30 Agu 2015

Industri Kreatif di Kompas Karier Fair 2015


Panggung Utama KKF 2015 (dokpri)
Angkatan kerja terus bertambah tiap tahun, sementara dibarengi penyedia pekerjaan yang terbatas. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan, antara jumlah pencari kerja dan lapangan pekerjaan. Pada satu sisi perusahaan atau instansi pencari pekerjaan, tentu ingin merekrut tenaga kerja handal.
Kompas karier Fair (KKF) 2015 menjadi penengah keduanya, mempertemukan ribuan pencari kerja dan ratusan pekerjaan. mencari pekerjaan ibarat mencari jarum ditumpukkan jerami, namun upaya KKF 2015 patut diapresiasi.

 
Jumat pagi 28/8'15
Lapangan tempat parkir roda dua mulai terasa beda, anak muda sibuk memilah berkas di atas jok motor. Tumpukkan fotocopy persyaratan surat lamaran pekerjaan, dibundel menjadi satu dimasukkan dalam amplop.
Parkir Motor Balai Kartini (dokpri)

Antrean di Parkir bassement balai kartini (dokpri)
Sementara lantai basement Balai Kartini mulai sesak, yang biasanya melajadi lahan parkir tampak lain. Mengular panjang antrean calon pencari kerja, sedang menuju loket pembelian ticket. Antrean belum berhenti di locket tiket saja, berlanjut pada loket peserta yang sudah daftar online dan mendaftar on the spot. Dua loket berbeda kategori dipisah, dengan tali dan dipasang papan petunjuk.
"untuk pendaftaran online sudah tutup dua hari yang lalu" ujar Naomi manager Kompas karier "Yang daftar mendadak masih dibuka kesempatan" 
Kompas Karier Fair yang digelar rutin setiap tahun, menjadi ajang paling dinanti sekaligus diburu. Tahun 2015 dipasang target 12 ribu pengunjung, sementara 130 booth sudah terisi aneka perusahaan.
Dengan ID Card sebagai visitor saya masuk, melewati pintu pengunjung yang dijaga ketat. Kalau ketahuan masuk tanpa ID, petugas dengan tegas melarang melintasi pintu. Maka bagi pengunjung 'illegal' diarahkan ke loket tiket, setelah menjalani proses akan diberi ID Card Visitor.
Suasana KKF 2015 (dokpri)
Sejumlah perusahaan terkemuka dari berbagai bidang, penuh dengan pengunjung yang mencari informasi pekerjaan. 
Tampak perusahaan dari group Kompas, diantaranya Kompas Gramedia, Kompas TV, Kompas.com. Pada bidang perbankan terdapat nama tidak asing, Bank Danamon, Standard Chartered Bank, Bank DKI, BCA, HSBC, NISP, Bank OCBC, CIMB Niaga, BRI, Bukopin.
Ade Heryanto, senior Manager CIMB Niaga, merasakan event Kompas Karier besar impactnya. Kebutuhan untuk posisi teller, Customer Service dan posisi lainnya sangat terakomodir melalui KKF 2015. Seluruh posisi yang ditawarkan, sebagian besar untuk cabang di wilayah Jabodetabek.
"CIMB Niaga rutin setiap tahun ikut dalam Kompas Karier" jelas Ade "Sejauh ini kami puas"
Sementara Maya yang terlihat antre di booth CIMB Niaga, saat ini adalah karyawan magang di sebuah bank swasta. Saya sempat bertanya ditengah antrean, persis di depan booth CIMB Niaga.
"bulan depan saya sudah habis masa kontrak, jadi harus mulai mencari dari sekarang" kata perempuan usia duapuluhan ini.  
Suasana KKF 2015 (dokpri)
Sementara dari perusahaan property, tampak booth  Intiland Development dan Jaya Real Property. Pada industri bahan makanan, ada nama besar Indofood Sukses Makmur-Div Bogasari, Sari Rasa Nusantara, Kino Indonesia, Arena Gourmet, Ajinomoto Indonesia. 
Pada perusahaan Asuransi terdapat booth, Asuransi AXA Indonesia, Asuransi Umum BCA, Pratama Interdana Finance, BNI Life Insurance, Central Santosa Finance, Mitra Pinasthika Finance, Axa Mandiri Financial Services, Asuransi MSIG Indonesia, Asuransi Raya.
"Kami membuka banyak posisi, terutama untuk Finacial advisor" jelas Maria dari Axa Mandiri
-0-o-0-
Ada dua booth yang cukup menarik perhatian saya, yang pertama adalah Otoritas Keuangan Jakarta (OJK). Nama institusi sempat melambung, berkaitan dengan nama Ustad Yusuf Mansyur. Kala itu kegiatan urunan berjamaah sang Ustad dianggap illegal, karena menyalahi prosedur pengumpulan keuangan masyarakat. (tapi sudahlah saya tidak membahas kisah lama ini)
Saya sengaja menyambangi booth OJK, mendapati informasi tentang keberadaannya di KKF 2015. OJK ingin sosialisasi dan mengedukasi masyarakat, tentang apa dan bagaimana itu OJK. Bahwa perencanaan dan pengelolaan keuangan itu penting, bagi seluruh masyarakat Indonesia. Sementara untuk recruitment saat ini belum ada, kalaupun dibuka nanti akan diinformasikan lebh lanjut lewat website.
Booth Humas Polri- Tampak Ipda Tyani Lucida (dokpri)
Satu booth lagi yang cukup menarik perhatian saya, adalah booth Humas Polri yang tak kalah ramai pengunjung. Ipda Tyani Lucida yang menjadi pembicara di panggung,  sempat memberi ulasan singkat. Bahwa Lembaga kepolisian membutuhkan tunas muda, saat ini proses recruitemen  sejumlah 420 bintara. Terdiri dari 400 laki-laki dan 20 perempuan, bertugas sebagai penyidik pembantu.

Saya yang mendatangi booth Humas Polri, melihat antusias pencari kerja cukup besar. Sistem pendaftaran dilakukan secara online, pelamar cukup mengisi biodata melalui laptop yang disediakan Polri.
"saya pengin mencoba mendaftar di Polri" kata Trisno lulusan Untar "tadi saya juga masukkan di perusahaan swasta lainnya, yang penting banyak masukin lamaran"
Sebagian besar pencari kerja bersikap seperti Trisno, yaitu mengirim lamaran ke sebanyak-banyaknya perusahaan.
"Kalau ada panggilan dari beberapa perusahaan, itu urusan belakangan" lanjut Trisno tersenyum.
Ruang Interview (dokpri)
Selain itu Panitia KKF 2015 menyediakan ruang wawancara, digunakan perusahaan yang ingin langsung interview calon karyawan. Tampak beberapa bilik interview terisi, pelamar biasanya menyerahkan hardcopy berkas lamaran.
Selain yang sudah lulus terdapat juga mahasiswa, Wawan yang mengaku belum lulus sudah hunting lowongan di Perusahaan.  
"Nanti kalau sudah lulus jadi tahu perusahaan mana saja yang akan dituju" jelasnya singkat
-0-o-0-
Jarum jam di angka 11.00
Panggung utama KKF 2015 diisi talkshow, menghadirkan sutradara dan artis sinetron Tiga Dara. Sinema electronik yang tayang di MNCTV ini, tiba tiba memberi pencerahan baru untuk saya.  Betapa trend pencari kerja masih didominasi pada sektor formal, menjadi pegawai kantoran dengan gaji bulanan masih favorit. Ada sisi security yang dikedepankan calon pegawai, dengan mendapatkan gaji bulanan secara tetap meski (misalnya) kecil.
Padahal di industri kreatif tak menutup kemungkinan, bisa membangun karir bagus dan efeknya pada income. Masalah tidak tetapnya penghasilan, bisa disiasati dengan pengelolaan keuangan yang baik. Menjadi sutradara atau penulis skenario, menjadi orang dibalik layar dan bidang kreatif lain relatif minim peminat.
Perusahaan Peserta dan sponsor KKF 2015 (dokpri)
Pada saatnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) membawa pengaruh, perdagangan terbuka lintas antar negara di kawasan Asean. Bukan hal mustahil kompetisi semakin kompetitif, di semua sektor bisnis dan trading. Endingnya kualitas pribadi yang dinamis dan tangguh, niscaya yang mampu bertahan ditengah persaingan. Pada industri kreatif akan terpoles jiwa-jiwa dinamis, mampu menempatkan diri pada segala situasi.
Saya teringat sebuah kalimat dari (alm) Om Bob Sadino, tentang sebuah indikasi bangsa yang bisa dikategorikan sebagai negara maju. Paramaternya bisa diukur dari prosentase masyarakat, sebesar kisaran rentang 2 - 5 %  memilih menjadi wirausaha. 
Konon semakin banyak generasi muda berwirausaha, akan meringankan beban pemerintah mengatasi angkatan kerja. Dengan kesadaran generasi muda membuka lapangan kerja, maka potensi kemandirian akan terasah. Dari kemandirian setiap individu kalau jumlahnya signifikan, akan membawa pengaruh besar pada bangsa.

Pada jiwa mandirilah persoalan besar akan terurai, negeri tercinta ini akan menjadi tangguh. Mungkin saja bangsa kita Indonesia dalam tahapan proses, menuju menjadi bangsa yang siap bersaing di kancah Asean bahkan dunia.

O'ya KKF 2015 diadakan selama 2 hari (28, 29 agustus'15) kawan's, namun kalau kelewatan masih ada rangkaian kegiatan selanjutnya klik di sini www.kompaskarier.com . Semoga saja keberhasilan berada di tangan anda, dan KKF 2015 menjadi ajang atau pintu yang mengantarkan. (amin dan salam)  

4 komentar:

  1. Liputannya mantap, coba lagi di Jakarta mau juga ikut bareng Kompasiana meliput acara bursa KKF.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kapan2 kalau sempat ke Jakarta kopdar mas dg Kompasianers jkt :)
      salam kenal

      Hapus
  2. jadi kangen dengan masa ini, saya pernah juga ikutan acara semacam ini dulu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Lia trimakasih sdh berkunjung
      salam :)

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA