 60 juta per bulan.
Masih banyak video testimoni ketua Arisan, ada seorang ustad dan pendeta, kemudian Shinta yang seorang guru menjadi ketua arisan.
Pak  Aldi Haryopratomo, beliau selaku CEO PT.Ruma , sedang menyampaikan pemaparan tentang Arisa Mapan (dokumen pribadi)

Bagaimana Cara bergabung di Arisan Mapan?
Pertama kumpulkan anggota dulu, minimal 5 maksimal 15 orang.  Banyaknya jumlah anggota, mempengaruhi cepat lambatnya setiap anggota mendapat barang. Kemudian tentukan barang yang diinginkan, harga barang sekaligus jumlah cicilan ada dalam panduan katalog. Tentukan bersama jumlah dan waktu penyetoran, kemudian lakukan pendaftaran.
Untuk mendaftar dilakukan secara online ( Klik di SINI), atau offline melalui staff PT. RUMA yang ada dilapangan. Penyetoran uang dapat dilakukan pada setiap periode arisan, tentu di bawah koordinator ketua Arisan. Kemudian pihak RUMA akan melakukan pengocokan, penerima arisan akan diinformasikan melalui SMS kemudian barang dikirim ke alamat penerima.
Khusus ketua Arisan, akan mendapat penghasilan tambahan karena sudah mengelola kelompok arisan tersebut.
Siapa yang bisa jadi Ketua Arisan?
Siapapun bisa, tanpa modal dengan waktu yang fleksibel. Seperti pada video testimoni, ustad, pendeta, guru bisa menjadi ketua Arisan tanpa meninggalkan pekerjaan utama.
Tapi tunggu dulu, saya jadi ingat kasus ustad ternama (initial YM). Saat itu mengadakan patungan membuat hotel, kemudian tersandung kasus di OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Jawabannya ada di sini !
Pembicara kedua adalah Bapak Hendra Tjanaka,  beliau selaku Chief of Marketing  and sales  Ruma.
Pak Hendra menjelaskan bahwa, Arisan mapan sudah terdaftar di Kementrian Perdagangan dan Asosiasi Pedagang Langsung Indonesia (APLI).  Ruma yang berdiri tahun 2009, telah berkembang menjadi 50 cabang dengan 70.00 ribu anggota tersebar di Pulau Jawa dan Bali
"karena produk kami bukan keuangan, jadi tidak berhubungan dengan OJK" tambahnya
Kebanyakan anggota Arisan Mapan ada di daerah terpencil, karena memang minimnya akses serta infrastruktur yang kurang mendukung. Masyarakat kesulitan, mendapati barang yang diinginkan. Sementara siaran televisi yang masyarakat saksikan, menayangkan iklan aneka produk yang menggoda.
Saya jadi ingat satu kalimat dari Rhenald Khasali dalam satu acara televisi,  "Dimana ada kegelisahan di situ ada peluang".
Nah kegelisahan masyarakat kendala akses, dengan baik difasilitasi oleh Ruma lewat Arisan Mapan. Selain itu ada semacam sanksi sosial, satu anggota akan menyemangati anggota lain untuk segera membayar arisan. Karena ketepatan pembayaran setiap anggota, otomatis mempengaruhi "nasib" anggota lain segera mendapat barang pada waktu yang tepat juga.
Kalau sudah membayar pada kocokan sebelumnya, padahal belum dapat barang tapi tidak bisa mencicil pada kocokan berikutnya. Solusinya dicarikan pengganti orang, yang bersedia melanjutkan pada periode berikutnya.
O'ya, dalam satu kelompok arisan barang tidak harus sama lho. Tentu saja, jumlah pembayaran setiap anggota tergantung jenis barang yang diambil.
00o00

Ibu Ria seorang Ketua Arisan Mapan, hadir pula pada acara Gathering Blogger memberikan testimoni. Bu Ria bergabung sejak bulan desember, sudah memiliki 20 kelompok arisan (setiap kelompok lima orang).
Untuk mengatasi anggota yang "nakal" Bu Ria punya tips, sebaiknya mencari orang arisan yang sudah kenal. Namun lama-kelamaan, Bu Ria punya cara jitu dalam mengelola kelompok. Yaitu dengan pendekatan secara personal, sehingga semua bisa berjalan dengan baik dan lancar.
Untuk mendapatkan anggota arisan, bu Ria menggunakan medsos (Facebook) untuk promosi. Kemudian juga memanfaatkan chatting BBM atau WA, agar menarik penasaran sekaligus keingintahuan calon anggota Arisan.
Pada ujung acara, sembari makan siang kami satu meja dengan Pak Hendra. Teman-teman antusias bertanya banyak hal, tentang hal yang ingin dikulik mengenai Arisan Mapan.
Kok saya membayangkan, saudara kita yang tinggal di dusun bahkan di kaki pegunungan. Mereka berwajah cerah dan  tersenyum lebar, karena tak ketinggalan bisa memiliki barang seperti saudara di perkotaan. Kebetulan saya sendiri berasal dari desa kecamatan, merasakan terbatasnya alat transportasi. Sampai sekarang waktu subuh kendaraan baru ada, kemudian angkutan umum mulai sepi menjelang maghrib tiba (sekitar jam 16.00).
Ruma menjadi jembatan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah agar dapat hidup mapan dan berdaya saing. Saya menarik satu kesimpulan sendiri, mungkin ini menjadi latar belakang dari nama Arisan Mapan. (Salam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA